Terungkap Tujuan Utama KKB Tembaki Brimob di Papua, Ingin Gagalkan Pemilu, TNI Tambah Pasukan
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melakukan aksi penembakan yang menewaskan seorang anggota Brimob. Tujuan utamanya terungkap, gagalkan pemilu
Matheus mengaku telah mengamati usaha pemerintah provinsi, kabupaten, dan pemerintah pusat yang teka pernah mendapatkan titik temu untuk menyelesaikan persoalan ini.
"Saya kira ini, antara provinsi, kabupaten yang bersangkutan dan Jakarta harus duduk sama-sama. Karena selama ini tidak ada duduk sama-sama,"ujarnya.
Walaupun ditolak pemerintah Indonesia, sudah ada usulan dari sejumlah pihak agar pemerintah menarik pasukan TNI dan Polisi dari wilayah pecahan Kabupaten Jayawijaya ini.
Staf Khusus Presiden Kelompok Kerja Papua, Lenis Kogoya mengklaim telah menyampaikan usulan ini kepada Presiden Joko Widodo.
"Sudah laporkan saya, cuma Pak Presiden belum kasih petunjuk," jelas Lenis Kogoya.
Lebih lanjut, Lenis mengatakan usulan yang disampaikan ke Presiden Jokowi antara lain membentuk tim khusus dari perwakilan adat, agama dan pemerintah daerah.
"Kalau pendekatan dengan militer, dengan kekerasan, itu tidak akan mungkin akan selesai," tutupnya.
*Artikel ini telah tayang di BBC Indonesia dengan judul "Baku tembak Polisi-OPM di Papua kembali menelan korban: 'Kalau perang terus, korban terus berjatuhan'"
TNI Bongkar Kebohongan KKB Papua Soal Jumlah Korban & Senjata Rampasan
Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kol. Inf. Muhammad Aidi membantah klaim kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua soal jumlah korban dan rampasan senjata dalam baku tembak di Nduga, Kamis (7/3/2019)
Seperti diketahui, akun facebook TPNPB menyebut KKB Papua berhasil merebut 4 pucuk senjata anggota TNI dan 5 anggota TNI gugur
TNI melalui Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kol. Inf. Muhammad Aidi membantah klaim KKB Papua tersebut
“Pernyataan itu tidak benar. TNI tidak mungkin menutup-nutupi jika ada personel yang gugur karena pihak keluarga bisa menuntut institusi TNI,” kata Aidi di Timika, Kabupaten Mimika, Jumat (8/3/2019).
Kapendam menegaskan juga bahwa tidak mungkin ada perampasan senjata karena penyerangan dilakukan dari jarak yang cukup jauh dari arah perbukitan.
“Bagaimana mungkin mereka merampas senjata TNI sedangkan mereka menyerang pasukan TNI dari arah ketinggian dengan jarak yang cukup jauh,” ujar Aidi