Derita Turini TKI Asal Cirebon, Tak Digaji Belasan Tahun, Disekap, dan Takut Dibunuh Majikan

Derita Turini TKI asal Cirebon, tak digaji, disekap, dan takut dibunuh. Kirim pesan melalui teman ke keluarga.

Penulis: Siti Masithoh | Editor: taufik ismail
tribunjabar/siti masithoh
Diah saat menunjukkan foto Turini Fatma di rumahnya, Desa Dawuan, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon, Rabu (13/3/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Masithoh

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Ketidakpastian dialami Samsudin (49) beserta dua anaknya, Diah Ardikasari (28) dan Menda (26).

Sejak tahun 2012 mereka tak mendapatkan kabar dari istri dan ibu mereka.

Mereka merindukan sosok istri dan ibu dalam keluarga mereka.

Sejak berangkat menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) tahun 1998, Turini Fatma (44), jarang berkomunikasi dengan keluarganya.

Turini yang menjadi TKI sebagai asisten rumah tangga di Arab Saudi itu berangkat dengan persetujuan suaminya karena faktor ekonomi.

Pada tahun 2017, keluarga mencoba melaporkan Turini kepada Badan Nasional Penerpatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) karena tak kunjung mendapatkan kabar.

"Kami terakhir laporan itu tahun 2017 karena enggak pernah ada kabar. Ibu saya tidak diperbolehkan membawa telepon genggam oleh majikannya," kata Diah saat ditemui di rumahnya, Desa Dawuan, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon, kemarin.

Selama ini, jika berkomunikasi dengan keluarganya, Turini selalu mengirimkan surat.

Selama bekerja di sana, Turini hanya digaji tiga kali oleh majikannya.

"Terakhir ngirim uang itu tahun 2000. Tiga kali ngirim uang itu totalnya sekitar Rp 20 juta. Dari situ enggak pernah ngirim uang lagi karena tidak digaji," ujar Diah.

Sejak saat itu, Turini dan keluarganya hanya bisa bersabar dan berharap mendapatkan upah sesuai hasil kerjanya.

Turini hanya bercerita kabarnya melalui secarik surat kepada keluarganya.

Waktu terus berjalan, sejak tahun 2012, keluarga sempat bingung karena Turini menghilang dan tidak membalas surat.

Pada Jumat (8/3/2019), tiba-tiba Diah dikagetkan oleh sebuah pesan melalui salah satu akun media sosialnya.

Dia mendapatkan pesan dari akun teman ibunya.

Namun, pesan tersebut bukan membuat Diah dan keluarganya bahagia, tapi mereka semakin bersedih.

Pesan tersebut langsung ditulis oleh Turini kepada Diah. Di sana Turini mengirimkan sebuah foto yang berisi kertas dengan tulisan tangannya sebanyak empat lembar.

Di dalam surat itu, Turini mengaku disekap oleh majikannya di dalam sebuah ruangan di dalam rumahnya.

Di sana juga Turini menulis bahwa selama 20 tahun bekerja, majikannya dinilai jahat.

Dia tidak pernah diberi gaji dan tidak diperbolehkan pulang ke Indonesia.

"Banyak yang diceritakan tentang keadaanya di surat ini. Paspor ditahan, tidak diberi makan hingga harus mengutang ke warung hanya untuk makan," kata Diah kepada Tribun Jabar.

Akibat kaget mendapatkan kabar tersebut, Diah bertanya kepada pemilik akun tersebut dan menanyakan kabar ibunya.

"Itu akun teman Ibu, orang Filipina. Dia pembantu baru di rumah majikan ibu saya. Ibu saya minta ke dia untuk dicarikan keluarganya di Cirebon. Terus dia cari alamat akun media sosial saya dan menceritakannya. Kalau yang nulis surat di kertas, sih, ibu. Sampai saat ini, belum tahu keadaan pastinya bagaimana, saya takut ibu saya disiksa," katanya.

Dari situlah, Diah dan keluarganya bergegas melaporkan kejadian yang dialami ibunya kepada Kementerian Luar Negeri dan mengirim pesan melalui akun instagtam Presiden RI, Joko Widodo.

"Di surat itu Ibu juga menulis agar disampaikan ke media. Harapannya biar mendapat bantuan pemerintah. Ibu mengaku takut dibunuh majikannya," ucapnya.

Turini menyampaikan kepada Diah, jika majikannya pernah dua kali masuk penjara.

Hingga kini, Diah dan keluarganya berharap agar pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dapat membantu Turini untuk kembali ke Indonesia.

Perintah Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Kandangkan Semua Boeing 737 MAX 8 dan MAX 9

Persyaratan dan Pengumuman Rekrutmen TNI AD untuk Bintara TNI, Taruna Akmil & Tamtama TNI

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved