Kemenristekdikti Tekankan Perguruan Tinggi Mencetak Lulusan Berdaya Saing Era Revolusi Industri 4.0

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti, Prof Ismunandar PhD memberikan kuliah umum di hadapan 600 orang peserta yang terdiri dari pengurus PB Paguyuban Pasundan, rektor dan mahasiswa di Aula Mandala Saba dr Djoenjoenan Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatera, Kota Bandung, Selasa (12/3/2019).

Melalui kuliah umum yang bertajuk "Daya Saing Lulusan Era Revolusi 4.0", Ismunandar menekankan setiap perguruan tinggi di Indonesia agar mampu mencetak para lulusan yang memiliki kompetensi berdaya saing era revolusi industri .0, beorientasi pada penguasaan kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi, serta memiliki jiwa enterpreneur.

Dikatakannya, bahwa memasuki era Revolusi Industri 4.0, lapangan pekerjaan akan semakin dinamis.

Banyak sektor industri padat karya dan pekerjaan yang akan diganti oleh otomasi teknologi, seperti halnya Akuntan dalam menghitung manual, pekerjaannya tergantikan oleh sistem komputer dan public relations yang digantikan oleh artificial intelligence.

Dengan demikian, sebagai intelektual muda, seorang mahasiswa harus mampu membuka lapangan pekerjaan baru yang sesuai dengan zamannya.

• 5 Fakta Ledakan Bom di Sibolga, Istri Teroris Tak Mau Dievakuasi, Polisi Bujuk Lewat Speaker Masjid

“Mahasiswa harus menyiapkan diri tidak hanya menjadi pegawai atau tenaga kerja, namun juga mampu menjadi pencipta lapangan kerja. Sekitar 75 sampai 375 juta orang terdampak great shifting pada sumber daya manusia. Tadinya mereka bekerja, tiba-tiba digantikan teknologi, pekerjaannya hilang," ujarnya.

Selain itu, Ismunandar menuturkan, dampak dari perubahan arah revolusi industri 4.0 menuntut perguruan tinggi, untuk mulai menerapakan borderless education melalui pendidikan jarak jauh (sistem pembelajaran daring).

"Oleh karena itu, dalam menghadapi revolusi industri ini, institusi pendidikan dan dosen menjadi ujung tombak kolaborasi untuk mampu menghasilkan penelitian yang atraktif baik di dunia industri maupun dunia kerja, sehingga dapat menjadi tranformasi inovasi bagi perkembangan dan kemajuan negara," ucapnya.

Untuk mendukung hal tersebut Kemenristekdikti memiliki misi untuk dapat meningkatkan akses, relevansi, dan mutu pendidikan tinggi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, diantaranya dengan mendorong terjadinya peningkatan produktifitas riset dan penelitian yang terpublikasi internasional, adanya kolaborasi inovasi keterampilan baru, melalui proses inkubasi dan kurikulum pembelajaran berbasis industri.

• Kronologi Penangkapan Terduga Teroris di Sibolga, Bom Lukai Petugas

Ia pun menambahkan, dalam upaya mendorong mahasiswa dan lulusan menjadi seorang enterpreneur, Kemenristekdikti memiliki berbagai program untuk pembudayaan kewirausahaan dan peningkatan inovasi, baik di perguruan tinggi maupun di masyarakat. Antara lain program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) dan Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT).

"Kita memiliki populasi lebih dari 262 juta, dan menjadi potensi untuk meraih posisi ke-7 dunia dalam bidang ekonomi pada tahun 2030 dan ke 4 dunia pada tahun 2050. Maka dalam lima tahun kedepan, Kemenristekdikti bertekad mendorong agar 50 persen dari masyarakat Indonesia dapat melanjutkan studi hingga jenjang perguruan tinggi," katanya. (Cipta permana).

• Rizal Ramli Sebut Jokowi Belum Bisa Jawab Soal Revisi UU ITE, Prabowo Komit

• Pendaftaran Mudik Angkutan Motor Gratis Gunakan Kereta Api Sudah Dibuka, Ini Stasiun yang Melayani

• Istri Terduga Teroris di Sibolga Diduga Meledakkan Diri