Cerita Perempuan Asal Finlandia dan Pengungsi Lainnya Soal Kengerian di Dalam Benteng Terakhir ISIS
Sana, seorang perempuan asal Finlandia, mengisahkan kengerian yang ada di Baghouz, sebuah desa di perbatasan Irak dan Suriah.
Pengungsi asal Irak itu mengaku harus menunggu ISIS melepaskan putranya yang berumur 20 tahun sebelum bisa kabur bersama dia dan dua adik perempuannya.
"Pria di bawah 40 tahun yang mencoba untuk melarikan diri langsung ditahan. Tetapi, baru dua hari kemarin mereka membiarkannya pergi," ujarnya.
Abu Maryam, pengungsi asal Suriah, mengungkapkan mereka yang masih di Baghouz menggali terowongan untuk melindungi mereka dari serangan mortar hingga bom.
SDF menjelaskan kaburnya anggota ISIS itu diatur oleh sebuah jaringan yang berencana untuk menyelundupkan mereka di kawasan terpencil.
Milisi gabungan Kurdi dan Arab itu menambahkan mereka ingin memastikan seluruh warga sipil yang berhasrat pergi dari Baghouz dievakuasi sebelum mereka melancarkan serangan terakhir.
Pukulan telak bagi ISIS terjadi ketika mereka dipukul mundur oleh SDF beserta koalisi internasional dari dua ibu kota de facto mereka di Raqqa (Suriah) dan Mosul (Irak).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengantin ISIS Kisahkan "Bencana" di Dalam Benteng Terakhir Mereka"
• Situs Purbakala Diduga Rumah Masa Majapahit Ditemukan di Jalur Pembangunan Jalan Tol Pandaan-Malang
• Teriakan Prabowo Presiden Berkumandang di Sekitar Masjid Raya Bandung Setelah Salat Jumat
• VIDEO: Emak-emak Bernyanyi Menunggu Kedatangan Prabowo Subianto di Bandung