Rangkaian Ritual Hari Raya Nyepi yang Mungkin Belum Anda Ketahui, Termasuk Alasan Internet Dimatikan
Saat Hari Raya Nyepi, umat Hindu memohon kepada Tuhan agar menyucikan alam yang menjadi tempat tinggal manusia dan alam semesta.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Tarsisius Sutomonaio
TRIBUNJABAR.ID - Jatuh pada tanggal 7 Maret 2019, umat Hindu akan merayakan Hari Raya Nyepi.
Hari Raya Nyepi merupakan Tahun Baru Saka 1941 bagi umat Hindu.
Umat Hindu akan melaksanakan Catur Brata Penyepian.
Kata Nyepi berarti sunyi atau senyap.
Saat Hari Raya Nyepi, umat Hindu memohon kepada Tuhan agar menyucikan alam yang menjadi tempat tinggal manusia dan alam semesta.
Lalu apa saja ritual yang dilakukan pada Hari Raya Nyepi?
Berikut empat ritual Hari Raya Nyepi yang Tribun Jabar lansir dari Tribun Jogja dan MantraHindu.com.
1. Melasti
Ritual Melasti dilakukan tiga atau dua hari sebelum Nyepi.
Segala sarana persembahyangan yang ada di Pura diarak ke pantai atau danau.
Mengapa harus pantai dan danau?
Karena pantai dan danau diyakini sebagai sumber air suci dan bisa menyucikan.
2. Upacara Buta Yadnya
Sehari sebelum Nyepi, umat Hindu akan melakukan upacara Buta Yadnya.
Umat Hindu akan mengambil salah satu dari jenis-jenis caru atau semacam sesajian.
Upacara Buta Yadnya ditujukan kepada Sang Buta Raja, Buta Kala, dan Batara Kala, memohon agar mereka tidak mengganggu manusia.
Setelah Buta Yadnya selesai, dilanjutkan upacara pengerupukan, yakni menyebar nasi tawur, mengobori rumah dan seluruh pekarangan, menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesiu, serta memukul benda-benda apa saja (biasanya kentongan) hingga bersuara ramai.
Hal tersebut dilakukan untuk mengusir Buta Kala.
Di Bali, upacara pengerupukan ditandai dengan pawai ogoh-ogoh yang merupakan lambang Buta Kala yang diarak keliling kampung.
3. Puncak Nyepi
Puncak Nyepi untuk melakukan Catur Brata Penyepian dimulai pada Tahun Baru Saka pukul 06.00 hingga keesokan harinya pukul 06.00.
Saat melakukan Catur Brata Penyepian ada empat hal yang harus dilakukan.
Pertama, Amati Geni, yaitu tidak boleh menyalakan api secara fisik ataupun api di dalam diri (nafsu).
Kedua, Amati Karya, yakni tidak boleh beraktivitas atau bekerja.
Ketiga, Amati Lelungan adalah tidak boleh berpergian ke luar rumah.
Keempat, Amati Lelanguan yang berarti tidak boleh bersenang-senang dan hanya terfokus kepada Sanghyang Widhi Wasa.
Maka dari itu saat Nyepi tidak ada yang menyalakan TV, radio, dan sarana yang bersifat hiburan.
Selain itu, jaringan internet pun akan dimatikan.
Melansir dari Kompas.com, Kominfo mengimbau para operator di Bali agar mematikan layanan internet selama perayaan Nyepi.
Imbauan tersebut diambil sebagai tindak lanjut atas Seruan Bersama Majelis-majelis Agama dan Keagamaan Provinsi Bali Tahun 2019.
Jaringan internet akan dimatikan selama 24 jam, dimulai pada 7 Maret 2019 pukul 06.00 hingga 8 Maret 2019 pukul 06.00.
4. Ngembak Geni
Setelah melaksanakan Nyepi, keesokan harinya umat hindu mengadakan Ngembak Geni.
Tahapan Ngembak Geni, yaitu mengakhiri tapa-berata-yoga-samadi- dan ber-Dharma Santi.
Dharma Santi adalah bersilahturahmi, saling memaafka antar orang.
Mereka akan saling berkunjung ke keluarga dan tetangga agar bisa memulai tahun baru dengan hati yang suci.
Setelah itu diperbolehkan untuk melakukan aktivitas seperti biasanya kembali.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/ilustrasi-hari-raya-nyepi.jpg)