Setelah Gaet Saepulloh, Persib Bandung Incar Pemain Lain, Butuh Datangkan Fabiano Beltrame

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Setelah merekrut Saepulloh Maulana dari Mitra Kukar, Persib Bandung masih mengincar pemain lain untuk posisi bek tengah.

Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar, masih mengharapkan kehadiran Fabiano Beltrame untuk memperkokoh benteng Pangeran Biru.

"Fabiano belum resmi (bergabung dengan Persib), mudah-mudahan bisa secepatnya," ujar Umuh Muchtar di Stadion SPOrT Jabar, Jalan Pacuan Kuda Kota Bandung, Senin (25/2/2019) malam.

Sejauh ini,  Umuh Muchtar belum bisa memastikan Fabiano Beltrame tiba di Bandung.

Kendala sementara yang dihadapi Persib Bandung untuk mendatangkan bek Madura United itu adalah statusnya sebagai pemain asing.

Merujuk pada regulasi, slot tersisa di skuat asuhan Miljan Radovic hanya untuk pemain asing berpaspor negara di Asia.

• Sebelum ke Persib Bandung, Ternyata Mantan Bek Mitra Kukar Ini Sudah Lama Dipantau Radovic

• Umuh Muchtar Tegaskan Persib Bandung Masih Buru Pemain, Tak Mau yang Kualitasnya Pas-pasan

Slot pemain asing di luar negara di Asia sudah penuh diisi Ezechiel N Douassel, Bojan Malisic, dan Srdan Lopicic.

Karena itu, Umuh Muchtar berharap proses naturalisasi Fabiano Beltrame menjadi warga negara Indonesia segera tuntas.

"Tetap (incar Fabiano Beltrame) karena sudah masuk (proses naturalisasi), tinggal beberapa ini (berkas menjadi naturalisasi) lagi," ucap Umuh Muchtar.

Menurut Umuh Muchtar, Fabiano Beltrame sangat bagus untuk memperkuat pertahanan Maung Bandung.

"Kami butuh pemain seperti Fabiano," ucapnya. 

Sebelumnya, Manajer Madura United, Hanura Soemitro, menjawab spekulasi masa depan Fabiano Beltrame.

Menurut Haruna, Fabiano Beltrame sudah resmi tanda tangan kontrak dengan manajemen PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) dengan status warga negara Indonesia (WNI).

Jadi Perempuan Arab Saudi Pertama Menjadi Dubes di AS, Ini Sosok Putri Reema https://t.co/FR2MCTqhts via @tribunjabar

— Tribun Jabar (@tribunjabar) February 26, 2019

Padahal, proses naturalisasi pemain asal Brazil ini belum selesai.

Praktis, proses transfer Fabiano dari Madura United ke Persib Bandung pun masih menyisakan masalah administrasi.

Sebab, kata Haruna Soemitro, proses naturalisasi Fabiano Beltrame belum tuntas.

"Fabiano sudah kami lepas karena murni kemanusiaan. Fabiano saat saya tanya, 'apakah kamu tanda tangan kontrak dengan Persib?' Dia bilang, 'ya'. Apakah kamu tanda tangan sebagai WNI? Ia jawab, ya, juga," ujar Haruna Soemitro saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu kemarin.

Dikatakan Haruna, yang menjadi sponsor dan menginisiasi proses naturalisasi Fabiano Beltrame adalah manajemen Madura United.

Pihaknya sangat tahu detail bagaimana prosesnya. 

Namun ternyata, di luar sepengetahuan Haruna Soemitro, Fabiano Beltrame bergabung dengan Maung Bandung.

"Wong faktanya dia belum resmi WNI, tapi sudah tanda tangan kontrak sebagai pemain naturalisasi," katanya.

• Jelang Persib Bandung vs PS Tira Persikabo, Miljan Radovic Tegaskan Pasukannya Siap Tempur

• Pelatih Persib Bandung Miljan Radovic Akui Sudah Lama Pantau Saepulloh Maulana

Kini, Haruna pun mengaku angkat tangan dan tidak akan ikut campur lagi dalam proses naturalisasi mantan pemainnya tersebut.

Pihaknya selaku sponsor, menyerahkan proses selanjutnya kepada klub baru yang dipilih Fabiano.

"Kami tidak akan menarik dan mendorong proses naturalisasi Fabiano, karena itu bukan lagi urusan kita," ucapnya.

Direktur PT PBB Teddy Tjahyono belum mau memberikan komentar perihal masalah transfer Fabiano Beltrame.

"Saya tidak bisa komentar mengenai rumor tersebut," ujar Teddy Tjahyono.

Sejak Kamis 21 Februari 2019, beredar foto Fabiano Beltrame sambil memegang kaos tim Maung Bandung di media sosial Instagram.

Foto itu pun dengan cepat menyebar dan menjadi perbincangan pengguna media sosial Instagram.

Fabiano Beltrame memang menjadi buruan sejumlah klub.

Selain Persib Bandung, Persija Jakarta juga dikabarkan ingin merekrut Fabiano Beltrame.

Namun Fabiano memilih untuk memperkuat Persib Bandung. (Lutfi Ahmad Mauludin/Lutfi Ahmad Mauludin dan Nazmi Abdurrahman)