Anak Kecil Digigit Ular Kobra Sebesar Jari Telunjuk, Awalnya Masih Bermain, 5 Jam Kemudian Meninggal

Suparman, seorang warga yang sempat melihat ular itu menyebut hewan reptil itu berjenis ular sendok atau ular kobra.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Ravianto
istock
Ilustrasi digigit ular 

TRIBUNJABAR.ID - Ismi Nursaubah (10) meninggal dunia setelah digigit ular kobra berwarna hitam, Rabu (27/2/19).

Siswi SDN 7 Gianyar itu digigit ular kobra sebesar jari telunjuk saat tidur di kamarnya.

Diduga ular berasal dari semak-semak yang ada di sekitar rumah Ismi Nursaubah.

Suparman, seorang warga yang sempat melihat ular itu menyebut hewan reptil itu berjenis ular sendok atau ular kobra.

Menurutnya ular kobra itu tidak terlalu panjang.

"Ini memiliki ciri-ciri fisik, tubuhnya sebesar jari telunjuk, panjang sekitar 50 sentimeter dan berwarna hitam," ucap Suparman, dikutip dari Tribun Bali.

Berdasarkan pantauan Tribun Bali, suasana rumah Ismi Nursaubah terlihat sepi.

Di rumahnya hanya ada paman korban, Ibrahim (25).

Ular kobra
Ular kobra (WIKIMEDIA)

Ibrahim mengatakan Ismi dimakamkan di kampung halaman ayahnya di Jembrana.

Rencananya, Ismi dimakamkan pukul 09.00 Wita.

Ibrahim menceritakan kronologi Ismi digigit ular kobra.

Dengan mata berkaca-kaca, Ibrahim mengatakan ismi dan ornagtuanya serta adiknya tengah tertidur di kamar.

Kamar tersebut letaknya di pojok belakang warung.

Kamar Ismi berada di samping dapur yang penuh arang, toilet yang kondisinya becek, serta terdpat semak belukar di belakangnya.

Ular kobra itu diduga datang dari area bersemak tersebut.

Pukul 03.00 Wita, Ismi terbangun karena digigit ular kobra.

"Dia tidak nangis sama sekali. Bangun pagi-pagi, bahkan sempat bermain dengan anak saya," ujar Ibrahim.

Mengetahui keponakannya digigit ular, Ibrahim mencari keberadaan hewan melata tersebut.

Setelah tertangkap, ia menanyakan kepada ibu Ismi harus diapakan ular tersebut.

Ibunda Ismi meminta agar ular tak dibunuh.

"Lalu saya masukkan ke dalam botol, lalu dibuang ke Tukad Pakerisan," katanya.

Keluarga Ismi tak menyangka ular tersebut beracun, sebab kondisi bocah 10 tahun itu masih riang.

Namun, lima jam setelah kejadian, kodisi Ismi semakin memburuk.

Ia merasa tak enak badan. Keluarga membawa Ismi ke rumah sakit swasta terdekat.

Ibrahim mengatakan saat di rumah sakit, keponakannya tidak langsung diberi pertolongan.

Bahkan, ia menyesal membawa keponakannya ke rumah sakit tersebut.

"Saat di rumah sakit, tidak langsung ditangani. Padahal keponakan saya sudah bilang sakit. Baru setelah keponakan saya sesak napas, baru dokternya sibuk, akhirnya keponakan saya meninggal."

Ibrahim mengatakan dirinya sangat kehilangan sosok Ismi.

Ia mengatakan Ismi adalah anak yang cerdas dan aktif di sekolahnya.

"Dia paling cerdas di antara keluarga. Dia juga aktif, segala jenis ekstrakulikuler di sekolah dia ikuti, termasuk panjat tebing."

Diketahui, Ismi adalah anak pertama dari pemilik rumah makan Taliwang, Kelurahan Sampolangan, Gianyar.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved