Jusuf Kalla Ikut Komentar Soal Unicorn, Sebut Logika Prabowo Justru Terbalik, Begini Penjelasannya

Wakil Presiden Jusuf Kalla ikut mengomentari pernyataan Prabowo Subianto soal unicorn yang dilontarkan dalam debat capres, Minggu (17/2/2019) malam.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
Tribun Jabar (Istimewa dan Pixabay.com)
Ilustrasi Jusuf Kalla, Prabowo, dan unicorn. 

Perusahaan teknologi yang sudah berstatus unicorn ini skalanya besar dan punya parameter valuasi.

Sebuah perusahaan teknologi bisa disebut unicorn jika memiliki valuasi menembus angka US$1 miliar atau sekitar Rp 13,1 triliun.

Valuasi adalah nilai ekonomi dari sebuah bisnis.

Untuk di Indonesia, ada empat perintis unicorn startup yang mulai dilirik oleh para investor asing dengan valuasi di atas USD 1 Miliar (Rp 13,8 triliun) di antaranya yaitu Tokopedia dengan valuasi sebesar Rp 50 triliun, Gojek dengan valuasi sebesar Rp 40 triliun, Traveloka dengan valuasi sebesar Rp 26 triliun serta Bukalapak dengan valuasi sebesar Rp 15 triliun.

Tanggapan Jokowi Soal Dilaporkan Bawaslu karena Dinilai Serang Prabowo dalam Debat

Kendati demikian, memang definisi unicorn ini masih jadi perdebatan.

Para pelaku startup juga memaknainya secara berbeda-beda.

“Buat saya parameter US$1 miliar sudah tidak relevan lagi, karena itu kan dulu sekitar satu dekade lalu ketika Google valuasinya menembus angka segitu. Kalau sekarang ada perusahaan berbasis teknologi yang bisnisnya digunakan di seluruh dunia, itu baru namanya unicorn,” ujar Chief Marketing Officer GDP Venture Danny Oei di Jakarta beberapa waktu lalu.

Jika mengacu para pengertian Danny, maka selain Google, perusahaan lain seperti Facebook dan Apple juga termasuk unicorn.

Selain sudah digunakan di mana-mana, valuasinya juga sudah terlampau raksasa dikejar.

Danny mengatakan, untuk perusahaan yang sudah menembus valuasi US$1 miliar namun belum digunakan di mana-mana dan hanya di satu negara atau beroperasi regional saja, dia menyebutnya sebagai "kebo".

Pengertian populernya, uncorn memang hewan fantasi berupa kuda yang memiliki tanduk di kepalanya.

Artinya, startup berstatus unicorn memiliki bisnis yang sudah diawang-awang.

Perusahaan yang berstatus unicorn sulit disaingi oleh perusahaan lain.

Sebagai contoh perusahaan Google, Apple, dan Facebook dianggap sulit disaingi karena mereka melesat membesar meninggalkan yang lain.

Maka, jika mengacu pada pengertian Danny, maka GO-JEK, Tokopedia, Traveloka, sampai pemain regional seperti Grab dan Shopee masih dalam status kebo.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved