Kisah Prabowo Subianto yang Pilih Berkarier di Militer, Padahal Diterima di 2 Kampus Amerika
Sebelum kembali ke Indonesia saat usianya 16 tahun, Prabowo Subianto telah menamatkan sekolah menengah atasnya di American School, Inggris.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Fauzie Pradita Abbas
TRIBUNJABAR.ID - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menghabiskan masa kecilnya di luar negeri.
Adapun Prabowo semasa kecil kerap berpindah-pindah tempat dari satu negara ke negara lainnya.
Sebelum kembali ke Indonesia saat usianya 16 tahun, Prabowo Subianto telah menamatkan sekolah menengah atasnya di American School, Inggris.
Pada tahun 1970, Prabowo Subianto memutuskan untuk masuk Akademi Militer Nasional (AMN) yang ada di Magelang, Jawa Tengah.
Melansir dari prabowosubianto.info, saat itu Prabowo Subianto disponsori Kepala Intelijen Negara yang saat itu dijabat oleh Sutopo Juwono.
Setelah masuk dunia militer, Prabowo Subianto mengenal strategi bertahan hidup, strategi perang, dan penggunaan alutsista.
Saat itu Prabowo Subianto lebih memilih berkarier di militer daripada meneruskan pendidikannya di Amerika.
Padahal saat itu Prabowo Subianto sudah diterima di University of Colorado dan George Washington University.

Setelah empat tahun ditempa di AMN, Prabowo Subianto dinyatakan lulus.
Dua tahun kemudian, Prabowo Subianto bergabung dengan pasukan cikal bakal Kopasssus, yakni Kopassandha.
Setelah bergabung di Kopassus, karier Prabowo Subianto mulai melejit.
Pada 1976, Prabowo Subianto berhasil menjadi Komandan Peleton Para Komando Grup-1 Kopassandha.
Hanya berjarak satu tahun, Prabowo Subianto menjadi Komandan Kompi Para Komando Grup-1 Kopassandha.
Lalu Prabowo Subianto menikahi anak Soeharto, Siti Hediati Heriyadi atau titiek Soeharto.
Saat itu, Soeharto masih menjabat sebagai presiden.
Setelah menikah, karier militer Prabowo Subianto makin moncer.
Ia berhasil menjadi Wakil Komandan Detasemen-81 Kopassus.

Detasemen-81 adalah pasukan elite terbaik TNI. Keahliannya pun tidak banyak dipaparkan ke publik.
Pada 1985 hingga 1987, Prabowo Subianto menjadi Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad.
Tak hanya sampai di situ, Prabowo Subianto promosi jadi Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 pada 1987-1991.
Yang terakhir, Prabowo Subianto berhasil menjadi Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI pada 1998.
Masa Kecil Prabowo
Prabowo Subianto merupakan cucu dari Raden Mas Margono Djojohadikusumo.
Raden Mas Margono Djojohadikusumo adalah pendiri Bank Negara Indonesia (BNI 46) yang juga merupakan Ketua Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia (DPARI) pertama.
Selain itu, Raden Mas Margono Djojohadikusumo juga dikenal sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Bila ditelusuri lagi, Prabowo Subianto merupkan keturunan Adipati Mrapat, Bupati Kadipaten Banyumas pertama.
Salah satu kakek buyut Adipati Mrapat adalah Raden Tumenggung Kertanegara III yang menjadi Panglima Laskar Diponegoro untuk wilayah Gowong (Kedu).

Semasa kecilnya, Prabowo Subianto tinggal berpindah-pindah dari negara satu ke negara lainnya.
Pada 1950, keluarga Soemitro diajak pindah ke Singapura oleh Des Alwi.
Des Alwi, sosok yang kemudian menjadi diplomat senior Departemen Luar Negeri itu menemui ibu Prabowo di Palembang.
Ia mengajak Dora dan keluarganya pindah ke Singapura karena alasan keamanan.
Des Alwi dan Soemitro memang bersahabat sejak lama saat masih aktif di Partai Sosialis Indonesia (PSI).
Des Alwi merasa senasib dengan keluarga Soemitro karena diburu aparat keamanan ketika terlibat dalam pemberontakan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta).
Setelah pindah ke Singapura, Prabowo tinggal di Delkeith Road.
Sembilan tahun berselang, Prabowo dan keluarganya kembali pindah.
Kali ini mereka pindah ke Hongkong. Mereka mendapat tempat tinggal karena dibantu oleh Jacob Frederick Warouw yang merupakan Atase Militer Kedutaan Besar Indonesia di Beijing yang juga menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Permesta.
Kolonel Jacob menyediakan flat kecil yang terdiri dari 3 kamar yang cukup besar.
Prabowo Subianto kecil kerap kali bermain perang-perangan bersama teman-temannya.
Ia juga hiking ke hutan yang letaknya tak jauh dari flat.
Prabowo Subianto tinggal di Hongkong hanya setahun saja.
Pada 1960, Prabowo Subianto diajak pindah ke Malaysia.
Keluarga Prabowo Subianto tinggal di daerah Petaling Jaya, Kuala Lumpur.
Selama tinggal di Malaysia, ayah Prabowo Subianto membuka pabrik perakitan alat elektronik merek Preiere dari Prancis.
Saat itu Prabowo Subianto menginjak usia 9 tahun dan disekolahkan di Malaysia.
Ia bersekolah di Victoria Institution, sekolah bergengsi dan tertua di Kuala Lumpur.
Selang tiga tahun, Prabowo Subianto dan keluarganya kembali pindah dari Malaysia.
Kali ini mereka pindah ke Swiss.
Di sana, Prabowo Subianto disekolahkan di International School yang terletak di Zurich.
Hanya satu tahun Prabowo Subianto sekolah di International School.
Ia melanjutkan sekolah menengah atasnya di American School yang ada di London, Inggris.
Setelah menamatkan sekolah pada 1967, Prabowo Subianto diajak orangtuanya kembali ke Indonesia.
Ketika kembali ke Indonesia, usia Prabowo Subianto masih 16 tahun.
(Tribun Jabar/Fauzie Pradita Abbas)