Komunitas Bandung
Peace and Love, Komunitas Terdiri dari 'Emak-emak' yang Peduli Permasalahan Sosial
Komunitas yang berdiri sejak 17 Desember 2016 ini, merupakan komunitas terdiri dari ibu-ibu yang peduli permasalahan sosial.
Penulis: Theofilus Richard | Editor: Yongky Yulius
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Umumnya, kaum ibu-ibu atau 'emak-emak' berkumpul untuk sekadar arisan. Tetapi lain halnya dengan Komunitas Peace and Love.
Komunitas yang berdiri sejak 17 Desember 2016 ini, merupakan komunitas terdiri dari ibu-ibu yang peduli permasalahan sosial.
Tidak hanya di Bandung, komunitas ini juga berdiri di berbagai kota di 22 provinsi di Indonesia.
"Dari arisan, 30 persennya kami santuni ke orang tidak mampu. Kami sudah rutin selama tiga tahun," ujar Ketua Komunitas Peace and Love Bandung, Rine Ladifah, ketika ditemui di Bandung Zoo, Sabtu (9/2/2019).
Ia mengatakan bahwa komunitas ini rutin berkumpul setiap bulan.
Dari 105 anggota saat ini, terdiri dari berbagai macam latar belakang dan profesi.
Beberapa di antaranya ada dokter, ibu rumah tangga, pekerja kantoran, dan lain-lain.
Setiap berkumpul, mereka merencanakan aksi sosial yang akan dilakukan selanjutnya.
Biasanya, mereka akan menggelar aksi dan bakti sosial ke panti-panti asuhan.
• Kisah Solidaritas Antarumat Beragama di Komunitas Sahabat Lintas Iman Salim
Satu di antara contoh aksi sosialnya adalah saat hari ukang tahun ketiga Komunitas Peace and Love, digelar aksi sosial kepada beberapa panti asuhan.
Acaranya digelar di Bandung Zoo.
Dalam acara itu, selain mendapat bantuan dari Peace and Love, anak panti asuhan pun diajak tur keliling Bandung Zoo untuk melihat keunikan aneka satwa.
Selain panti asuhan, Komunitas Peace and Love juga mengadakan aksi sosial ke tempat bencana alam.
"Kadang juga kami berkolaborasi dengan komunitas lain utnuk sharing bantuan. Banten dan Sukabumi kami juga bantu," ujarnya.
Rine mengatakan bahwa komunitasnya terbuka untuk semua perempuan dari berbagai usia.
Saat ini, rata-rata anggota Komunitas Peace and Love berusia 25 sampai 50 tahun.
Ia mengatakan bahwa tidak ada persyaratan apapun untuk masuk ke dalam komunitasnya.
"Yang penting punya jiwa sosial dan peduli sesama," ujarnya.
Setelah HUT ketiga Peace and Love, agenda terdekat komunitas tersebut adalah aksi sosial kepada 500 anak yatim piatu pada bulan ramadan tahun ini.