Pilpres 2019

BPN Prabowo-Sandi Merasa Kasihan pada Jokowi yang Mulai Tampil 'Galak': Dia Stres dan Tertekan

Ada Yang berbeda dengan gaya Kampanye calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi pada Akhir pekan Pertama Februari.

Editor: Fauzie Pradita Abbas
Warta Kota
Presiden Joko Widodo di Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (13/6/2017). 

"Seperti yang saya sampaikan, teori propaganda Rusia seperti itu. Semburkan dusta sebanyak-banyaknya, semburkan kebohongan sebanyak-banyaknya, semburkan hoak sebanyak-banyaknya sehingga rakyat menjadi ragu. Memang teorinya seperti itu," kata Jokowi.

Tanggapan Lawan Politik

Kubu Prabowo-Sandi menilai langkah Jokowi yang mulai memainkan gaya menyerang ini sebagai bentuk kepanikan.

Sebab, berdasarkan survei internal mereka, selisih elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi mulai menipis.

"Pak Jokowi panik dan stress. Kami merasa prihatin dengan kondisi beliau yang seperti dalam keadaan tertekan," kata juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade.

Adapun Andre Rosiade pun membantah pernyataan Jokowi yang menuding Prabowo-Sandi menggunakan konsultan asing dan propaganda Rusia.

Menurut dia, hal itu adalah sebuah fitnah dan hoax.

Andre Rosiade
Andre Rosiade (Tribunnews.com/ Fahdi Fahlevi)

"Itu fitnah keji, propaganda Rusia dari mana. Kita setiap hari berkampanye sesuai dengan aturan KPU," kata dia.

Selain itu, Andre Rosiade menilai pernyataan Jokowi tersebut sangatlah berbahaya.

Sebagai presiden, kata Andre Rosiade, pernyataannya tersebut bisa merusak hubungan diplomatik Indonesia dan Rusia.

"Sebagai petahana seharusnya pernyataannya lebih bijak, kalau menyerang Pak Prabowo seharusnya dengan elegan. Jangan membawa-bawa Rusia, bisa mengganggu hubungan diplomatik," katanya.

Sudah Telat

Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing mengatakan, langkah Jokowi yang mulai memainkan gaya menyerang ini sebenarnya sudah terlambat.

Sebab, kampanye tinggal dua bulan lagi. Tudingan-tudingan dari kubu Prabowo yang ditanggapi oleh Jokowi juga sudah mencuat ke khalayak sejak beberapa bulan lalu.

"Karena teori komunikasi mengatakan, siapa yang lebih dulu, dia akan lebih terekam pada peta kognisi khalayak," kata Emrus.

Kendati terlambat, Emrus menilai tetap lebih baik daripada tidak sama sekali. Menurut dia, langkah Jokowi yang secara langsung mementahkan tudingan-tudingan kubu Prabowo menjadi pencerahan bagi masyarakat dalam menentukan pilihan.

"Sehingga publik bisa menentukan pilihan mereka atas perbedaan pandangan Jokowi dan Prabowo ini," kata Direktur Eksekutif Emrus Corner ini.

Sumber: Kompas
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved