Brigjen Pol Krishna Murti Kritik Bobotoh Persib Bandung, : “Geuleuh Aink Ningali Jelma nu Rasis”
Pertandingan antara Persiwa Wamena vs Persib Bandung dalam ajang Piala Indonesia di Stadion Wijayakusuma, Cilacap, Minggu (27/1/2019)
Penulis: Ferdyan Adhy Nugraha | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferdyan Adhy Nugraha
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pertandingan antara Persiwa Wamena vs Persib Bandung dalam ajang Piala Indonesia di Stadion Wijayakusuma, Cilacap, Minggu (27/1/2019) sedikit tercoreng oleh ulah oknum penonton.
Pasalnya beberapa kali terdengar nyanyian yang menyinggung The Jakmania, suporter Persija Jakarta
Padahal pada laga itu, Persib Bandung tidak sedang bertanding menghadapi tim Macan Kemayoran.
Wakil Ketua Satgas Anti Mafia Sepak Bola, Brigjen Pol Krishna Murti pun turut menyesalkan kejadian tersebut.
Dalam unggahannya di akun Instagram pribadinya, Krishna Murti mengatakan bahwa yang menyanyikan rasis bukanlah bobotoh sejati.
"Buat penonton Persib yang nyanyi lagu Rasis: Kalian bukan bobotoh sejati," tulis Krishna di akun Instagramnya yang beralamat @krishna_murtibd91
Ia juga mengajak kepada seluruh suporter sepak bola Indonesia untuk tidak melakukan hal yang dapat merusak.
"Hentikan rasisme dalam sepak bola. Jangan ikuti para perusak sepak bola yg berkedok supporter murni. “Geuleuh aink ningali jelma nu rasis.” #kmupdates kampungan..!!, Kampungan..!! Kampungan!!," Tulisnya.
Dalam unggahannya itu Krishna Murti memajang fotonya semasa SMA di Bandung. Diketahui Krishna Murti adalah alumni SMAN 5 Bandung angkatan 1988.
• Bus Bima Suci Terguling di Tol Cipularang, Total 7 Orang Tewas, 6 di TKP dan 1 di Rumah Sakit
Di tempat terpisah, Reva Ahmad, bobotoh yang menyaksikan langsung pertandingan Persib Bandung melawan Persiwa Wamena di Stadion Wijayakusumah mengakui bahwa nyanyian rasis sempat terdengar.
Namun ia menyebutkan nyanyian rasis itu dilakukan oleh beberapa oknum penonton saja.
Kang Mus Preman Pensiun Duduki Kotak Suara, Ajak Masyarakat Perangi Hoaks Tentang Pemilu https://t.co/S8RLgZ3a8k via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) January 27, 2019
"Iya memang ada, saya sendiri nonton di tribun VIP jadi kurang tahu darimana. Tapi itu gak lama kok, hanya terdengar beberapa saat," ujar Reva kepada Tribun Jabar melalui aplikasi WhatsApp, Senin (28/1/2019).
Menurut Reva, selebihnya nyanyian bobotoh bersifat positif.
Ia pun berharap pertandingan ke depan, nyanyian rasis sudah benar-benar hilang ketika Persib berlaga.
"Saya yakin bobotoh itu kreatif, banyak nyanyian yang bagus kalau dikumandangkan secara kompak," katanya.
Diapresiasi Asprov PSSI Jabar
Asosiasi Provinsi (Asprov) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Jawa Barat, mengapresiasi kinerja Satgas Antimafia Bola yang memberantas praktik kecurangan dalam kompetisi sepak bola.
Beberapa kecurangan yang dilakukan oleh sejumlah orang tersebut, yakni merekayasa skor pertandingan, pengaturan pertandingan, hingga penyuapan terhadap wasit.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asprov PSSI Jabar, Deddy Permana, mengatakan, di beberapa negara yakni Vietnam dan Italia, dunia persepakbolaan sempat mengalami kekacauan karena terjadi banyak praktik kecurangan.
"Saat banyak mafia bola, persepakbolaan di dua negara ini morat-marit, tapi selesai saat tim pemberantasan datang. Mudah-mudahan Indonesia akan kembali baik," kata Deddy Permana saat ditemui di Gedung Negara Sumedang, Sabtu (26/1/2019).
Dalam upaya menghindari kasus serupa di Jawa Barat, belum lama ini Asprov PSSI Jabar bersama Polda Jabar melakukan seminar terkait penerapan sepak bola yang bebas dari praktik kecurangan atau kejahahatan.

Deddy mengatakan, seminar tersebut diikuti oleh 200 orang yang di dalamnya terdiri dari pengurus pengurus Asprov PSSI Jabar, asosiasi PSSI kabupaten/kota, perangkat pertandingan, dan pengurus klub sepak bola.
"Dalam seminar itu memberikan pelajaran, bahwa kalau ada suap maka ada ancaman hukuman pidana," kata Deddy Permana.
Berdasarkan informasi, Satgas Antimafia Bola menangkap sejumlah nama yang diduga melakukan pengaturan skor di liga sepak bola Indonesia.
Beberapa nama di antaranya, Nurul Safarid (wasit liga 3), Priyanto (mantan anggota komisi wasit), Johar Lin Eng (anggota komisi eksekurif PSSI), Anik Yuni Artika Sari (anak Priyanto), dan Dwi Irianto (anggota Komdis PSSI).
(Hakim Baihaqi)