Tsunami di Selat Sunda
Akan Pasang Alat Deteksi Tsunami, Ini yang Akan Dilakukan Lebih Dulu oleh BPPT
BPPT akan melakukan penyebaran atau deployment BUOY pada tiga titik di kompleks Gunung Anak Krakatau (GAK).
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tampaknya serius dalam upaya merevitalisasi, memasang hingga melakukan perawatan pada alat pendeteksi tsunami BUOY.
BPPT akan melakukan penyebaran atau deployment BUOY pada tiga titik di kompleks Gunung Anak Krakatau.
Meskipun terkendala dana, namun faktanya kini BPPT telah menyelesaikan misi pemetaan (mapping) di atas gunung tersebut dan pulau sekitarnya menggunakan drone tipe Alap-alap milik lembaga itu.
Melalui akun Twitter resminya @BPPT_RI, BPPT menjelaskan bahwa area pemetaan meliputi 4 pulau yang memiliki radius sekitar 6,8 km.
Opsi area mapping meliputi Pulau Anak Krakatau, Pulau Rakata, Pulau Panjang dan Pulau Sertung, dengan mempertimbangkan arah abu vulkanik.
Dua opsi yang dipersiapkan BPPT dalam penggunaan drone itu yakni waypoint enter dari Utara atau Selatan, dan waypoint enter dari Timur atau Barat.
Pada Jumat (28/12/2018), BPPT menuliskan cuitannya, "Alhamdulillah, tim BPPT telah menyelesaikan pemetaan di atas Pulau Anak Krakatau.
Misi selanjutnya pemetaan di atas Pulau Sertung dan sekitarnya,'.
BPPT juga menyebutkan saat drone melakukan pengambilan gambar itu, pesawat nir-awak tersebut berada pada ketinggian 8.000 kaki.

Perlu diketahui, drone yang digunakan memiliki kemampuan mencapai ketinggian maksimum lebih dari 10.000 kaki.
Terkait pemasangan dan pemeliharaan 3 BUOY selama satu tahun, yang rencananya ditargetkan pada sejumlah titik di kompleks Gunung Anak Krakatau (GAK), BPPT membutuhkan dana sebesar sekitar Rp 15 miliar.
Dana tersebut harus mendapatkan persetujuan dari Presiden RI dan dianggarkan melalui Kementerian Keuangan dan Bappenas untuk proses revitalisasi BUOY.
Selain itu ada pula biaya tambahan sekitar Rp 5 miliar untuk menyebarkan BUOY menggunakan kapal Baruna Jaya serta didukung peralatan serta link satelit.
Nilai tersebut dimaksudkan untuk pemasangan perangkat Kabel Bawah Laut atau CBT yang ditambahkan sensor tsunami, sehingga mendukung performa BUOY.
Seperti yang disampaikan Deputi Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam BPPT, Hammam Riza.