Kehidupan

Kisah Jaenal Aripin, Jualan Gulali di Bandung Sejak 1985, Kalau Sepi Dalam Sehari Dapat Rp 50 Ribu

Apakah Anda masih ingat jajanan gulali, benang kusut, atau gula asam? Ya jajanan tersebut merupakan jajanan zaman dulu atau jadul.

Penulis: Resi Siti Jubaedah | Editor: Yongky Yulius
Tribun Jabar/Resi Siti Jubaedah
Jaenal Aripin (55). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Resi Siti Jubaedah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Apakah Anda masih ingat jajanan gulali, benang kusut, atau gula asam?

Ya jajanan tersebut merupakan jajanan zaman dulu atau jadul.

Ternyata, masih ada penjual yang menjajakan gulali di Bandung lho.

Adalah Jaenal Aripin (55), pria penjual gulali yang masih bertahan berjualan jajanan itu sejak tahun 1985.

Berasal dari Garut, ia merantau ke Bandung untuk berjualan gulali.

Alasannya, harga yang ditawarkan di Bandung lebih menguntungkan dan banyak target untuk berjualan.

"Saya berjualan gulali dari zamannya Rp 25 perak dapat dua, dari tahun 1985 di sini. Soalnya di Bandung harga penjualannya lebih bagus," ujar Jaenal Aripin saat ditemui Tribun Jabar di sekitar Jalan Cihampelas (samping Ciwalk), Kota Bandung, Jumat (28/12/2018).

Tak hanya gulali yang berbentuk binatang, bunga, bahkan huruf nama, Jaenal juga menjual bola kusut, dan gula asam yang menurutnya bisa mengobati kantuk.

Harga yang ditawarkan beragam. Gulali berbentuk binatang, bola kusut, dan gula asam, ia jual dengan harga Rp 5000.

Sedangkan gulali yang dibentuk huruf sesuai nama kita, dijual dengan harga Rp 10.000.

Saat hari libur, Jaenal biasa berjualan di sekitar Jalan Cihampelas dan sekitar Saraga ITB.

Jika hari-hari biasa, biasanya ia berjualan keliling kampus-kampus, yakni ke Unisba, STTB, UPI, Itenas, hingga Universitas Kristen Maranatha.

Biasanya Jaenal menghabiskam dua kilogram gula untuk membuat gulali.

Gulali, Jajanan Jadul yang Melegenda Disukai Remaja Milenial dan Anak-anak

Tekstur gulali akan bagus jika memakai gula yang bagus juga.

"Gulanya harus bagus, kalau gula warung nantinya bergelembung gulalinya," ujar Jaenal.

2 kilogram yang ia buat jadi gulali, tak selalu habis satu hari.

Terkadang tersisa dan terus ia hangatkan untuk ia jual esok harinya.

Jika penjualannya bagus, sehari ia bisa mengantongi Rp 100.000. Namun jika sepi, biasanya ia hanya dapat Rp 50.000.

Di Bandung, ia menempati rumah kontrakan di sekitar Sukajadi, sedangkan istri dan anak-anaknya tinggal di Garut.

Dia memilih berjualan gulali sejak muda, dikarenakan ayah dan kakaknya juga  berjualan gulali.

"Jadi jualan gulali ini turun temurun. Dari bapak, terus kakak," ujar Jenal.

Bahkan Jaenal menyebutkan bahwa anak pertamanya sudah berjualan gulali, mengikuti jejaknya. Jaenal memiliki lima orang anak.

Tak hanya berjualan keliling Bandung, terkadang Jaenal selalu mendapat undangan di acara pernikahan, atau acara lainnya.

"Kalau ada yang mengundang biasanya suka telepon saya ke nomor 081220168755," ujar Jaenal.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved