Tsunami di Selat Sunda
Perempuan 40 Tahun Selamat dari Tsunami Setelah Panjat Pohon, "Yang Terlihat Cuma Air Laut"
Yeni kaget saat air masuk ke vila. Ia selamat setelah memanjat pohon. "Yang terlihat cuma air laut."
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: taufik ismail
Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Bencana tsunami di Selat Sunda, Provinsi Banten, Sabtu (22/12/2018) malam, menyisakkan trauma mendalam bagi korban selamat.
Ini dirasakan warga Perumahan Bumi Cipacing Permai, Desa Cipacing, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Kejadian yang menewaskan ratusan orang di sekitar pesisir pantai ujung barat Pulau Jawa itu disaksikan oleh Yeni Kusmawati (40).
Ia juga menjadi korban dan mengalami luka robek di bagian kening akibat benturan benda keras.
Yeni mengatakan, Sabtu (22/12/2018) pukul 02.00 WIB, ia bersama rombongan keluarga Sumedang berjumlah 19 orang dan 16 orang rombongan keluarga Tasikmalaya serta Subang, berangkat dari Bumi Cipacing Permai menuju Pantai Carita Banten.

Setibanya di Pantai Carita pada pagi hari, Yeni bersama rombongan, menginap di satu vila yang jaraknya puluhan meter dari bibir pantai.
Anggota rombongan kemudian melakukan aktivitas wisata. Mereka berenang di pantai, bermain pasir, membakar ikan, dan bernyanyi karaoke hingga sekitar pukul 19.00 WIB.
Merasa lelah, mereka kembali vila. Beberapa di antaranya memilih beristirahat melepas lelah.
"Ada yang bakar ikan lagi dan nyanyi juga, pokoknya Pantai Carita malam itu ramai sekali," kata Yeni di Bumi Cipacing Permai, Senin (24/12/2018).
Saat tengah beristirahat dan asyik melakukan hiburan, beberapa orang mendengar suara gemuruh dari Gunung Krakatau. Namun tidak terlalu dihiraukan, karena dianggap hal biasa.

Yeni mengatakan, beberapa saat kemudian suara gemuruh air terdengar cukup keras. Air masuk hingga ke dalam vila dan melululantahkan seluruh isi vila.
"Tidak ada tanda-tanda tsunami seperti gempa, jadi cuek saja," ujarnya.
Saat ombak tengah menyapu seluruh bagian vila, Yeni berupaya menyelamatkan diri dengan cara memanjat pohon dan turut menolong korban lainnya, yaitu Nanang Suherman (58).
"Tidak melihat rombongan lainnya, yang terlihat cuma air laut saja, saya terus saja menangis," katanya
Akibat kejadian nahas tersebut, empat orang dari rombongan meninggal akibat tsunami. Mereka adalah Feni (30), warga Bumi Cipacing Permai RT 3/17; Fico (4), warga Bumi Cipacing Permai RT 3/17; Ita Puspitasari (27), warga Bumi Cipacing Permai RT 6/17; dan Rida (42), warga Perum Abdinegara, Kecamatan Rancaekek.
• Epi Kusnandar Peluk Anak Aa Jimmy, Isak Tangis Terdengar di Rumah Aa Jimmy
• 4 Korban Tewas Akibat Tsunami di Selat Sunda Tiba di Sumedang, Seorang Masih Balita