Keren, Siswa Madrasah Depok Berhasil Menciptakan Robot Simulasi Pemisah Air Bersih dan Air Kotor
Para siswa Madrasah Technonatura, Depok, memamerkan robot simulasi pemisah air bersih dan air kotor, di pameran Jabar Habibie Festival.
Penulis: Resi Siti Jubaedah | Editor: Yongky Yulius
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Resi Siti Jubaedah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Para siswa Madrasah Technonatura, Depok, memamerkan robot simulasi pemisah air bersih dan air kotor, di pameran Jabar Habibie Festival.
Festival tersebut dilaksanakan di Convention Hall Telkom University, Jalan Terusan Buah Batu, Jumat (30/11/2018).
Robot tersebut diberi nama "WowWi", dan dilengkapi dengan dua fitur spesial, yaitu smart robot locator dan inertia measurement unit (IMU).
Menurut satu dari siswa Madrasah Technonatura kelas 1 SMA, Rehayl Muhammad Rashtrapatiji (15), robot tersebut mampu menyalurkan air bersih dan air kotor ke tempat yang tepat secara akurat dan cepat.
Untuk ujicoba pemisahan air bersih dan air kotor, robot ini menggunakan bola berwarna biru dan oranye.
• Mampu Ciptakan Robot, Pemuda Disabilitas Asal Purwakarta Ini Mendapat Pendampingan Dedi Mulyadi
Rehayl menjelaskan, bola biru untuk air bersih dan bola oranye untuk air limbah.
"Jadi cara kerjanya, nanti robot ini akan mensortir bola biru dan oranye. Kalau bola biru, dilambangkan air bersih nanti akan disimpan di tempatnya, kalau bola oranye diibaratkan air kotor nanti akan dilempar," ujar Rehayl saat ditemui Tribun Jabar, Jumat (30/11/2018).
Rancangan robot tersebut, berhasil membawa tim Madrasah Technonatura meraih medali perak, pada kejuaraan dunia kontes robot "Internasional First Global Challenge Olympic Robot Competition 2017" yang dilangsungkan di Washington DC, Amerika Serikat.
Mereka berhasil meraih medali perak kategori innovation award atau rekayasa inovasi.
• Foto-foto Thalasya yang Lagi Viral, Apakah Dia Manusia, Robot, atau Animasi?
Pada kompetisi tersebut, Rehayl mengklaim bahwa perwakilan di Indonesia, hanya ada tim dari Madrasah Technonatura.
Rehayl mengaku robot tersebut dirancang oleh tim kakak kelasnya, hingga pada saat mengikuti kompetisi.
Sedangkan Rehayl dan kawan-kawannya hanya meneruskan perawatan, dan memamerkan robot tersebut.
"Ini kontesnya dilakukan sama kakak tingkat kami, sekarang mereka sudah pada kuliah, jadi kami di sini hanya meneruskan saja," ujar Rehayl.