Pasca Gempa Palu
Melihat Lebih Dekat Hunian Terpadu Korban Gempa Palu, Relawan Pasok Air, Warga Memasak Sendiri
ACT mendistribusikan air bersih sebanyak 28800 liter untuk pengungsi korban gempa Palu setiap harinya.
Penulis: Theofilus Richard | Editor: Kisdiantoro
Ia menghibahkan lahannya untuk dibangun ICS.
Cerita ini berawal ketika omongannya soal keinginan menghibahkan lahan untuk pengungsi didengar seorang relawan.
Kemudian cerita tersebut tersebar hingga akhirnya Tim ACT mendatanginya untuk mengonfirmasi kebenaran pernyataan tersebut.
"Keluarga atau bukan keluarga, semuanya silakan di sini," ujar Sulastri kepada saya.
Hanya, ia mensyaratkan para penghuni ICS nantinya meninggalkan kebiasaan yang dilarang agama, semisal mabuk atau berjudi.
Setelah sekira setengah jam saya dan teman wartawan lain bercengkrama dengan Sulastri, kami pun pamit.
(Cerita selengkapnya tentang Sulastri, dapat dilihat di TribubJabar.id).
Dari sana, kami menuju ICS Desa Lolu, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi.
Dalam perjalanan, kami melewati Desa Sibalaya Selatan.
Sejauh mata memandang, tidak ada lagi rumah yang berdiri utuh di sana.
Semua rumah hancur, hanya tersisa puing-puing bangunan.
Daerah ini menjadi satu di antara daerah yang terkena likuifaksi.
Akibatnya bentuk tanah pun sudah tidak beraturan dan terlihat gersang.
Jalan yang dilewati mobil pun bentuknya sudah bergelombang.
Setibanya di ICS Desa Lolu, kami disambut Koordinator Bangunan ICS ACT, Dede Abdul Rochman.
ICS Desa Lolu saat ini masih proses pembangunan.
Terlihat pekerja sedang membangun hunian, sekolah sementara, dan ACT Humannity Store (AHS).
AHS adalah minimarket untuk pengungsi.
Setiap pengungsi mendapat jatah belaka sembako gratis seminggu sekali menggunakan AHS Card.
Di ICS ini juga dibangun sekolah sementara dengan tiga ruang kelas.
ICS ini akan menjadi percontohan untuk ICS lainnya.
Setelah meninjau ICS Desa Lolu, kami pun pulang ke penginapan dan mengakhiri kegiatan hari ini.
