Pasca Gempa Palu
Melihat Lebih Dekat Hunian Terpadu Korban Gempa Palu, Relawan Pasok Air, Warga Memasak Sendiri
ACT mendistribusikan air bersih sebanyak 28800 liter untuk pengungsi korban gempa Palu setiap harinya.
Penulis: Theofilus Richard | Editor: Kisdiantoro
Saya pun mencoba melihat masuk ke dalam tenda yang ditinggali Yuli.
Di dalamnya, terlihat lemari plastik dan beberapa barang yang ditumpuk di ujung tenda.
Sebagai alas, Yuli menggunakan karpet dan tikar.
Rangka kayu yang digunakan untuk mendirikan tenda, dimanfaatkan Yuli membuat ayunan.
Kain diikatkan ke kayu dan digantungkan sehingga, putrinya bisa rebahan sambil diayun-ayun.
Selain harus mengurusi anak, ternyata Yuli masih bekerja di sebuah pabrik.
"Jam enam saya kerja, terus jam 10 saya izin untuk mengurusi anak, jam 12 kembali lagi kerja," ujarnya.
Dari Desa Sidera, saya dan rombongan menuju hunian terpadu atau integrated community shelter (ICS) di Desa Sibalaya Utara, Kecamatan Tanambulava, Kabupaten Sigi.
Di sana, saya dan rombongan meninjau shelter yang baru selesai dibangun pada Senin (26/11/2018).
Temperatur udara di Sibalaya Utara cukup panas, sekira 33 derajat Celcius.
Tetapi, anak-anak di desa tersebut seolah tidak merisaukan panasnya cuaca.
Mereka tetap bermain di taman bermain yang berada di sisi kanan mushola.
Beberapa bermain jungkat-jungkit, perosotan, ayunan, dan sebagian lagi bermain kejar-kejaran.
Seperti di ICS Kelurahan Duyu, ICS di Desa Sibalaya Utara, juga dilengkapi hunian sementara, mck, mushola, klinik, dan taman bermain.
Ternyata ICS ini dibangun di atas lahan seorang warga bernama Sulastri.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/suasana-pembangunan-ics-desa-lolu-sigi.jpg)