Kisah Inspiratif
Kisah Pasutri Rintis Usaha Berawal dari Kecintaan Fesyen Kekinian, Tuangkan Nilai Budaya Sunda
Adalah bran tas Sampurasun, brand fesyen tas yang menuangkan unsur budaya sunda melalui desain grafis yang mereka buat.
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Kisdiantoro
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilda Rubiah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Di tangan kedua pasangan suami istri ini, Budaya Sunda dapat dilestarikan menjadi produk industri kreatif yang tengah hits mereka jalankan.
Adalah Angga Nugraha dan Ainiy Shaesarita, keduanya memiliki latar belakang bergelut di bidang desain grafis.
Angga lulusan STISI Telkom Bandung Desain Komunikasi Visual dan Ainiy lulusan Universitas Trisakti.
Berangkat dari kecintaan dan kerinduan yang mendalam terhadap tanah kelahiran bumi pasundan nan asri, yang lama ditinggalkan Angga dan Istrinya Ainiy.
Kedua pasangan seprofesi ini cetuskan inisiatif rasa pengalamannya itu dituangkan menjadi produk kreatif yang menarik.
Adalah bran tas Sampurasun, brand fesyen tas yang menuangkan unsur budaya sunda melalui desain grafis yang mereka buat.
Budaya Sunda yang mereka tuangkan sementara yang difokuskan yaitu kekhasan Kota Kembang, Bandung.
Mulai dari hal-hal ikonik tentang Kota Bandung, ragam ketokohan kesundaan semisal Cepot, Sangkuriang, Kabayan, ragam destinasi menarik Bandung, hingga bermacam-macam cerita lainnya.
• Keren, Fitur Baru Google Maps Ini Bikin Penggunanya Bisa Chatting Langsung dengan Pebisnis
• 4 Bisnis Modal Kecil yang Cocok Dijalankan Mahasiswa atau Pelajar, Berpotensi Untung Besar Lho
Angga Nugraha (31) mengatakan brand tas Sampurasun tersebut tercetus karena terinspirasi bukan sekedar atas tujuan peluang usaha, akan tetapi jauh dari pada itu untuk ikut berkontribusi melestarikan dan menanamkan kembali nilai budaya, sasaran khususnya untuk kalangan anak muda masa kini.
"Produk ini maunya menjadi bahan yang dapat diterima semua kalangan, khususnya membawa pesan bagi generasi muda agar lebih bangga terhadap budaya sendiri, melalui jenis fesyen ini yang saat ini tidak kalah banyak diminati," ujar Angga Nugraha (31) kepada Tribun Jabar saat ditemui di Ciwalk Jalan Cihampelas No 160 Cipaganti Coblong Kota Bandung, Jumat (23/11/2018).
Angga membagikan cerita pada 2011 lalu, diawal merintis usahanya itu dirinya tidak ikut serta terjun dalam bisnis yang pertama kali dijalankan istrinya itu.
Bisnis pertama bernama brand Someah, yaitu bisnis fesyen tas yang juga menampilkan budaya kesundaan.
Pada saat itu Angga bekerja sebagai General Manager di salah satu perusahaan di Jakarta, kurang lebih 7 tahun.
Walaupun mereka tinggal di Jakarta namun keduanya membawa bisnis berkonsep kesundaan.
Terlepas dari itu, setelah satu terakhir bekerja 2016, Angga mengaku merasakan kejenuhan berkerja sebagai karyawan di perusahaan orang.
Kendati sudah memiliki gaji dan posisi yang baginya sudah berkecukupan, namun dirinya mendapati perasaan ada yang hilang dalam benaknya, yaitu rindu akan kampung halamannya di Bandung.
"Setiap melihat berita Bandung ada perasaan rindu yang muncul," ungkap Angga.
Dia mengaku dari sekian banyak Kota yang telah dikunjunginya, Angga merasa tetap Bandung memiliki tempat paling kuat menjadi pilihan tempat singgahnya.
Lebih dari itu Angga mengaku sebelumnya mempunyai rencana untuk membuka usaha sendiri ketimbang kerja untuk orang lain.
Selama di pekerjaannya Angga memang dikenal memiliki passion dalam bidang bisnis development dan atitude marketing yang cukup mumpuni.
Dia beserta sang istri memiliki passion dan visi yang sama untuk merintis usaha sekaligus ingin berkontribusi menanamkan nilai daerah melalui fesyen, bidang yang juga mereka sukai itu.
• Ini Dia 5 Kuliner Malam Terkenal di Kota Bandung, dari Seafood Bang Bopak hingga Perkedel Bondon
• Jajan Aneka Kuliner Nusantara di Food Court Point Brunch Bandung, Tempat Nyaman Harga Terjangkau
Pada 2016, akhirnya setelah itu, Angga pun mulai memberanikan diri untuk keluar dari zona amannya untuk mulai ikut terjun dalam bisnis yang mereka cetuskan dari kerinduannya terhadap Kota Bandung dan terinspirasi dari kesukaannya terhadap Ridwan Kamil itu.
Kendati setelah bisnisnya tersebut berjalan dan mendapatkan respon yang bagus di masyarakat luas, namun Angga masih merasa ada yang kurang dengan sasarannya.
Di mana produk inspirasinya itu datang dari Kota Bandung, namun sementara dirinya berada di Jakarta.
Demikianlah Angga memutuskan mengundurkan diri dari Kantornya, kemudian membangun usaha dengan inspirasi kerinduannya dan kesukaannya itu, bernama Sampurasun.
Sembari membangun usaha fesyen Sampurasun ini, akhirnya Angga memboyong keluarganya kembali ke Bandung.
Singkat cerita, karena Angga sebelumnya menggunakan jasa jahit dari pengrajin asal Bandung, maka dirasa produksi pun berjalan semakin efektif.
Ekspektasi Angga ternyata lebih dari perkiraannya, terhitung baru empat bulan sejak mengembangkan usahanya di Bandung, dia tidak menyangka respon masyarakat hingga pemerintah menyambut baik terhadap kehadiran produknya itu.
"Kami datang Bandung alhamdulillah respon sangat baik, banyak apresiasi dari pemerintah kota Bandung dan masyarakat Bandung," ujarnya.
Dua bulan lalu Sampurasun mendapatkan pernghargaan dari Dinas KUMKM Kota Bandung Kategori fashion produk unggulan Kota Bandung, 20 Oktober 2018 beberapa waktu lalu.
Bahkan setelah mendapatkan ajang tersebut, pihaknya pun merasa punya tempat di Bandung, dan seringkali mendapatkan undangan mengikuti even produk unggulan khas daerah.
Angga mengatakan dari sekian banyak kurang lebih 200 produk unggulan Kota Bandung, Sampurasun dapat terpilih masuk ke dalam daftar lima gelar produk unggulan khas daerah, yang disanjung oleh Dinas perindustrian dan Perdagangan Kota Bandung.
"Tentunya kami sangat terbantu dengan capaian ini, karena membawa motif-motif Bandung banget, kami punya foto produk, kami membawa fesyen Bandung yang kekinian," pikirnya.
Konsep Sampurasun memang tersinpirasi dari kerinduannya terhadap Kota bandung, yang mereka tuangkan dalam karya atau produk menggambarkan Bandung.
Berangkat dari melihat perkembangan Bandung mulai 2013 masa kepemimpinan Ridwan Kamil sebagai Walikota sampai sekarang kekinian.
Di antaranya mulai series Bandung Juara dengan tiga motif ikonik Ontelan, Pasopati, series Kuliner khas Bandung, Bandros, Surabi, Keripik Pedas, ada juga series cerita sunda diambil dari ketokohan Cepot, Sangkuriang dan Kabayan, sampai series perpisahannya Ridwan Kamil mengakhiri masa jabatannya, yang dituangkan dalam desain grafis karakter Ridwan Kamil, Athalia, dan beberapa karya atau tempat ikonik dari rekam jejaknya selama menjabat.
Adapun setelah berhasil menuangkan inspirasi dan meraih ketercapaiannya itu, Angga tidak akan berhenti sampai tahap itu.
Rencananya Angga masih akan mengeluarkan karya series dengan ruang lingkup mengangkat budaya selain dari Jawa Barat yaitu dari Sabang sampai Merauke.
Hanya saja untuk sementara ini dia menjelaskan lebih fokus untuk sales penjualan dan branding.
"Branding ini kami tengah berusaha akan berkerjasama dengan dinas-dinas terkait yang punya benang merahnya," ungkap Angga.
Sementara itu untuk jangka panjang, Angga mengungkapkan keinginannya untuk menanamkan pamor produk Sampurasun sebagai produk umum khas Bandung.
Dia mencotohkan semisal ketika orang akan pergi ke Bandung, maka hal yang juga diingatkan yaitu produk Sampurasun, sebagai buah tahan khas dari Bandung.
Terlebih dalam hal itu, Angga juga memiliki harapan besar terhadap perkembangan UMKM di Kota Bandung.
Dia berharap dapat bekerjasama dengan UMKM yang lain dan mewadahi produk-produk tersebut dan market place center, yang ingin dia sebut juga Sampurasun sebagai pusat oleh-oleh Kota Bandung secara terjangkau.
Angga mengaku seolah terinspirasi kuat dengan penamaan Sampurasun yang dia cetuskan pada brandnya.
Namun demikian, dia pun ingin menerapkan Sampurasun tersebut untuk cita-citanya yang ingin dia dedikasikan untuk Kota Bandung.
Tentunya dia berpendapat, nama Sampurasan istimewa di tatar Sunda sebagai budaya yang mesti diimplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
"Dalam bahasa Indonesia seperti ‘apa kabar’, itu keren bermaksud supaya brand ini menjadi brand yang ramah kepada para konsumen. Ramah pelayanannya, juga ramah harganya," ujarnya.
Sebagai sapaan yang berbudi luhur, nama Sampurasun baginya tepat guna untuk menjadi nama ikonik sebagaimana ciri khasnya Sunda.