Jas Hujan Ponco Kurang Diminati di Bandung, Setelah Viral di Medsos Pemotor Berponco Jatuh di Jalan

Jas hujan ponco atau kelelawar yang dinilai berbahaya bagi pengendara motor tampaknya kini bukan lagi jadi pilihan warga Kota Bandung.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Ichsan
TMC Polda Metro Jaya
Jas Hujan Ponco 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Jas hujan ponco atau kelelawar yang dinilai berbahaya bagi pengendara motor tampaknya kini bukan lagi jadi pilihan warga Kota Bandung.

Di beberapa penjual, jas hujan ponco tak banyak dibeli.

Beberapa waktu lalu, video rekaman kecelakaan di jalan raya akibat menggunakan jas hujan ponco atau kelelawar viral di media sosial.

Dalam video itu, jas hujan ponco itu tampak masuk ke bagian rantai dan seketika membuat penggunanya tertarik dan terjatuh.

Didi Suwardi (66), penjual jas hujan di blok c-22, Pasar Kosambi, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, mengatakan, jas hujan ponco sudah jarang dibeli.

Kini jas hujan setelan lah yang banyak dibeli oleh orang-orang. Jas hujan setelan adalah jas hujan yang terpisah antara bagian atasan dan bawahan.

Sedangkan jas hujan ponco, menyatu dalam satu lembar kain.

"Dalam sehari, ada sekitar 3-4 jas hujan jenis itu yang terjual. Haganya mulai dari Rp 55-165 ribu, tergantung jenis bahan. Kalau yang ponco udah jarang, seminggu paling ada 1-2 lah," katanya kepada Tribun Jabar, Selasa (13/11/2018).

Kisah Warga Kurdi Irak Gara-gara Cewek di Bandung, jadi Tukang Cukur hingga Dituntut 7 Bulan Penjara

Beberapa jas hujan beragam jenis dan warna memang tampak digantung di depan kiosnya.

Tak hanya jenis ponco, ada pula jas hujan setelan yang terpisah antara atasan dan celananya.

Warnanya pun beragam, mulai dari hitam, abu-abu, hingga biru.

"Ada juga jas hujan setelan yang bahannya bisa dipakai buat semacam sauna gitu. Itu bagus buat penderita kolesterol. Jadi jas hujan setelan itu multifungsi, makanya banyak dibeli," kata Didi.

Berbeda dengan Didi, penjual lainya di sekitaran Jalan Ahmad Yani, Latif (24), mengatakan, jas hujan yang paling laku dibeli adalah yang harganya Rp 10 ribu saja.

Jas hujan dengan bahan tipis itu biasa disebut sebagai jas hujan "kresek".


Dalam sehari, ada sekitar 3-4 orang membeli jas hujan sekali pakai tersebut.

"Karena toko saya di pinggir jalan, jadi kalau hujan biasanya pembeli langsung melipir ke sini beli jas hujan yang murah, yang sekali pakai," katanya.

Senada, penjual jas hujan di Jalan Babakan Sari, Kiaracondong, Farhan (32) juga mengatakan, pembeli biasanya membeli jas hujan yang berharga kisaran Rp 45 ribu - Rp 75 ribu.

Pembeli cenderung membeli jas hujan setelan, atasan dan celana lengkap yang dapat dipakai satu orang.

"Kalau yang beli ponco sudah jarang. Ya dalam seminggu ada lah satu pembeli mah," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved