Menurut Para Ahli, Selingkuh Ternyata Wajar, Lalu Mengapa Perselingkuhan Bisa Ada dalam Pernikahan?
Selingkuh dinilai wajar oleh para ahli, Albert Einstein pun kabarnya juga suka berselingkuh dan bahkan menikahi selingkuhan.
TRIBUNJABAR.ID - Fenomena perselingkuhan mulai banyak terkuak di jagat maya.
Kita bisa melihat kasus perselingkuhan di media sosial, baik facebook atau instagram.
Kabar dugaan perselingkuhan yang akhir-akhir ini mencuat adalah yang dialami oleh Rini Puspitawati (26) dan Ragil Supriyanto (34) yang mobilnya terjun bebas di jurang Sarangan, Magetan, Jawa Timur pada Sabtu (13/10/2018).
Akibat kecelakaan maut tersebut, Ragil meninggal dunia di tempat dalam kondisi luka parah di kepala, sedangkan Rini yang sempat kritis akhirnya tewas juga.
Fenomena selingkuh tak hanya terjadi di Indonesia, namun di seluruh dunia.
Beberapa artis Bollywood misalnya, bintang top papan atas tersebut juga tergoda oleh daya tarik perempuan lain di kehidupan pernikahannya.
Beberapa artis Bollywood yang berselingkuh di antaranya Aamir Khan, Govinda, Akshay Kumar, Saif Ali Khan, dan Hrithik Roshan.
Meski baru fenomena perselingkuhan mulai mencuat dan banyak terbongkar di khalayak ramai baru-baru ini, ternyata fenomena perselingkuhan sudah terjadi sejak dahulu kala.
Dikutip dari The Talko, salah satu fenomena perselingkuhan yang melegenda adalah pada abad ke 44 SM yang dilakukan Cleopatra, sang Ratu Mesir Kuno dengan Jenderal Romawi Marc Antony dan Julius Caesar.
Sedangkan fenomena perselingkuhan lain juga dilakukan oleh sang jenius, Albert Einstein.
Albert Einstein menikah dengan Mileva Maric pada 1903, namun selama menikah dengan Mileva, Einstein sudah selingkuh dengan banyak perempuan.
Merasa tak tahan dengan sifat Einstein yang tak setia, Mileva meminta cerai, dan mereka resmi bercerai pada 1919.
Baru beberapa minggu setelah bercerai, Einstein menikah kedua kalinya dengan Elsa, salah satu selingkuhannya selama menikah dengan Mileva sekaligus sepupunya.
Pernikahan keduanya tak lantas mebuat Einstein taubat. Ia tetap berselingkuh dengan banyak perempuan.
Dikutip dari yourtango.com, para ahli menuturkan bahwa perselingkuhan wajar terjadi di hubungan pernikahan.
Sebanyak 35-45 persen pernikahan diwarnai perselingkuhan.
Apa yang membuat perselingkuhan menjadi hal umum dalam pernikahan? Apakah itu memang sudah sifat fitrah manusia?
1. Menganggap pasangan tak lagi peduli
Sebagai orang yang masih berusia produktif, wajar apabila kehidupan sehari-harinya dipenuhi kesibukan.
Namun, kesibukan ini ternyata menjadi salah satu faktor alasan paling banyak mengapa seseorang berselingkuh dari pasangannya.
Pasangan mungkin merasa bahwa kurangnya perhatian dari Anda. Itu bisa berarti ia merasa tidak lagi penting bagi Anda.
Pernikahan akan rentan ketika perhatian Anda berada di tempat lain.
Ketika Anda "jatuh cinta”, Anda memiliki indra batin akan selalu cukup untuk kekasih Anda. Begitu juga sebaliknya.
Ketika hormon cinta awal berkurang, gerakan perhatian dan kasih sayang kecil membuat perbedaan besar, asalkan itu penting bagi pasangan.
Untuk mencegah perselingkuhan dilakukan pasangan, salah satu caranya adalah memberikan perhatian kepada pasangan sebaik mungkin di sela-sela rutinitas.
Anda bisa memberikan perhatian kecil berupa mengirim teks, telepon, atau mengirimkan makanan ke tempat kerjanya agar membuatnya merasa diperhatikan.
2. Peluang berselingkuh dengan rekan bisnis lebih besar
Menurut sebuah penelitian baru-baru ini , "Lebih dari sepertiga (36 persen) pria dan 13 persen perempuan mengatakan bahwa mereka menyerah pada godaan dalam perjalanan bisnis."
Sendirian tanpa seorang pun untuk diajak bicara, ditambah menikmati beberapa minuman, dan dalam situasi itu, faktor penghambat perselingkuhn seolah baur.
Jika ingin melindungi pernikahan, perkuat kesetiaan dan bicarakan beberapa masalah yang mungkin bisa menyebabkan suami selingkuh.
Anda juga bisa memberikan suami shock therapy dengan cara memberitahukan konsekuensi apa yang akan terjadi apabila suami nekat selingkuh suatu saat nanti.
Buat suami membayangkan betapa rasa sakit itu nyata apabila ia selingkuh.
3. Berasal dari keluarga yang hancur karena perselingkuhan
Jika Anda atau pasangan Anda berasal dari keluarga yang hancur karena perselingkuhan, bisa jadi risiko untuk perselingkuhan terjadi lebih tinggi.
Anda perlu melakukan perhatian ekstra jika Dads berasal dari keluarga dengan sejarah berselingkuh. Namun, ini bukan berarti Anda tidak boleh mencintai orang dari riwayat keluarga berselingkuh.
4. Pasangan tidak pernah memikirkan konsekuensi nyata
Jika pasangan belum mengalaminya secara pribadi, kemungkinan besar ia tidak dapat membayangkan dampak dari pengkhianatan pasangan seperti tsunami .
Padahal perselingkuhan bisa membuat Anda merasa seperti tidak tahu ke mana berpaling, siapa yang harus dipercaya, atau bagaimana mengatasi rasa malapetaka.
Lebih buruk lagi, orang yang biasanya bersandar sekarang adalah orang yang mengkhianati Anda (dan tampaknya tidak peduli sama sekali).
Belajar untuk percaya lagi merupakan tantangan besar bagi pasangan yang dikhianati. Dan Anda tentu tidak pantas menerima rasa sakit yang diberikan pasangan kepada Anda.
5. Pasangan berpikir tidak ada yang akan mencurigainya
Statistik mengungkapkan bahwa 74 persen pria dan 68 persen perempuan mengakui bahwa mereka akan berselingkuh jika mereka merasa bisa lolos begitu saja dan tidak ketahuan.
Ini menunjukkan bahwa orang-orang membayangkan (dan mungkin berfantasi tentang) hubungan di luar pernikahan akan melakukan perselingkuhan apabila ada jaminan perlindungan tidak ketahuan.(*)