Rumahnya di Petobo 'Disedot' Lumpur, Iswandi Pasrah Saat Pintu Tertutup Reruntuhan Bangunan
Tak hanya porak-poranda, saat gempa terjadi, Petobo perlahan bak ditelan bumi. Tanah 'menyedot' ribuan rumah di daerah yang terkenal padat penduduk
Tuhan seakan mendengar doa Iswandi, tiba-tiba tanah dan lumpur berhenti bergerak dan atap rumahnya terbuka.
Dari celah yang cukup sempit itu, Iswandi merangkak ke luar secara perlahan.
Dalam situasi masih genting, Iswandi berhasil menyelamatkan diri.
Sementara nasib sang istri Mufida, sebaliknya.
• Misi Tumbangkan Persib Bandung, Djanur Temukan Komposisi Ideal bagi Persebaya Surabaya
• KPK Menduga Kasus Suap Bupati Bekasi agar Pengembang Mendapatkan IMB Meikarta
Mufida yang sudah dinikahinya selama 10 tahun itu, ditemukan tewas 50 meter dari rumahnya.
"Bencana sudah musibah, istri meninggal, saya coba tegar dan bersabar," ucap Iswandi lirih.
Saat ini, Iswandi masih mengungsi di pengungsian Petobo Atas, bersama kedua anaknya yang selamat.
Iswandi pun masih tak percaya atas nikmat dan karunia yang diberikan Tuhan kepadanya.
"Kalau saat itu saya mati saya ikhlas, dan saat ini saya masih hidup, saya akan lebih tawakal," ucap Iswandi. (Yanuar Nurcholis Majid)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Iswandi Pasrah saat Lumpur 'Menyedot' Rumahnya: Kalau Allah Mau Cabut Nyawa, Saya Ikhlas"