Warga Pangalengan Antisipasi Bahaya Longsor, Jalur Evakuasi Sudah Rampung tapi Belum Sosialisasi
Agar pada saat musim penghujan, aliran air tidak tersumbat sampah. Jadi warga dihimbau untuk membersihkan aliran sungai
Penulis: Mumu Mujahidin | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, PANGALENGAN - Sebagian warga yang berada di wilayah rawan bencana pergerakan tanah atau longsor di Kabupaten Bandung saat musim penghujan tiba, mengaku sudah mengantisipasi bencana longsor yang bisa terjadi kapan saja.
Cecep Badrudduja (23) warga RT 03/03 Kampung Cikondang, Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung menuturkan seminggu sebelumnya sudah ada sosialisasi kebencanaan dari MTB (Masyarakat Tanggap Bencana) dan BNPB Kecamatan Pangalengan.
"Akhir bulan kemarin ada dari Kecamatan Pangalengan (MTB dan BNPB) kerjasama dengan desa mengadakan penyuluhan dan sosialisasi tentang bencana kepada warga. Jadi setiap RW ada perwakilannya ke desa," tutur Cecep saat ditemui di Soreang, Jumat (12/10)
Sebagai langkah antisipasi pencegahan bencana pergerakan tanah atau longsor warga diminta untuk tidak menebang pohon sembarangan.
Selain itu setiap RW juga dihimbau untuk membersihkan aliran sungai yang ada dari kotoran sampah.
"Agar pada saat musim penghujan, aliran air tidak tersumbat sampah. Jadi warga dihimbau untuk membersihkan aliran sungai," katanya.
Selain itu jika terjadi bencana longsor warga juga diantisipasi untuk segera menyelamatkan diri jika mengancam keselamatan jiwa.
Di setiap desa rawan bencana sudah terdapat jalur evakuasi bencana.
"Sudah ada jalur evakuasi, di setiap gang diperuntukkan jalur evakuasi. kemungkinan besar longsor ada dari belakang pemukiman jadi waga diantisipasi untuk menyelamatkan diri mengikuti jalur evakuasi," tuturnya.
Cecep menuturkan belum lama ini, sekitar minggu lalu telah terjadi longsor di RW 02, Kampung Badra, Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan.
Longsor terjadi cukup parah hingga menutup akses jalan penghubung antara Kampung Badra dan Kampung Kasepen.
"Sehari tidak bisa dilewati (akses). Terjadi siang hari, pas sore langsung dibersihin dan semalam tidak bisa dilewati. Nah besoknya baru bisa dilewati tapi masih banyak lumpur jalannya," katanya.
Lokasi tanah longsor merupakan areal persawahan dengan tinggi longsoran sekitar 10 meter dan lebar mencapai 5 meter lebih.
Peristiwa tersebut terjadi karena air sungai yang berada di atas persawahan rembes hingga ke dalam tanah di saat kondisi persawahan kering akibat kemarau.
"Tanah (longsoran) langsung dibersihakan menggunakan alat berat selama tiga hari," katanya.