Benarkah Erupsi Gunung Soputan Dipicu Gempa Palu? Berikut Analisis Volkanolog ITB
Gunung Soputan yang terletak 50 kilometer barat daya Kota Manado, Sulawesi Utara mengalami erupsi pada pukul 08.47 WITA, Rabu (3/10/2018).
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gunung Soputan yang terletak 50 kilometer barat daya Kota Manado, Sulawesi Utara mengalami erupsi pada pukul 08.47 WITA, Rabu (3/10/2018).
Tak sedikit masyarakat yang berspekulasi, erupsinya gunung yang memiliki tinggi puncak sekitar 1809 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu berkaitan dengan gempa bumi yang terjadi beberapa waktu lalu di Palu.
Benarkah demikian?
Volkanolog Institut Teknologi Bandung Dr Eng Mirzam Abdurrachman menjelaskan, gempa bisa saja memicu atau men-trigger letusan gunung berapi.
• Transformasi Penampilan Ratna Sarumpaet dari Waktu ke Waktu
• Usul 3 Oktober Jadi Hari Anti-Hoaks Nasional, Kang Emil: Saat Negeri ini Dibohongi Ratna Sarumpaet
Misalnya, kata dia, terjadi di Gunung Agung yang sempat meletus beberapa menit setelah gempa bumi mengguncang selatan Bali beberapa menit sebelumnya.
Kemudian, kasus lain gempa yang dapat memicu letusan gunung berapi yaitu gunung Fuji di Jepang.
Kendati demikian, dikatakannya, gempa bisa juga tidak memicu letugas gunung berapi.
Seperti pada gempa Lombok yang terjadi berulang-ulang.
Meskipun gempanya berulang-ulang, Gunung Rinjani tidak bergeming sedikit pun.
• Persib Bandung Tampil Tanpa Sejumlah Pilar Lawan Madura United, Begini Kata Mario Gomez
• Ini Alasan Gomez Ingin Laga Persib Vs Madura United Digelar di Jayapura
"Kenapa? Karena ini belum periode atau waktu letusan Rinjani, dapur magma Rinjani yang masih kosong mampu mengakomodasi guncangan sehingga tidak terjadi letusan," katanya, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Tribun Jabar, Kamis (4/10/2018).
Lalu, bagaimana dengan letusan Gunung Soputan?
Mirzam, mengatakan, jika melihat interval letusan Gunung Soputan, memang tahun 2018 adalah waktu yang diperkirakan terjadi letusan.
Gunung Soputan sendiri memiliki letusan interval tiga tahunan jika melihat letusan sebelumnya pada 2012 dan 2015.
Kendati demikian, ujar Mirzam, jika melihat produk letusannya yang sebagian besar hanya abu tanpa material magmatik, itu mengindikasikan perubahan tekanan mendasak di dalam dapur magma.
Bisa jadi, hal itu adalah kombinasi waktu letusan yang dipicu oleh gempa.
"Rekaman data sesimisitas dan pemantauan lanjut produk letusan Soputan beberapa waktu ke depan akan memberikan jawaban yang lebih pasti," ujar Mirzam. (*)