Gempa Donggala
Ini 15 Fakta Gempa dan Tsunami di Palu dan Donggala, Dari Peringatan Tsunami Hingga Kunjungan Jokowi
Tidak hanya gempa, tsunami pun melanda Palu dan menyebabkan ratusan jiwa meninggal dunia dalam bencana tersebut.
Penulis: Theofilus Richard | Editor: Theofilus Richard
TRIBUNJABAR.ID - Gempa di Donggala dan Palu berkekuatan 7,4 Skala Ritcher terjadi pada Jumat sore (28/9/2018).
Tidak hanya gempa, tsunami pun melanda Palu dan menyebabkan ratusan jiwa meninggal dunia dalam bencana tersebut.
• Yuk, Borong Buku di Gramedia Big Sale, Lihat Batas Waktunya!
Berikut rangkuman 15 fakta bencana gempa dan tsunami tersebut.
1. Dua kali gempa
Gempa bumi di Palu dan Donggala pertama kali terjadi pada pukul 13.59 WIB. Gempa pertama tersebut berkekuatan 6 SR.
Kemudian muncul gempa susulan pada pukul 17.02 WIB berkekuatan 7,4 SR. BMKG telah memperingati bahwa gempat tersebut berpotensi tsunami.
2. Peringatan Tsunami dicabut.

Sekira pukul 17.22 WIB, BMKG mencabut peringatan dini tsunami tersebut.
Tetapi hanya berselang beberapa menit setelah peringatan tsunami dicabut, tsunami justru terjadi di Palu.
Sekira pukul 17.36 WIB, gelombang setinggi sekira 1,5 meter menghantam Palu.
3. Alat pendeteksi tsunami mati
Kepala Badan Informasi Geospasial, Hasanudin Z Abidin, mengatakan bahwa BIG mengelola satu stadion pasang surut di dermaga Kota Palu.
Alat tersebut akan mengirimkan informasi ke BMKG jika ada daya listrik.
Gempa yang terjadi, membuat komunikasi BMKG dengan alat ini terputus karena listrik mati.
Hal itulah yang menyebabkan tsunami di Palu tidak terdeteksi.
4. Lebih dari 800 orang tewas

Akibat bencana gempa Donggal dan Palu yang disertai tsunami, lebih dari 800 orang meninggal dunia.
Data terakhir, Minggu (30/9/2018), jumlah korban tewas di Palu berjumlah 821 orang dan di Donggala sebanyak 11 orang. Sehingga total orang yang tewas sebanyak 832 orang.
Mayoritas korban tewas akibat tertimpa reruntuhan bangunan saat gempa dan diterjang tsunami.
Saat ini pembaruan data korban masih terus dilakukan karena ada kemungkinan jumlah korban bertambah.
• Bertahan di Bawah Tempat Tidur, Wanita Ini Ditemukan Hidup di Bawah Reruntuhan Hotel Roa Roa
5. Puluhan orang tertimpa bangunan Hotel Roa Roa

Hotel Roa Roa, Palu, menjadi satu di antara bangunan dengan kerusakan terparah akibat gempa bumi.
Saat gempa terjadi, ada 50 kamar yang terisi tamu. Sebanyak 30 di antaranya adalah atlet paralayang yang akan bertanding.
Hingga Minggu (30/9/2018), kata Kepala Pelatih Timnas Paralayang Asian Games 2018, Gendon Subandono, masih ada 7 atlet yang belum diketahui keberadaannya.
Sementara, hingga Senin (1/10/2018), tim relawan masih berupaya mengevakuasi korban yang tertimpa bangunan Hotel Roa Roa.
Diduga ada sekira 40 orang yang masih tertimpa bangunan Hotel Roa Roa.
6. Komunikasi Terputus dan Listrik Mati
Setelah gempa dan tsunami melanda Palu dan Donggala, komunikasi terputus dan listrik mati.
Saat malam hari, kondisi wilayah terdampak gempa sangat gelap tanpa pasokan listrik.
Korban pun tidak dapat menghubungi kerabat karena saluran komunikasi terputus.
Hingga Sabtu (29/9/2018), hanya jaringan XL yang masih berfungsi di Palu dan Donggala.
7. Rumah terseret air

Banyak bangunan rusak akibat guncangan gempa dan diterjang tsunami.
Bahkan ada rumah yang terseret gelombang tsunami.
Hal itu diketahui setelah Kompas.com menemui adanya rumah yang terseret hingga ke jalan.
8. Warga 'serbu' SPBU dan minimarket

Terhambatnya pengiriman bantuan dari berbagai daerah ke Palu dan Donggala, menyebabkan warga menggunakan cara lain untuk bertahan hidup.
Akhirnya banyak warga yang mengambil bahan bakar minyak dari SPBU.
Selain itu, warga juga mengambil banyak bahan makanan dari minimarket.
Mendagri Tjahjo Kumolo meminta pemda mendata barang yang diambil warga untuk nantinya dibayar oleh pemerintah pusat.
9. Narapidana keluar dari rutan

Sebuah kerusuhan terjadi di Rutan Kelas II B, Donggala, Sabtu (29/9/2018).
Keriuchan tersebut, kata Kepala Rutan Kelas IIB Donggala, Saifuddin, dipicu keinginan para warga binaan menemui keluarganya.
Akhirnya pihak rutan mengizinkan narapidana menemui keluarganya dengan syarat harus lapor setiap dua hari sekali.
Saifudin juga mengatakan bahwa sekira 100 narapidana kabur setelah kerusuhan terjadi.
Saat kerusuhan, para napi pun membakar rutan.
Saat ini Brimob Polda Sulteng masih mengejar narapidana yang kabur tersebut.
• Video Perumahan Balaroa Palu Bergerak Sendiri Akibat Gempa, Ambles dan Hancur Ditelan Bumi
10. Pengusaha ritel rugi ratusan miliar
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memperkirakan pengusaha ritel di Palu dan Donggala rugi sekira Rp 450 miliar.
Kerugian disebabkan gempa yagn melanda dan adanya pengmabilan barang dagangan oleh masyarakat.
"Aprindo mencatat kerugian sekira Rp 450 miliar, dialami oleh anggota-anggota Aprindo yang memiliki gerai toko modern, antara lain Ramayana, Matahari, Hypermart, Alfamidi, dan lainnya yang berlokasi di Poso, Palu, dan Donggala," kata Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey kepada Kompas.com pada Minggu (30/9/2018) malam
11. Pemerintah siapkan wifi gratis

Untuk membantu akses komunikasi dengan kerabat yang berada di luar Palu dan Donggala, pemerintah menyiapkan akses wifi gratis di sejumlah titik di Donggala dan Palu.
"Seiring dengan masuknya pasokan listrik, beberapa titik internet mulai bisa diaktifkan," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara saat dihubungi Kompas.com pada Minggu (30/9/2018) malam.
Daftar titik wifi gratis tersebtu dapat dilihat di sini.
12. Uni Eropa Ikut Bantu
Simpati juga datang dari dunia Internasional.
Baru-baru ini, Uni Eropa memberikan bantuan sebesar 1,5 juta Euro atau sekira Rp 26 miliar untuk membantuk korban bencana gempa Donggala dan Palu.
"Dana kami akan membantu mereka yang paling terdampak dan membantu memberikan pasokan makanan, tenda, air bersih dan sanitasi, serta obat-obatan." ujar Komisioner Bantuan Kemanusiaan dan Manajemen Krisis Uni Eropa, Christos Stylianides, Minggu (30/9/2018).
13. Pemprov Jabar sumbang Rp 2 miliar
Pemprov Jabar juga ikut menyumbang dana sebesar Rp 2 miliar untuk membantu korban bencana gempa Donggala dan Palu.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, juga meminta netizen untuk bersama-sama mengirim bantuan pada korban bencana gempa di Palu dan Donggala.
Sebelumnya, kata Ridwan Kamil, Pemprov Jabar juga sudah menyalurkan bantuan logistik, semisal selimut, bantal, dan pakaian, melalui TNI-AU.
14. Presiden Jokowi meninjau langsung

Presiden Jokowi meninjau langsung lokasi terdampak bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.
Presiden Jokowi tiba di Palu, Minggu siang (30/9/2018).
Ia kemudian meninjau sejumlah lokasi yang dianggap sebagai lokasi terdampak paling parah.
Di antaranya adalah Pantai Talise, Rumah Sakit Undata, dan posko pengungsian di Lapangan Vatulemo.
15. BNPB Siapkan Rp 56 miliar
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Sutopo Purwo Nugroho, menyebut pihaknya menyiapkan anggaran Rp 560 miliar demi menangani masa tanggap bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah.
“Dana itu kami namakan dana siap pakai, untuk penanganan masa tanggap bencana dan darurat di Sulawesi Tengah terdiri dari hal-hal seperti bantuan logistik serta bantuan teknis operasional bagi pemerintah daerah setempat untuk mengirimkan bantuan hingga pelaksanaan evakuasi,” ujarnya di Graha BNPB di Jakarta Pusat, Minggu (30/9/2018).
Untuk kebutuhan logistik, Sutopo mengatakan belanja logistik akan dipusatkan di Makassar untuk kemudian diangkut menggunakan pesawat Hercules milik TNI.
• Bandung Clothing Market Kembali Hadir di BIP, Yuk Lihat-lihat Banyak Produk Baru
• Jokowi Susuri Jalan Retak dan Lihat Rumah-rumah Hancur: Prioritaskan Evakuasi Korban Gempa Palu