Pilpres 2019
Soal Politik Dua Kaki, Dedi Mulyadi: Antara Penderita Hernia, Pengantin Sunat, dan Pelanggan Ojeg
Menurut Dedi Mulyadi , fenomena tersebut tidak perlu ditanggapi serius. Apalagi orang Jawa Barat memiliki rasa humor yang tinggi
Penulis: Ichsan | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Artinya, pengguna jasa ojeg memberikan upah atas jasa yang sudah dilakukan oleh tukang ojeg.
“Mereka itu menumpang, karena itu sama sekali tidak merasa memiliki atas ojeg yang ditumpangi. Bagi pelanggan, yang penting mah sampai tujuan,” tutur Dedi.
Publik Punya Logika Sendiri
Pria yang digadang menjadi Ketua Timses Jokowi-Ma’ruf di Jawa Barat itu pun mempersilakan publik untuk memberikan penilaian.
Menurut dia, publik pasti memiliki logika sendiri dalam memahami setiap fenomena yang muncul. Terlebih, generasi millenial sangat akrab dengan proses pertukaran informasi yang serba cepat.
• Menang Lawan Arema FC, Umuh Muchtar Janjikan Bonus Lebih Jika Persib Bandung Tekuk Persija Jakarta
• Nikmatnya Sajian Ayam Turki Khas Marase, Dagingnya Empuk Kaya Rempah
“Kalau saya pribadi enggak elok untuk memberikan referensi penilaian kepada publik. Toh, publik sudah pasti memiliki logikanya sendiri. Jadi, mereka mengetahui mana pendidikan politik dan mana sikap yang kurang terpuji. Mereka lebih paham, ada gadget ayeuna mah,” katanya.
Atas hal tersebut, dia mengimbau semua pihak yang terlibat dalam Pilpres 2019 untuk memberikan kerja terbaik bagi bangsa Indonesia.
Sikap terpuji, ksatria dan negarawan sangat perlu ditunjukan dalam rangka memberikan nilai moral pada setiap momen.
Karena itu, langkah-langkah strategis dalam menciptakan kehidupan kebangsaan yang lebih baik perlu ditonjolkan. Semua pihak, kata dia, harus menghindari situasi vis a vis yang bisa memperuncing perbedaan.
“Satu lagi, anak bangsa Indonesia tidak boleh ada yang menderita penyakit hernia. Itu penyakit zaman old, bukan penyakit zaman now,” ujarnya berseloroh. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/dedi-mulyadi_20180914_073530.jpg)