Rupiah Melemah
Buntut Rupiah Anjlok, Pernyataan Sri Mulyani Disebut Basi, hingga Jokowi Diminta Mengundurkan Diri
Tren pelemahan rupiah yang levelnya hampir mencapai Rp 15.000 per dollar AS dinilai sebagai cerminan bahwa ada yang tidak beres dengan. . .
Penulis: Fauzie Pradita Abbas | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Mantan Menteri Keuangan itu mengatakan jika resiko ekonomi makro semakin tinggi.
"Jawaban dan penjelasan stuntgirl sangat ‘stunning’, tapi hanya soal mekanisme koordinasi, basi Ndak jelas, ndak ada isinya. Gini kok ngaku mau antisipatif ? Where have you been, kemenong aja ? sementara resiko ekonomi makro makin tinggi!" tulis Rizal Ramli.

Sementara itu diberitakan Tribunnews, pertemuan yang dilakukan Presiden Jokowi dengan sejumlah menteri ekonomi, BI dan OJK itu membahas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Posisi rupiah hari ini berada di kisaran Rp 14.800-an per dolar AS.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai, pergerakan nilai tukar rupiah saat ini terkena sentimen global, seperti krisis mata uang di Argentina yang terkadang dikombinasikan dengan negara lain.
"Karena situasi di sana belum akan selesai maka kita harus antisipasi bahwa tekanan ini akan terus berlangsung," ujar Sri Mulyani di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/8/2018).
Untuk menekan imbas kondisi eksternal, kata Sri Mulyani, pemerintah bersama otoritas moneter dan OJK bersinergi dalam menjaga kondisi nilai tukar, pasar surat berharga, hingga sektor riil.
"Untuk saat ini fokus pemerintah masih tetap untuk bagaimana mengurangi sentimen yang berasal dari neraca pembayaran, seperti diketahui selama ini yang disebut sebagai salah satu sumber sentimen dari perekonomian Indonesia adalah kondisi dari transaksi berjalan dan neraca perdagangan," paparnya.
Dalam menjaga neraca perdagangan tetap baik, dari kebijakan jangka pendek yaitu melakukan pengendalian dari sisi kebutuhan devisa dan telah disepakati secara bersama agar memilah komoditas yang selama ini diimpor.
"Kita akan bersama-sama dengan Bank Indonesia dan OJK melalui forum KSSK (Komite Stabilisasi Sistem Keuangan) akan terus meneliti dan memonitor secara detail tingkah laku dari para pelaku pasar mana-mana yang memang membutuhkan transaksi yang sifatnya legitimate, mereka membutuhkan untuk keperluan industrinya atau transaksi yang tidak legitimate," pungkas dia.
Anggota DPR Protes pada Sri Mulyani

DPR menggelar agenda rapat paripurna pembahasan RAPBN 2019 pada Selasa (4/9/2018) siang yang turut dihadiri pemerintah melalui Kementerian Keuangan.
Ketika rapat baru mau dimulai, ada interupsi dari sejumlah anggota Dewan yang berasal dari fraksi partai oposisi dan disampaikan langsung kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di ruang rapat.
"Terkait kurs mata uang asing yang kini sudah mencapai hampir mendekati Rp 15.000, ini selalu dikatakan Pak Presiden di hadapan rakyat bahwa kondisi ini adalah kondisi yang tidak perlu dikhawatirkan. Ini untuk diketahui, kondisi ini tentu sangat memprihatinkan karena begitu banyak komoditas pangan kita yang impor," kata anggota dari Fraksi Partai Gerindra, Bambang Haryo, selaku yang pertama kali mengajukan interupsi.
Menurut Bambang, Indonesia sangat rentan terhadap tren pelemahan rupiah.