Dari Goresan Pena Bastian Tito, Pendekar Wiro Sableng Dilahirkan, Ini Sejumlah Faktanya
Bagi Anda pecinta serial komik kolosal, tentunya tahu dengan sosok pendekar Wiro Sableng.
TRIBUNJABAR.ID - Bagi Anda pecinta serial komik kolosal, tentunya tahu dengan sosok pendekar Wiro Sableng.
Wiro yang dikenal dengan tingkah lakunya yang kerap seenaknya, merupakan sosok ikonik dengan ciri khas tato 212 dan kapak yang menjadi senjata andalannya.
Saking populernya, film Wiro Sableng akan tayang di seluruh bioskop di Indonesia dan tokoh utamanya akan diperankan oleh Vino G Bastian.
Siapa sangka, ternya Vino merupakan anak dari Bastian Tito yang merupakan novelis pencipta karakter Wiro Sableng.
Yuk, kenali sosok Bastian Tito lebih dekat.
- Proses Kreatif

Dalam menyelesaikan satu episode, rata-rata Bastian Tito menghabiskan waktu 3 minggu.
Pengetikan dilakukan oleh Bastian Tito sendiri.
Sedangkan proses pengeditan dan penyelesaian buku dilakukan oleh asistennya.
Sekali menulis serial Pendekar 212, biasanya Bastian Tito menyelesaikan sekaligus 2-3 buku.
Waktu penerbitan buku episode baru di pasaran, tergantung stok cerita selanjutnya atau jumlah buku selanjutnya yang akan diterbitkan.
Apabila jumlah stok buku akan diterbitkan habis, sedangkan Bastian Tito masih dalam proses penulisan, biasanya terjadi keterlambatan terbit lebih dari 2 sampai 3 bulan.
Keterlambatan ini disebabkan lamanya waktu yang dihabiskan Bastian Tito untuk survei tempat-tempat yang dikunjungi untuk kepentingan penulisan.
- Survei Tempat
Untuk memperkuat dan menambah kualitas cerita, Bastian Tito langsung mengunjungi dan mensurvei tempat atau daerah yang akan ada di serial Pendekar 212.
Dalam satu tempat, Bastian Tito membutuhkan waktu 2 minggu hingga dirinya mengetahui adat, budaya, legenda maupun cerita-cerita masyarakat setempat.
Semuanya lalu dihubungkan dengan situasi, suasana alam, dan keadaan pada masa silam.
- Bastian Tito selalu membawa alat perekam
Ke manapun Bastian Tito pergi, ia selalu membawa alat perekam.
Hal itu dilakukan guna untuk merekam semua yang dilihat dan didengar oleh Bastian Tito.
Apa yang dilihat maupun percakapan yang didengar Bastian Tito, kadang dituangkan ke dalam karyanya.
Jadi tak heran jika cerita yang dibangun Bastian Tito terasa benar-benar hidup.
- Judul buku terlaris
Serial Wiro Sableng berhasil mencapai 2 kali orbit, tepatnya tahun 1989 dan 1994.
Buku yang berhasil orbit ternyata buku terbitan lama tapi dicari kembali dan laris pada tahun 1990-an.
Dua buku yang berhasil orbit berjudul Makam Tanpa Nisan (1989) dan Guci Setan (1994).
- Waktu senggang Bastian Tito
Saat memiliki waktu senggang, Bastian Tito selalu menyempatkan diri untuk bermain catur.
Hal yang paling disukai Bastian Tito dari catur karena bidaknya selalu berwarna hitam dan putih.
Selain itu, yang paling utama ialah Bastian Tito menghabiskan waktu untuk berkumpul bersama keluarga.
- Awal mula menulis dan seorang profesional

Bastian sudah gemar menulis semenjak duduk di bangku sekolah dasar kelas 3, namun baru pada tahun 1964-lah dia mulai mengumpulkan hasil karyanya dalam bentuk buku.
Di luar pekerjaan sebagai penulis, Bastian Tito memiliki gelar Master of Bussines Administration (MBA) yang disandang.
Ia juga pernah bekerja sebagai karyawan bagian purchasing di sebuah perusahaan swasta.
Bastian dikaruniai lima orang anak, salah satu anaknya, Vino Bastian juga mewarisi darah seninya, namun menjalani karier sebagai pemeran untuk film-film layar lebar Indonesia. (*)