Iduladha
Kumpulan Kata-kata Mutiara Selamat Idul Adha dan Amalan yang Sebaiknya Dilakukan saat Lebaran Haji
Berikut kumpulan kata-kata mutiara selamat Idul Adha yang bisa Anda bagikan kepada keluarga, sanak saudara, teman, atau para pengguna media sosial.
Penulis: Indan Kurnia Efendi | Editor: Tarsisius Sutomonaio
TRIBUNJABAR.ID - Pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan Hari Raya Iduladha 10 Djulhijjah 1439 H jatuh pada 22 Agustus 2018.
Hal itu disampaikan Dirjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin mewakili Menteri Agama, Sabtu (11/8/2018), mengutip dari kemenag.go.id.
Melansir dari nu.or.id, bulan Dhulhijjah merupakan satu di antara empat bulan yang dimuliakan dalam Islam.
Pasalnya, pada bulan ini terdapat empat jenis ibadah yang bisa dilakukan, yaitu puasa, haji, salat Iduladha, dan kurban.
Hari ini, Selasa (21/8/2018) bertepatan dengan 9 Djulhijjah yang artinya para umat Muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji sangat dianjurkan berpuasa Arafah.
Puasa sunnah Arafah mempunyai sejumlah ketutamaan, satu di antaranya menghapuskan dosa di tahun-tahun yang lalu.
Diriwayatkan dari Abu Qatadah Rahimahullah, Nabi Muhammad SAW bersabda:
صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية
Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Assyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas. (HR. Muslim).
Nah, selain puasa sunnah dan haji, ibadah lainnya adalah salat Iduladha dan kurban yang akan dilaksanakan esok hari.
Dalam rangka menyambut hari raya yang datang setahun sekali ini, TribunJabar.id telah menghimpun kumpulan kata-kata mutiara selamat Iduladha yang bisa Anda bagikan kepada keluarga, sanak saudara, teman, atau para pengguna media sosial.
- Seindah kata karena tulus menerima,
bila hati sejerni bunga,
seindah kita saling meminta maaf dan memaafkan,
Semoga jadi berkah untuk kita semua
Selamat Hari Raya Iduladha
- Pergi umrah naik pesawat
Tidak lupa membawa bekal
Meski umroh tidak jadi berangkat
Nasib sial kena tipu agen umrah
Semoga bisa ke mekah dan lebaran disana
Selamat Hari Raya Iduladha
- Ketulusan hati sering terlukai dengan keegoan.
Keikhlasan penghambaan sering terguris dengan keangkuhan.
Marilah berqurban sebagai ikhtiar dan ikhlas sebagai tawakal.
Selamat Hari Raya Iduladha
- Semoga hidupmu dipenuhi kelezatan
Selezat sate kambing di hari raya qurban
Imanmu dipenuhi ketegaran
setegar Ismail dan domba sembelihan
Serta hari-harimu dalam bimbingan
seperti Ibrahim sang Kekasih ALLOH
Selamat Hari Raya Iduladha
- Mungkin saatnya kita harus mempertanyakan pada diri kita, Apa makna
Qurban sejatinya?
Apakah kita melaksanakan semua ini benar-benar untuk Ibadah?
Apakah hati kita telah bersih dari semua penyakit Riya’, Takabbur serta
Rakus?
- Ketika sa’i adalah harapan
putaran thawaf cermin pemujaan.
Ketika wukuf wujud ketundukan
lemparan jumrah adalah perjuangan.
Ketika takbir digemakan
Selamat Iduladha kuucapkan.
- Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
Gema takbir berkumandang memecahkan suasana sepi yang merasuk sukma dan menenangkan jiwa.
Semoga suasana itu jadi bagian di hari raya Qurban ini bagi kita semua.
Aamiin
- Hidup adalah sebuah pencarian.
Labuhkan pencarian hidupmu hanya pada Yang Maha Kekal mski penuh pengorbanan.
Layaknya pencarian dan pengorbanan Nabi Ibrahim AS yang hanif.
Selamat hari raya Iduladha.
- Ketulusan hati sering terlukai dengan keegoan.
Keikhlasan penghambaan sering terguris dengan keangkuhan.
Nabi Ibrahim AS selalu menjadi inspirasi tak bertepi untuk perbaiki diri.
Met Iduladha.
- Belajarlah dari Ibrahim yang rela mengorbankan anaknya.
Dan jadilah seperti Ismail yang ikhlas menerima kehendak Allah.
Pengorbanan dan keikhlasan adalah inti dari Iduladha.
Selamat Hari Raya Iduladha.
- Semoga hidupmu dipenuhi kelezatan.
Selezat sate kambing di hari raya qurban.
Imanmu dipenuhi ketegaran.
Setegar Ismail dan domba sembelihan.
- Qurban adalah semangat berbagi
Damai di hati
Semoga keikhlasan selalu ada dalam diri
Untuk snantiasa selalu berbagi
Semat Iduladha 1439 H
- Ketulusan hati kerap kali terluka karena ego
Keikhlasan hati kerap kali terkikis karena angkuh
Pengorbanan Nabi Ibrahim dan kerelaan Nabi Ismail perlu jadi inspirasi untuk kita
Agar senantiasa memiliki tekad besar
Untuk menjadi umat yang lebih baik
- Sejenak meerenungkan waktu yang mengalir bagaikan derasnya air, tak terasa setahun sudah kita menanti hari penuh kemenangan dan keikhlasan ini. Selamat menunaikan Hari Raya Iduladha
- Hidup adalah timbal balik. Apa yang kamu berikan akan kembali, apa yang kamu tanam akan tumbuh, dan apa yang kamu korbankan akan berbuah pahala. Selamat berkurban dan mohon maaf lahir dan batin
- Kurban adalah pertanda cinta, cinta kepada sang Khalik dan cinta kepada sesama
- Selamat menjalankan hari raya Iduladha, jangan lupa berbagi rezeki dengan sesama
- Semangatmu dalam berkurban, harapanmu akan ampunan, dan keteguhanmu dalam beriman, itulah makna Iduladha. (islamianews.com, indoterbaru.com, szaktudas.com, katabijakbagus.com)
Amalan di Hari Iduladha
Berikut sunnah yang dianjurkan oleh para ulama dikutip dari laman nu.or.id:
1. Mengumandangkan Takbir
Mengumandangkan takbir dilakukan di masjid-masjid, musala, dan rumah-rumah pada malam Hari Raya Iduladha, dimulai dari terbenamnya matahari sampai imam naik ke mimbar untuk berkhutbah pada Hari Raya Iduladha yang dilanjutkan sampai hari terakhir tanggal 13 Dzulhijjah pada hari Tasyriq.
Karena pada malam tersebut kita dianjurkan untuk mengagungkan, memuliakan dan menghidupkannnya, anjuran ini sebagaimana terdapat dalam Kitab Raudlatut Thalibin:
فَيُسْتَحَبُّ التَّكْبِيرُ الْمُرْسَلُ بِغُرُوبِ الشَّمْسِ فِي الْعِيدَيْنِ جَمِيعًا، وَيُسْتَحَبُّ اسْتِحْبَابًا مُتَأَكَّدًا، إِحْيَاءُ لَيْلَتَيِ الْعِيدِ بِالْعِبَادَةِ
Disunnahkan mengumandangkan takbir pada malam hari raya mulai terbenamnya matahari, dan sangat disunahkan juga menghidupkan malam hari raya tersebut dengan beribadah.
Sebagian fuqaha’ ada yang memberi keterangan tentang beribadah dimalam hari raya, yaitu dengan melaksanakan shalat maghrib dan isya’ berjama’ah, sampai dengan melaksanakan shalat subuh berjama’ah.
2. Mandi sebelum salat Iduladha
Mandi untuk salat Iduladha dilakukan sebelum berangkat ke masjid, hal ini boleh dilakukan mulai pertengahan malam, sebelum waktu Subuh, dan yang lebih utama adalah sesudah waktu Subuh.
Tujuan dari mandi adalah membersihkan anggota badan dari bau yang tidak sedap, dan membuat badan menjadi segar bugar, maka mandi sebelum waktu berangkat adalah yang paling baik.
Berbeda jika mandinya setelah pertengahan malam maka kemungkinan bau badan akan kembali lagi, begitu juga kebugaran badan.
يُسَنُّ الْغُسْلُ لِلْعِيدَيْنِ، وَيَجُوزُ بَعْدَ الْفَجْرِ قَطْعًا، وَكَذَا قَبْلَهُ، ويختص بالنصف الثاني من الليل
Kesunahan mandi adalah untuk semua kaum muslimin, laki-laki maupun perempuan, baik yang akan akan berangkat melaksanakan shalat Id maupun bagi perempuan yang sedang udzur syar’I sehingga tidak bisa melaksanakan salat Id.
3. Memakai wangi-wangian
Disunnahkan memakai wangi-wangian, memotong rambut, memotong kuku, menghilangkan bau-bau yang tidak enak, untuk memperoleh keutamaan hari raya tersebut.
Pada hakikatnya hal-hal tersebut boleh dilakukan kapan saja, ketika dalam kondisi yang memungkinkan, dan tidak harus menunggu datangnya hari raya.
Misalnya saja seminggu sekali saat hendak melaksanakan salat Jumat.
Dalam kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhaddzab terdapat keterangan mengenai amalan sunnah ini,
والسنة أن يتنظف بحلق الشعر وتقليم الظفر وقطع الرائحة لانه يوم عيد فسن فيه ما ذكرناه كيوم الجمعة والسنة أن يتطيب
Disunnahkan pada hari raya Id membersihkan anggota badan dengan memotong rambut, memotong kuku, menghilangkan bau badan yang tidak enak, karena amalan tersebut sebagaimana dilaksanakan pada hari Jum’at, dan disunnahkan juga memakai wangi-wangian.
4. Mengenakan pakaian paling baik lagi bersih
Pada Hari Raya Iduladha juga dianjurkan untuk memakai pakaian yang paling baik lagi bersih dan suci jika memilikinya.
Jika tidak memilikinya maka cukup memakai pakaian yang bersih dan suci, akan tetapi sebagian ulama mengatakan bahwa yang paling utama adalah memakai pakaian yang putih dan memakai serban.
Berkaitan dengan memakai pakaian putih, ini diperuntukkan bagi kaum laki-laki yang hendak mengikuti salat Id berjamaah maupun yang tidak mengikutinya, semisal satpam atau seseorang yang bertugas menjaga keamanan lingkungan, anjurannya ini tidak terkhususkan bagi yang hendak berangkat shalat saja, melainkan kepada semuanya.
Untuk kaum perempuan, maka cukuplah memakai pakaian yang sederhana atau pakaian yang biasa ia pakai sehari-hari, karena berdandan dan berpakaian secara berlebihan hukumnya makruh, begitu juga menggunakan wangi-wangian secara berlebihan.
Dalam Kitab Raudlatut Thalibin dijelaskan,
وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يَلْبَسَ أَحْسَنَ مَا يَجِدُهُ مِنَ الثِّيَابِ، وَأَفْضَلُهَا الْبِيضُ، وَيَتَعَمَّمُ. فَإِنْ لَمْ يَجِدْ إِلَّا ثَوْبًا، اسْتُحِبَّ أَنْ يَغْسِلَهُ لِلْجُمُعَةِ وَالْعِيدِ، وَيَسْتَوِي فِي اسْتِحْبَابِ جَمِيعِ مَا ذَكَرْنَاهُ، الْقَاعِدُ فِي بَيْتِهِ، وَالْخَارِجُ إِلَى الصَّلَاةِ، هَذَا حُكْمُ الرِّجَالِ. وَأَمَّا النِّسَاءُ، فَيُكْرَهُ لِذَوَاتِ الْجَمَالِ وَالْهَيْئَةِ الْحُضُورُ، وَيُسْتَحَبُّ لِلْعَجَائِزِ، وَيَتَنَظَّفْنَ بِالْمَاءِ، وَلَا يَتَطَيَّبْنَ، وَلَا يَلْبَسْنَ مَا يُشْهِرُهُنَّ مِنَ الثِّيَابِ، بَلْ يَخْرُجْنَ فِي بِذْلَتِهِنَّ.
Disunnahkan memakai pakaian yang paling baik, dan yang lebih utama adalah pakaian warna putih dan juga memakai serban.
Jika hanya memiliki satu pakaian saja, maka tidaklah mengapa ia memakainya.
Ketentuan ini berlaku bagi kaum laki-laki yang hendak berangkat salat Id maupun yang tidak.
Untuk kaum perempuan cukuplah ia memakai pakaian biasa sebagaimana pakaian sehari-hari, dan janganlah ia berlebih-lebihan dalam berpakaian serta memakai wangi-wangian.
Sabda Nabi SAW berikut memberi penjelasan tentang memakai pakaian yang paling baik, riwayat dari Sahabat Ibnu Abbas RA,
كَانَ يلبس في العيد برد حبرة
Rasulullah SAW di hari raya Id memakai Burda Hibarah (pakaian yang indah berasal dari yaman).
5. Berjalan kaki ke mesjid lebih utama
Saat ingin melaksanakan salat Iduladha di mesjid, hendaklah ia berjalan kaki karena hal itu lebih utama, sedangkan untuk para orang yang telah berumur dan orang yang tidak mampu berjalan, maka boleh saja ia berangkat dengan menggunakan kendaraan.
Dikarenakan dengan berjalan kaki ia bisa bertegur sapa mengucapkan salam dan juga bisa bermushafahah (Bersalam-salaman) sesama kaum muslimin.
Sebagaimana sabda Nabi SAW riwayat dari Ibnu Umar,
كَانَ يَخْرُجُ إلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا
Rasulullah SAW berangkat untuk melaksanakan shalat Id dengan berjalan kaki, begitupun ketika pulang tempat shalat Id.
Selain itu dianjurkan juga berangkat lebih awal supaya mendapatkan shaf atau barisan depan, sembari menunggu shalat Id dilaksanakan ia bisa bertakbir secara bersama-sama di masjid dengan para jama’ah yang telah hadir. Imam Nawawi dalam Kitabnya Raudlatut Thalibin menerangkan anjuran tersebut,
السُّنَّةُ لِقَاصِدِ الْعِيدِ الْمَشْيُ. فَإِنْ ضَعُفَ لِكِبَرٍ، أَوْ مَرَضٍ، فَلَهُ الرُّكُوبُ، وَيُسْتَحَبُّ لِلْقَوْمِ أَنْ يُبَكِّرُوا إِلَى صَلَاةِ الْعِيدِ إِذَا صَلَّوُا الصُّبْحَ، لِيَأْخُذُوا مَجَالِسَهُمْ وَيَنْتَظِرُوا الصَّلَاة
" Bagi yang hendak melaksanakan shalat Id disunahkan berangkat dengan berjalan kaki, sedangkan untuk orang yang telah lanjut usia atau tidak mampu berjalan maka boleh ia menggunakan kendaraan. Disunnahkan juga berangkat lebih awal untuk shalat Id setelah selesai mengerjakan shalat subuh, untuk mendapatkan shaf atau barisan depan sembari menunggu dilaksanakannya shalat."
6. Makan setelah salat Iduladha
Pada perayaan Hari Raya Iduladha disunnahkan makan setelah selesai melaksanakan salat Id, berbeda dengan Hari Raya Idul Fitri disunahkan makan sebelum melaksanakan shalat Id.
Pada masa Nabi Muhammad SAW makanan tersebut berupa kurma yang jumlahnya ganjil, entah itu satu biji, tiga biji ataupun lima biji, karena makanan pokok orang arab adalah kurma.
Jika di Indonesia makanan pokok adalah nasi, akan tetapi jika memiliki kurma maka hal itu lebih utama, jika tidak mendapatinya maka cukuplah dengan makan nasi atau sesuai dengan makanan pokok daerah tertentu.
عن بريدة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لا يخرج يوم الفطر حتى يطعم ويوم النحر لا يأكل حتي يرجع
Diriwayatkan dari Sahabat Buraidah RA, bahwa Nabi SAW tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sampai beliau makan, dan pada Hari Raya Iduladha sehingga beliau kembali kerumah.
Diriwayatkan juga dari Sahabat Anas RA,
نَّ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَخْرُجُ يوم الفطر حتى يأكل تمرات ويأكلهن وترا
Rasulullah SAW tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sampai beliau makan beberapa kurma yang jumlahnya ganjil.
Dengan demikian, anjuran makan pada hari raya Iduladha adalah setelah selesai melaksanakan salat Id, alangkah lebih baik jika ia makan kurma sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Akan tetapi jika tidak mendapati kurma, bolehnya ia makan dengan yang lain, misalnya nasi bagi rakyat Indonesia, disesuaikan dengan makanan pokok daerah tertentu.