Kayamata Produk Kacamata yang Tidak Hanya Fokus Pada Bisnis, Tapi Juga Aksi Sosial
Vierdiananda menjual kacamata tidak hanya fokus untuk bisnis, namun ia juga fokus membantu para siswa-siswi dari keluarga tidak mampu yang membutuhkan
Penulis: Resi Siti Jubaedah | Editor: Theofilus Richard
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Resi Siti Jubaedah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kayamata merupakan produk kaca mata yang terbuat dari kayu jati, kayu amara, dan kayu snokeling.
Vierdiananda atau akrab disapa dengan Vidi ini, merupakan pencetus Kayamata.
Ia mengaku, membuat Kayamata ini terinspirasi dari produk kaca mata kayu yang ada di Bali.
Selain itu, ia juga sangat menyukai produk berbahan kayu dan kulit.
Vierdiananda menjual kacamata tidak hanya fokus untuk bisnis, namun ia juga fokus membantu para siswa-siswi dari keluarga tidak mampu yang membutuhkan kacamata.
"Kalau di Bali, produk ini terbuat dari skateboard bekas, dengan harga jual yang lumayan mahal. Bahkan kacamata yang terbuat dari kayu, terbilang sangat jarang ditemui. Jadi saya ingin sekali membuatnya, namun dengan tujuannya berbeda. Selain fokus di bisnis, fokus juga di kegiatan sosial," ujar Vidi kepada Tribun Jabar, saat ditemui di Kedai Upnormal, Jalan Buah Batu, Bandung, Sabtu (4/8/2018)
• Jawaban Tegas Ustaz Abdul Somad Soal Isu jadi Cawapres Prabowo, Tulis HOAX
Vidi dan kawan-kawan sangat khawatir. Hasil survey yang mereka lakukan bahwa, angka kebutuhan kacamata bagi pelajar itu banyak.
"Kami mencari dan membaca sumber dari WHO dan lembaga lainnya, bahwa banyak siswa di keluarga kurang mampu membutuhkan kacamata," ujar Vidi.
Hal tersebut menjadi salah satu inspirasi kegiatan sosial Vidi dan teman-teman untuk membantu kepada mereka yang membutuhkan.
Sampai saat ini, Vidi dan kawan-kawan telah memberikan tiga kacamata kepada tiga siswa di SD Sukabirus di Dayeuhkolot, Bandung. Mereka adalah Ali, Rofi, dan Eka.
Tiga siswa tersebut mereka dapat berdasarkan hasil survey.
• Tepis Kesan Negatif Game Online, 6 Game Ini Dipertandingkan di Asian Games
Vidi mengaku sempat kaget, ketika melakukan pemeriksaan pada ketiga siswa tersebut.
"Kami sempet kaget, karena ketika diperiksa ada yang sampai silindris, yaitu Eka. Dia gamau bilang dengan alasan takut membebani orangtuanya. Jadi setiap belajar, dia mengeluh kepada gurunya harus duduk didepan," jelas Vidi.