Pilpres 2019
Sekjen Partai Solidaritas Indonesia Merasa SBY Seharusnya Mendukung Jokowi
Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni angkat bicara soal pertemuan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Prabowo.
TRIBUNJABAR.ID - Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni angkat bicara soal pertemuan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Prabowo Subianto.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitter @AntoniRaja yang diunggah pada Senin (30/7/2018).
Raja Juli Antoni mengaku jika dirinya tak bisa menebak apa hasil pertemuan tersebut.
@AntoniRaja: Saya tidak bisa menebak apa hasil pertemuan Pak SBY dan Pak Prabowo.
Tapi rasanya Pak SBY lebih pas mendukung Pak Jokowi.
Toh Pak SBY mengaku baik dengan Pak Jokowi selama ini.

Diketahui, SBY mengunjungi kediaman Prabowo di kawasan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Senin (30/7/2018) pagi.
Pertemuan tersebut sekaligus pertemuan balasan lantaran sebelumnya, Prabowo menyambangi kediaman SBY di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, pada Selasa (24/7/2018), sekitar pukul 19.15 WIB.
Dari pertemuan di kediaman SBY, ada sejumlah hal yang disepakati.
Satu di antaranya kesepakatan yang dicapai adalah kesamaan visi dan misi sebagai dasar untuk membangun koalisi dalam pilpres 2019.
SBY mengungkapkan sejak awal, jalan koalisi kedua parpol terbuka sangat lebar.
Isu dan visi serta misi kedua partai dinilai perlu disepakati lebih dulu sebelum menyatakan koalisi.
Jika hal ini sudah disepakati, maka diyakini koalisi pun bisa lebih mudah terbangun.
Setelah pertemuan ini, kedua parpol menyatakan akan melakukan pertemuan-pertemuan lain untuk membahas secara detil dan teknis.
Kedua parpol juga membentuk tim kecil yang akan bertugas menyusun teknis persiapan koalisi kedua partai.
Sementara itu, diberitakan KompasTV, pada Rabu (25/7/2018) malam, SBY membeberkan hubungannya dengan Jokowi dan Megawati Soekarnoputri.
SBY menyebut selama ini hubungannya dengan Jokowi baik dan sang presiden pun sempat beberapa kali mengajaknya untuk berkoalisi.
Menurutnya, Jokowi sungguh-sungguh mengajaknya untuk bergabung.
Setiap bertemu dengan Jokowi, SBY menanyakan apakah partai koalisi Jokowi lainnya bisa menerima Demokrat jika bergabung.
Jokowi mengatakan bisa, namun, SBY kemudian melihat realitas hubungannya dengan Megawati, yang menurutnya belum pulih.
"Masih ada jarak, masih ada hambatan di situ," terang SBY.
Ia pun masih berfikir positif karena yang mengajak Jokowi, jadi kenapa tidak?
Kemudian, SBY memberikan klarifikasi terkait pemberitaan yang mengatakan jika dirinya mengajukan cawapres kepada Jokowi.
SBY menegaskan jika hal tersebut sama sekali tidak benar.
"Tidak pernah, termasuk yang disebut-sebut AHY, silahkan ditanyakan kepada Pak Jokowi. Pak Jokowi juga tidak pernah menawarkan posisi cawapres kepada Demokrat," ungkapnya.
"Jadi kami selama melakukan 5 kali pertemuan secara intensif tidak pernah membahas cawapres, kami tidak pernah meminta, dan beliau juga tidak pernah menawari posisi itu."
SBY lantas menjelaskan perubahan yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir.
"Saya harus mengatakan nampaknya ada hambatan bagi Demokrat untuk berada dalam koalisi. Sungguh pun saya benar-benar merasakan kesungguhan Pak Jokowi untuk mengajak kami, tetapi saya mengetahui tanpa harus saya sampaikan dari mana sumbernya, memang tidak terbuka jalan bagi Demokrat untuk berkoalisi dengan beliau," ujar SBY.
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)