Data Rahasia Milik Militer AS "Naga Laut" Dicuri Hacker China
Hacker asal China dituding telah mencuri lebih dari 600 GB data rahasia milik militer Amerika Serikat.
TRIBUNJABAR.ID - Hacker asal China dituding telah mencuri lebih dari 600 GB data rahasia milik militer Amerika Serikat.
Termasuk di dalamnya rancangan misil supersonik anti-kapal.
Kejadian peretasan ini diketahui terjadi antara bulan Januari hingga Februari 2018 lalu yang menimpa kontraktor yang bekerja untuk Pusat Peperangan Kapal Selam Bawah Laut di Rhode Island.
Baca: Ari Irham Akui Jadi Pemeran Utama adalah Pengalaman Pertamanya, After Met You Difilmkan
Baca: Terjadi Tabrakan di Tol Kanci Pejagan, Penabrak Melarikan Diri
Materi yang diretas sebanyak 614 GB tersebut dikenal sebagai proyek Sea Dragon yang berisi informasi ruang radio bawah laut, data sinyal dan sensor, hingga sistem kriptografi dan perpustakaan perang elektronik kapal selam.
Proyek Sea Dragon sendiri adalah inisiatif dari Amerika Serikat untuk mengadaptasi teknologi militer yang telah ada yang kemudian digunakan dalam membuat aplikasi militer baru yang relevan.
"Data yang dicuri bersifat sangat sensitif meski telah disimpan dalam jaringan yang tidak terklasifikasi milik kontraktor," ungkap pejabat AS yang tak ingin disebutkan identitasnya ini.
CIA Beberkan Dokumen dari Komputer Osama bin Laden, Ada Video Tentang Dirinya dan Anime Jepang https://t.co/nLGP23qlZg via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) June 11, 2018
Dilansir KompasTekno dari Gizmodo, Senin (11/6/2018), penyelidikan terkait masalah ini dilakukan langsung oleh Angkatan Laut AS yang bekerjasama dengan FBI.
Pihak Angkatan Laut AS masih enggan untuk memberi komentar terkait kejadian peretasan ini.
Namun mereka menegaskan akan menempuh sejumlah langkah untuk menanggulangi dan mengantisipasi agar insiden siber seperti ini tidak terjadi lagi.
Mengenal Jenderal Berambut Panjang, Gembong Narkoba Kelas Kakap Dilumpuhkan, Tak Diragukan Lagi ! https://t.co/FbRWEda41S via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) June 11, 2018
"Berdasarkan aturan federal, ada beberapa langkah yang mengharuskan perusahaan untuk memberitahu pemerintah ketika ada sebuah insiden siber. Apalagi jika kejadian ini memiliki efek yang merugikan," ungkap Angkatan Laut AS.
Kendati begitu, pihak pemerintah China pun masih tutup mulut. Lewat kedutaan besar China di Washington, pemerintah Negeri Tirai Bambu itu mengaku tidak mengetahui informasi apapun terkait laporan kejahatan siber ini. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Data "Naga Laut" Milik Militer AS Dicuri Hacker China"