Operasi Senyap dan Rahasia Kopassus-Kostrad di Papua, Menyergap Dalam Kabut, Musuh Kocar-kacir

"Mereka bergerak dengan sangat senyap, sangat rahasia pada malam hari. Pada siang harinya mereka mengendap, membeku."

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
Kolase Tribun Jabar/Humas Polda Papua/Penerangan Kopassus

Pasukan yang hanya berjarak 30-50 meter dari perkampungan melihat anggota KKB menenteng senjata api.

Satu hari setelahnya, Jumat pagi hari, pentolan KKB bergerak ke pos di wilayah ketinggian.

Saat itulah pasukan TNI menyerbu, kelompok separatis bersenjata kocar-kacir menyelamatkan diri ke dalam hutan.

Tembakan tak bisa dicegah, KKB menyerang aparat dengan tembakan bertubi-tubi.

Kabut tebal juga menyelimuti lokasi, jarak pandang hanya sekitar tiga hingga lima meter.

Setelah KKB lari kocar-kacir meninggalkan kedua kampung itu.

Aparat gabungan TNI dan Polri lain bergegas menuju dua kampung itu untuk membebaskan ratusan warga yang disandera.

Baca: Nikmatnya Berbuka Puasa Pakai Nasi Liwet Padukdek di Bukit Saung Bambu

Baca: Laga Persib Vs PSMS Penting Bagi Bobotoh, Gomez: Kami Siap untuk Menang

Baca: Jalani Politik Berbasis Budaya, Dedi Mulyadi Berhasil Pikat Peneliti Australia Lakukan Penelitian

Kontak tembak antara aparat TNI-Brimob dan KKB masih terus berlangsung dalam dua jam.

Operasi pembebasan ini berjalan musuh.

Makanan untuk para pasukan segera dikirim setelah rombongan bear tiba di lokasi.

Melansir dari Tribunnews, seorang Komandan Tim dari Kopassus berpangkat Lettu yang namanya tidak dipublikasikan memberi jatah makannya kepada seorang wanita lanjut usia.

Komandan Tim dari Kopassus TNI AD yang ikut operasi pembebasan sandera di Desa Binti dan Desa Kimbley, Tembagapura, Mimika, Papua, memberikan jatah makan saingnya ke
Komandan Tim dari Kopassus TNI AD yang ikut operasi pembebasan sandera di Desa Binti dan Desa Kimbley, Tembagapura, Mimika, Papua, memberikan jatah makan saingnya ke "Mama-Mama" Papua yang baru saja dibebaskan dari penyanderaan oleh Prajurit TNI, Jumat (17/11/2017). (Hak Cipta Foto Penerangan Kopassus TNI AD). (Penerangan Kopassus TNI AD)

Wanita tersebut merupakan seorang korban penyanderaan.

Prajurit 'Baret Merah' itu memberikan jatah makan siangnya walaupun lima hari sebelumnya ia hanya mendapat makanan terbatas.

Bahkan ia juga melewati operasi melelahkan.

Tidak jelas apakah setelahnya sang Lettu mendapatkan makanan pengganti dari makanan yang ia berikan itu.

Baca: Mudik Lewat Tasikmalaya? Waspadai 11 Titik Rawan di Jalur Gentong Ini

Baca: Ini yang Perlu Dipersiapkan Jika Hendak Mudik Melintasi Jalur Gentong

Baca: Berhadapan dengan Macan Tutul, Danang Kaget dan Langsung Pasang Kuda-kuda, Begini Akhirnya

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved