Tiyo Satrio, Bocah Asal Ciamis, Tak Punya Tangan & Kaki Jago Matematika, Gunakan Mulut untuk Menulis
Tiyo Satrio dilahirkan tanpa tangan dan kaki namun, ia tak pasrah dengan keadaan.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
TRIBUNJABAR.ID - Tiyo Satrio adalah bocah berusia 11 tahun yang berasal dari Desa Panawangan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Bocah yang senang tersenyum ini memiliki perbedaan dengan teman-temannya.
Tiyo Satrio dilahirkan tanpa tangan dan kaki.
Meski begitu, bocah laki-laki ini menjadi favorit guru dan teman sekelasnya.
Melansir dari artikel mirror.co.uk yang terbit pada 2016, Tiyo Satrio bersama 23 temannya bersekolah di SLB Firdaus.
Setiap pagi, Tiyo berangkat sekolah diantar oleh ayah dan ibunya menggunakan motor.
Ternyata, Tiyo termasuk anak yang cerdas.
Ia paling jago memecahkan soal matematika dan mata pelajaran agama islam.
Meski kekurangan, bukan berarti Tiyo tidak mampu.
Untuk menulis, Tiyo menggunakan mulutnya.
Ia tidak pasrah dengan keadaan.

Baca: Tak Hanya Rokok Kretek, Vape juga Dilarang Digunakan di Kawasan Tanpa Rokok
Kepala Sekolah SLB Firdaus, Budiwati mengatakan Tiyo termasuk anak yang memiliki IQ yang tinggi.
"IQ Tiyo bagus. Sekarang dia murid kelas dua tetapi bisa mengerjakan soal matematika untuk kelas empat, seperti perkalian dan pembagian," kata Budiwati.


Ibunda Tiyo, Mimi awalnya tak menyadari kondisi anak bungsunya itu.
Mimi melahirkan Tiyo saat malam hari dibantu oleh bidan.
Ia diberitahu oleh bidan bahwa anak yang ia lahirkan sehat dan normal.
"Dikasih tahu pas besok sorenya, awalnya bidan bilang semuanya normal," ujar Mimi.

Setelah mengetahui kondisi anaknya, Mimi mengaku kaget.
"Saya kaget. Saya pikir dia akan normal seperti anak saya yang lainnya," kata Mimi.
Namun, kini ia bisa menerima kondisi anaknya dan menganggap Tiyo tak berbeda dengan anaknya yang lain.
"Ya biasa saja sekarang. Seperti normal saja."
Mimi dan suaminya, Wawan tak bekerja karena harus menguru Tiyo.
Keempat anak Mimi yang sudah dewasa merantau sehingga tak ada yang mengurus Tiyo kecuali Mimi dan Wawan.

Baca: Andai Persib Main Seperti Waktu Melumat PSM, Bali United Bisa jadi Korban Maung Bandung Selanjutnya
Baca: Jorge Lorenzo Tinggalkan Ducati Musim Depan?
Walaupun Tiyo bisa melakukan aktivitas sendiri, tapi ia masih perlu bantuan untuk mandi, memakai baju, dan makan.
Keluarga Tiyo mengaku sempat diberi bantuan dari pemerintah tetapi bantuan tersebut sudah tidak diberikan lagi.
"Sudah satu tahun tidak dapat bantuan," ucap Mimi.
"Kami tak bisa bekerja, kalau bekerja tidak ada yang mengurus anak kami," tambah Wawan.

Meski tak memiliki tangan, Tiyo bisa membuka bungkus permen dan bermain Play Station (PS).
Bermain Play Station memang hobinya Tiyo.
Setiap hari Tiyo bermain gim konsol ini.
"Setelah mandi, dia main PS sampai waktunya sekolah. Setelah sekolah, dia main PS lagi. Setiap hari main PS," kata Mimi.
Tiyo menggunakan dagu dan bahunyanya untuk memencet dan memutar stik PS.

Untuk bergerak, Tiyo akan berguling-guling, bila dibantu oleh orang tuanya Tiyo akan menggunakan kursi roda.
Tiyo sempat tak mau datang ke sekolah, ia merasa malu dengan kondisi tubuhnya.

Ia kurang percaya diri sehingga tak ingin bersekolah.
Namun, fase tak percaya diri itu sudah berlalu.
Kini Tiyo rajin datang ke sekolah.
Baca: My Charity Evalube 2018, Ajang Silaturahmi dan Kegiatan Positif Para Bikers Bandung
Baca: Langsung Menyasar Pembaca, Komikus Muda Manfaatkan Media Sosial untuk Publikasi
Baca: Kisah Ipda Denny yang Jadi Korban Bom Thamrin, Minta Istrinya Tak Menangis, & Peluk Aman Abdurrahman