Genap 2 Dekade Reformasi, Tb Hasanuddin Bicara Begini Soal BJ Habibie
Era demokrasi baru yang dimulai sejak diangkatnya Presiden BJ Habibie yang menggantikan Presiden Soeharto.
Penulis: Ferry Fadhlurrahman | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribub Jabar, Ferry Fadhlurrahman
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Hari ini, tepat 20 tahun era reformasi bergulir yang ditandai dengan lengsernya Presiden Soeharto sebagai simbol Orde Baru pada 21 Mei 1998.
Era demokrasi baru yang dimulai sejak diangkatnya Presiden BJ Habibie yang menggantikan Presiden Soeharto.
Calon Gubernur Jawa Barat , Tb Hasanuddin, yang menjadi ajudan mantan Presiden RI BJ Habibie saat itu, menyebut atmosfer reformasi yang dulu dirasakan tak terlepas dari sosok yang dikenal jenius di bidang penerbangan, BJ Habibie.
Baginya, Menteri Riset dan Teknologi 2 Periode pada masa Orde Baru itu adalah reformis sejati yang meletakkan fondasi kenegaraan dan pemerintahan yang demokratis di tengah gejolak disintegrasi bangsa.
Kecil-kecil Jadi Preman, Sejumlah Remaja Diamankan Polisi, Lihat Siapa yang Dipalaknya https://t.co/dJsVX62qsC via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 21, 2018
"Pak Habibie, langsung mengambil langkah kilat dengan melepas seluruh tahanan politik yang menjadi ancaman paling menakutkan para aktivis, " kata Tb Hasanuddin di Paguyuban Pasundan, Bandung, Senin (21/5/2018).
Satu di antara kebijakan penting BJ Habibie, ucapnya, adalah terhadap kebebasan berpendapat dan kebebasan Pers.
Menurutnya, itu merupakan langkah tepat untuk membongkar aksi Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang terjadi di masa Orde Baru.
"Saya sepakat, justru pejabat yang reformis itu pak Habibie, mengapa? Ia berani membuka dan mengubah Orde Baru menjadi situasi yang lebih demokratis," ujarnya.
Baca: Terkuak oleh Ilmuwan, Senjata Kuno Firaun Dibuat dari Bahan yang Berasal dari Luar Angkasa
Ia memaparkan, langkah lain yang perlu diapresiasi dari Habibie untuk memberantas KKN, adalah dengan dibentuknya tim khusus yang dipimpin oleh Kejaksaan Agung untuk memburu korupsi.
Ia menambahkan BJ Habibie juga berani mendobrak masalah ketatanegaraan dan pemerintahan yang penuh nepotisme.
Kala itu, banyak anak pejabat yang menjadi anggota DPR yang menjadi pemicu terjadinya kolusi.
"Saya berharap reformasi dikembalikan kepada khittahnya yaitu untuk mewujudkan negara yang demokratis dan dimaknai sebagai kebebasan memilih pemimpin," jelas Tb Hasanuddin.