Daftar Mubaligh Kemenag & Tak Masuknya Ustaz Abdul Somad, Mahfud MD: Usulkan Saja, Jangan Berlebihan
Publik juga bertanya-tanya mengenai alasan Ustaz Abdul Somad yang tak ada dalam daftar tersebut.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
TRIBUNJABAR.ID - Mantan Ketua Mahkamah Konsitusi Mahfud MD akhirnya buka suara terhadap daftar 200 mubaligh atau penceramah rekomendari Kementerian Agama (Kemenag).
Dalam daftar tersebut nama Mahfud MD juga termasuk di dalamnya.
Publik juga bertanya-tanya mengenai alasan Ustaz Abdul Somad yang tak ada dalam daftar tersebut.
Melansir dari Tribun Wow, Mahfud MD, melalui akun Twitternya, Minggu (20/5/2018), menyampaikan beberapa hal.
Menurutnya, daftar 200 mubaligh yang dirilis oleh Kemenag ini biasa saja dan tak perlu ditafsiri secara politik.
Ia juga berpendapat Kemenag telah mempermudah masyarakat yang kadang kesulitan dalam menentukan ustaz yang akan diundang.
Mahfud MD juga menyampaikan tanggapan atas keheranan publik khususnya warganet mengenai Ustaz Abdul Somad yang tak masuk daftar.
Hal ini dilakukan Mahfud MD bukan tanpa sebab.
Banyak warganet yang menanyainya mengenai hal tersebut.
Menurutnya, nama Ustaz Abdul Somad dan beberapa ulama lainnya diusulkan ke Kemenag agar masuk dalam daftar.
@Chaniago63: Ada yg aneh didaftar ini prof @mohmahfudmd yg jelas kualitas ceramahnya, ahli hadist.
knapa tak ada.. apakn kemenag gx knal dengan beliau ustd Abdul Somad Lc. MA.
Saya rasa sluruh rakyat indonesia tau kualitasnya.
Meskipun brsift smntra tpi ini tak bagus. Kami orang melayu kcewa.
@mohmahfudmd: Mas Rizal, Kita usulkan sj agar inventarisasi diteruskan.
Nanti nama Ustdz Abdul Somad, Ny. Sinta Nuriah, Ny. Tan Mei Hwa, K. Hisyam, Kyai Lubab, Kyai Miftah dll bisa dimasukkan.
Mnrt sy jmlh muballigh tak blh lbh sedikit dari jumlah masjid. Jumlah masjid kita sj puluhan ribu.
Mahfud MD juga menyampaikan tujuh pernyataan terkait daftar mubaligh yang disampaikan Kemenag.
Mas Rizal, Kita usulkan sj agar inventarisasi diteruskan. Nanti nama Ustdz Abdul Somad, Ny. Sinta Nuriah, Ny. Tan Mei Hwa, K. Hisyam, Kyai Lubab, Kyai Miftah dll bisa dimasukkan. Mnrt sy jmlh muballigh tak blh lbh sedikit dari jumlah masjid. Jumlah masjid kita sj puluhan ribu. https://t.co/8bAoaDKL8h
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) May 20, 2018
"(Muballigh 1) Meski sy tak mengikuti langsung krn sedang di New York tp Bnyk yg nanya kpd sy ttg rilis daftar muballigh oleh Kemenag.
Apakah itu tepat? Bgmn tanggapan sy ttg masuknya nama saya ke dalam daftar tersebut?
Mnrt saya itu biasa saja tak perlu ditafsiri scr politik.
(Muballigh 1) Meski sy tak mengikuti langsung krn sedang di New York tp Bnyk yg nanya kpd sy ttg rilis daftar muballigh oleh Kemenag. Apakah itu tepat? Bgmn tanggapan sy ttg masuknya nama saya ke dalam daftar tersebut? Mnrt saya itu biasa saja tak perlu ditafsiri scr politik.
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) May 20, 2018
(Muballigh 2) Rilis itu hrs disikapi sebagai inventarisasi muballigh, bukan akreditasi atau seleksi muballigh.
Kalau inventarisasi nantinya bisa ditambah setiap bulan atau ditambah scr berkala.
Yg belum masuk sekarang, ya besok dimasukkan sesuai dgn hasil inventarisasi baru.
(Muballigh 2) Rilis itu hrs disikapi sebagai inventarisasi muballigh, bukan akreditasi atau seleksi muballigh. Kalau inventarisasi nantinya bisa ditambah setiap bulan atau ditambah scr berkala. Yg belum masuk sekarang, ya besok dimasukkan sesuai dgn hasil inventarisasi baru.
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) May 20, 2018
(Muballigh 3) Rilis itu tak blh dianggap sbg akreditasi atau seleksi.
Sebab kita tahu, bnyk yg tdk masuk dlm daftar tp nyata2 bagus sbg muballigh.
Sebaliknya ada nama2 di dlm daftar itu yg mungkin blm diketahui oleh publik kapasitasnya sbg muballigh.
Jgn disikapi berlebihan lah.
(Muballigh 3) Rilis itu tak blh dianggap sbg akreditasi atau seleksi. Sebab kita tahu, bnyk yg tdk masuk dlm daftar tp nyata2 bagus sbg muballigh. Sebaliknya ada nama2 di dlm daftar itu yg mungkin blm diketahui oleh publik kapasitasnya sbg muballigh. Jgn disikapi berlebihan lah.
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) May 20, 2018
(Muballigh 4) Kemenag mungkin hny ingin mempermudah masyarakat yg kerapkali bertanya ke kemenag ttg muballigh yg bs diundang, maka dibuatlah daftar itu.
Mungkin diambil dari daftar penceramah di Masjid2 besar spt Masjid Istiqlal atau dari teve-reve yg punya program2 keislaman.
(Muballigh 4) Kemenag mungkin hny ingin mempermudah masyarakat yg kerapkali bertanya ke kemenag ttg muballigh yg bs diundang, maka dibuatlah daftar itu. Mungkin diambil dari daftar penceramah di Masjid2 besar spt Masjid Istiqlal atau dari teve-reve yg punya program2 keislaman.
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) May 20, 2018
(Muballigh 5) Dgn adanya daftar itu, masyarakat tak usah repot2 bertanya ke kemenag tp langsung lihat sendiri di daftar yg sdh disediakan oleh kemenag.
Masyarajat tentu boleh mengundang penceramah2 yang tidak atau belum ada namanya di daftar kemenag itu.
Dibuat mudah saja lah.
(Muballigh 5) Dgn adanya daftar itu, masyarakat tak usah repot2 bertanya ke kemenag tp langsung lihat sendiri di daftar yg sdh disediakan oleh kemenag. Masyarajat tentu boleh mengundang penceramah2 yang tidak atau belum ada namanya di daftar kemenag itu. Dibuat mudah saja lah.
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) May 20, 2018
(Muballigh 6) sebenarnya jumlah muballigh di Indonesia ada ribuan jumlahnya.
Di Yogya saja, misalnya, kalau diambil dari IAIN, UII, dan UGM sj sdh lbh dari 200 muballigh.
Blm lagi dari ponpes2 dan lembaga keagamaan lainnya.
Itu baru di Yogya loh, blm di daerah2 lain yg lbh besar.
(Muballigh 6) sebenarnya jumlah muballigh di Indonesia ada ribuan jumlahnya. Di Yogya saja, misalnya, kalau diambil dari IAIN, UII, dan UGM sj sdh lbh dari 200 muballigh. Blm lagi dari ponpes2 dan lembaga keagamaan lainnya. Itu baru di Yogya loh, blm di daerah2 lain yg lbh besar.
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) May 20, 2018
(Muballigh 7) Atas pertanyaan, bgmn tanggapan sy sehubungan dgn masuknya nama sy dlm daftar 200 muballigh itu, sy tak bs jawab.
Sebab sy tak tahu kriterianya.
Klu ditanya bgmn bs jd profesor tentu sy bs menjelaskan sebab jbtn profesor ada kriteria, bislit, dan gaji yg jelas," tulis Mahfud MD.
(Muballigh 7) Atas pertanyaan, bgmn tanggapan sy sehubungan dgn masuknya nama sy dlm daftar 200 muballigh itu, sy tak bs jawab. Sebab sy tak tahu kriterianya. Klu ditanya bgmn bs jd profesor tentu sy bs menjelaskan sebab jbtn profesor ada kriteria, bislit, dan gaji yg jelas.
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) May 20, 2018
Tanggapan Ustaz Abdul Somad (Tribun Bogor)
Melalui akun Instagramnya, Ustaz Abdul Somad memberi tanggapan mengenai hal ini.
Ia tak menulis dalam keterangan, melainkan lewat postingan capture pesan instan WhatsApp.
Dalam capture tersebut, tampak seseorang bertanya soal tak masuknya nama Ustaz Abdul Somad di rekomendasi mubalig dari Kementrian Agama.
"Bagaimana tanggapa ustadz, ustad tidak termasuk dalam 200 mubaligh rujukan Kemenag ?"
Di bawha pesan itu, terdapat jawaban yang kemungkinan dari pihak Ustaz Abdul Somad.
"Sebab Kemenag tidak ingin mengecewakan masyarakat.
Karena saya penuh sampai april 2020,"
