Mahathir Mohamad Hadapi Tantangan sebagai PM baru Malaysia, Termasuk Soal TKI
institusi kerajaan yang selama 61 tahun belakangan hanya mengenal satu pemerintahan di bawah Barisan Nasional.
Mereka adalah presiden Partai Keadilan Rakyat, Wan Azizah Ismail -yang merupakan istri dari pemimpin de facto oposisi Anwar Ibrahim- presiden Partai Bersatu, Muhyiddin Yassin, Sekjen Partai Aksi Demokratik, Lim Guan Eng ,dan presiden Partai Amanah, Mohamad Sabu.
Merasa tidak senang dengan kepemimpinan Malaysia di bawah Najib Razak, Mahathir keluar dari UMNO, komponen partai terbesar di koalisi Barisan Nasional, membentuk partai Bersatu dan berkongsi dengan partai-partai yang sebelumnya dimusuhinya.
Baca: Terungkap, Ini Polwan Cantik yang Ikut Operasi di Rutan Brimob, Fasih Bahasa Inggris, Masih Jomblo
Najib menerima kehendak rakyat
Menyusul pengumuman resmi hasil pemilihan umum yang digelar pada Rabu (09/05), Najib Razak, mantan perdana menteri dan pemimpin Barisan Nasional yang dikalahkan oleh Mahathir Mohamad, mengatakan ia "menerima kehendak rakyat dan pihak Barisan Nasional memegang bertekad menghormati demokrasi."
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Khairy Jamaluddin, menekankan pentingnya estafet kekuasaan menyusul kekalahan mengejutkan yang dialami Barisan Nasional.
"Kini tiba waktunya bagi mereka yang secara bebas dipilih oleh rakyat Malaysia untuk memimpin negara kita," katanya.
"Negara kita hanya dapat bertahan jika kita melakukan pemindahan kekuasaan secara tertib dan mulus," tambah politikus UMNO yang dipilih kembali menjadi anggota parlemen itu.
Baca: Disiksa dan Giginya Rontok, Iptu Sulastri Rayakan Ulang Tahun di Rumah Sakit, Lihat Ekspresinya
Politikus lain dari koalisi Barisan Nasional yang kalah, Abdul Rahman Dahlan, menyerukan kepada partai-partai anggota koalisi dan para pendukungnya untuk tetap kokoh dan menjadi oposisi yang efektif.
"Meskipun kalah, kita harus membangun kembali kekuatan partai untuk berjuang di kesempatan lain. Kuatlah. Mari kita menjadi oposisi yang efektif dan memastikan Pakatan Harapan menepati janji-janji selama 100 hari pertama," demikian cuit kepala bagian komunikasi stragegis Barisan Nasional.
Pakatan Harapan meraih 113 kursi dari total 222 kursi parlemen sehingga melewati ambang batas minimum 112 kursi untuk dapat membentuk pemerintahan baru. (BBC Indonesia)