Pemilu Malaysia
Najib Razak Kalah dari Sang Guru, Ini Jejak Rekam yang Menyebabkan Kalah di Pemilu Malaysia
Saat kontroversi meningkat, Najib mulai bertindak keras. Dia menangkapi lawan-lawan politik dan menjebloskan mereka ke penjara
TRIBUNJABAR.ID, KUALA LUMPUR - Partai koalisi pemerintah dalam pemilu Malaysia, yang dimpimpin Najib Razak, kalah.
Kekalahan itu menjadikan Najib Razak dan koalisinya bakal berada di luar pemerintahan.
Kini, mungkin Najib Razak sedang sibuk merenungi kekalahan koalisi pemerintah Barisan Nasional dalam pemilihan umum Malaysia yang digelar pada Rabu (9/5/2018).
Kekalahan Najib dari sang guru, Mahathir Mohamad tak hanya mengakhiri jabatannya tetapi juga menjungkalkan Barisan Nasional yang sudah 60 tahun berkuasa di Malaysia.
Apa penyebab Najib Razak dan Barisan Nasional yang dahulu amat kuat bisa dijungkalkan Mahathir, politisi veteran berusia 92 tahun?
Perceraiannya Jadi Sorotan, Sule 'Hilang', Lina Sempat Galau, Sudah 3 Bulan Pisah Ranjang https://t.co/Dko3qXEAjY via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 10, 2018
Saat naik ke tampuk kekuasaan pada 2009, Najib yang juga putra salah satu pendiri Malaysia, dilihat sebagai sosok reformis.
Di masa jabatan pertamanya, Najib tak banyak melakukan perubahan misalnya mengganti undang-undang keamanan yang dikritik sebagai sarana memberangus perbedaan.
Langkah ini menawarkan harapan adanya perubahan taktik represif UMNO, partai dominan dalam koalisi Barisan Nasional yang sudah berkuasa enam dekade.
Baca: Herrie Setyawan Pimpin Latihan PSM Makassar U-19, Sudah Dikontrak?
Namun, setelah merebut masa jabatan kedua pada 2013, Najib berubah. 1Malaysia Development Berhad (1MDB), sebuah lembaga investasi yang didirikan Najib untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, justru menjadi masalah ketika diketahui uang milik lembaga itu raib.
Kisah 1MDB mencuat pada 2013 ketika harian The Wall Street Journal mempublikasikan dokumen yang menunjukkan Najib menerima dana 681 juta dolar AS atau sekitar Rp 9,5 triliun ke rekening pribadinya.
Meski demikian baik Najib maupun 1MDB terus membantah telah melakukan kesalahan.
Sejak itu, secara perlahan berbagai tuduhan datang ke arah Najib.
Baca: VIDEO HEADLINE: Edisi Kamis 10 Mei 2018, Mereka Disiksa Sebelum Dibunuh
Bahkan Departemen Kehakiman AS menggelar kasus perdata untuk menyita aset bernilai 1,7 miliar dolar AS yang dibeli menggunakan uang 1MDB mulai dari properti hingga karya seni.
Dalam pidatonya tahun lalu Jaksa Agung AS Jeff Sessions mengecam semua yang terlibat dalam skandal ini dan menyebut kasus ini sebagai "kleptokrasi yang paling buruk".