Pilgub Jabar
Sajian Nasi Tumpeng di Tengah Hutan Pinus, Dedi Mulyadi dan Warga Gunung Satria Syukuri Keberhasilan
Sejumlah pria dan ibu-ibu, termasuk Dedi sempat menari jaipong. Dedi pun turut menyantap hidangan tumpeng tersebut
Penulis: Mega Nugraha | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna
TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Calon wakil gubernur Jabar Dedi Mulyadi bersama ratusan warga Kampung Gunung Satria, Desa Kersa Maju, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya bersuka ria mensyukuri keberhasilan di sebuah bukit hutan pinus di kampung tersebut, Rabu (9/5/2018).
Kampung itu berada di sekitar pekebunan teh Gunung Satria yang dikeliling perkebunan dan hutan pinus.
Saat itu, warga menggelar syukuran karena sejak empat bulan terakhir, warga telah berupaya menata bukit hutan pinus yang rindang tersebut untuk menjadi destinasi wisata desa.
Baca: Sule Digugat Cerai Istri? Ini Isi Surat Gugatanya yang Beredar di Media Sosial
Baca: Mario Gomez Sebut Piala Indonesia Tak Kalah Penting, Ini Alasannya
Apalagi, di tengah kesejukan pohon pinus itu juga terdapat air terjun kecil yang dinamakan warga Curug Cikondang.
Lantunan suara dari mulut seorang sinden mengiringi keriangan warga bersama calon pemimpin Jabar itu.

Sejumlah pria dan ibu-ibu, termasuk Dedi pun sempat menari jaipong.
Tiga Kali Ijin ke Toilet saat Ujian SBMPTN, Perempuan Ini Ternyata Melahirkan https://t.co/GwODx3ykLx via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 9, 2018
Belasan nasi tumpeng dengan lauk pauknya dijajarkan di bukit tersebut.
Dari warna khas nasi tumpeng dan hidangan pelengkapnya tampak terasa lezat disantap.
Apalagi, dihidangkan di antara pohon pinus dengan semilir angin khas pegunungan.
Dalam sambutannya, Dedi merasa bahagia bisa berada di tengah warga kampung yang bergotong-royong memanfaatkan potensi desa tersebut jadi kawasan wisata.
Ia juga turut menyantap dengan lahap hidangan nasi tumpeng tersebut.
"Saya bersyukur bisa datang ke sini, melihat buah dari gotong-royong warga membangun bukit hutan pinus ini jadi sangat menarik," kata Dedi.
Menurutnya, warga kampung tersebut memegang teguh adat istiadat.
Ricuh di Mako Brimob, Penjagaan Diperketat, Polisi Bersenjatakan Laras Panjang Sempat Dimarahi https://t.co/46bvQq5NWP via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 9, 2018
Karakter gotong-royong warga juga tinggi, terbukti dengan cara mereka menata bukit hutan pinus jadi lebih menarik.
"Ini yang membuat saya bangga karena warganya memegang teguh adat istiadat. Kebun-kebun warga tidak ditanam di tebing, gotong royongnya kuat," kata Dedi.
Heri Suherman (46), tokoh pemuda setempat menjelaskan mayoritas warga kampung itu berprofesi sebagai buruh perkebunan teh serta petani padi dan sayuran.
"Jadi sehari-hari kami memetik kebun teh milik perusahaan swasta. Ada juga yang jadi petani padi dan sayuran dengan tumpang sari di hutan pinus," kata Heri.

Sejak lima bulan terakhir, ia bersama warga menata bukit hutan pinus itu supaya dikunjungi wisatawan meski akses infrastruktur masih tidak terlalu baik. Namun, saban akhir pekan, banyak anak muda yang sengaja berkunjung ke bukit tersebut.
"Termasuk ke Curug Cikondang. Jadi karena banyak yang datang ke sini, warga di sini kompak menata," kata dia.
Dedi Kurniawan (56) mengatakan mayoritas warga sudah mengenal Dedi sebagai Bupati Purwakarta yang mengedepankan nilai tradisi budaya Sunda.
"Tahunya beliau Bupati Purwakarta yang Nyunda sekali, jadi kami undang beliau ke sini untuk makan bersama di bukit hutan pinus," kata dia. (*) .