Nama Jalan Majapahit dan Hayam Wuruk Bakal Segera Diresmikan di Kota Bandung

Dua nama jalan di Kota Bandung segera berubah menjadi Jalan Majapahit dan Jalan Hayam Wuruk.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Fauzie Pradita Abbas
(TRIBUNjogja.com | Bramasto Adhy)
JALAN PAJAJARAN - Petugas membersihkan papan nama jalan baru bertuliskan 'Jalan Pajajaran' di Yogyakarta, Selasa (3/10). Jalan Pajajaran menjadi satu diantara nama baru jalan arteri (ring road). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhammad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dua nama jalan, yakni Majapahit dan Hayam Wuruk bakal segera diremsikan di Kota Bandung.

Penggunaan dua nama jalan khas kerajaan Jawa tersebut sebagai balasan dari penggunaan nama Prabu Siliwangi, Pasundan, dan Pajajaran sebagai nama jalan di Yogyakarta dan Surabaya.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, penggunaan Majapahit dan Hayam Wuruk sebagai nama jalan di Kota Bandung merupakan langkah lanjutan rekonsiliasi antara budaya Jawa dan budaya Sunda.

Selama ini, terdapat beban psikologis yang menjadikan Majapahit dan Hayam Wuruk tidak bisa menjadi nama jalan di Jawa Barat karena luka lama yang dialami warga Kerajaan Pajajaran atas kejadian Perang Bubat dengan Kerajaan Majapahit.

Begitu pun sebaliknya, Pajajaran dan Siliwangi tidak dapat menjadi nama jalan di Tanah Jawa karena hal yang sama.

"Sekarang sudah ada Jalan Siliwangi dan Jalan Pajajaran di Yogyakarta dan Surabaya. Kita akan buat juga Jalan Majapahit dan Jalan Hayam Wuruk di Bandung," kata gubernur yang akrab disapa Aher ini di Sport Centre Arcamanik, Senin (7/5/2018).

Aher menilai sudah bukan saatnya lagi mempertahkan isu-isu emosional dari masa lalu, termasuk mengungkit-ungkit peristiwa Pasundan Bubat, atau Perang Bubat pada abad ke-14.

Peristiwa tersebut baru ditulis dua abad setelahnya, yakni pada abad ke-16 dalam sebuah karya sastra berjudul Kidung Sundayana.

Sengan jeda dua abad, informasi secara rinci mengenai peristiwa perang tersebut hampir tidak mungkin diketahui.

Kalau pun kemudian ada tulisan yang mengisahkan peristiwa tersebut secara lengkap, hampir dipastikan bobot imajinasi dari karya tersebut jauh lebih besar ketimbang bobot historisnya, kata Aher.

"Pasundan Bubat adalah sejarah, fakta empiris yang tidak terhapus dari catatan Bangsa Indonesia. Peristiwa Pasunda Bubat tidak boleh dilupakan, tapi maafkanlah. Hilangkan dendam sejarah, berdamailah dengan sejarah, jadikanlah sebagai pelajaran agar kejadian buruk di masa lalu tidak terulang di masa depan," kata Aher.

Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat, Guntoro, mengatakan, penamaan jalan tersebut akan dilakukan sebelum Ahmad Heryawan mengakhiri mada jabatannya sebagai Gubernur Jawa Barat pada pertengahan Juni 2018.

"Kita sudah siapkan surat keputusan gubernurnya untuk penggantian nama jalan di Bandung. Jalan yang akan dipakai itu di kawasan Gedung Sate kemudian Terusan Buahbatu," kata Guntoro.

Majapahit akan dijadikan nama jalan yang diapit Gasibu dan Pullman Hotel, sedangkan Hayam Wuruk akan menjadi pengganti nama Jalan Terusan Buahbatu.

Gubernur Yogyakarta dan Gubernur Jawa Timur akan diundang saat peresmian dua nama jalan tersebut.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved