''Perang'' Pilpres 2019 Mulai Menjalar ke Kawasan CFD, ''Ganti Presiden'' Vs ''Jokowi-Yes''
Meskipun sangat berjauhan CFD kawasan Bundaran HI dan CFD Dago justru begitu menonjol pada hari ini.
Penulis: Tarsisius Sutomonaio | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Pertanyaan-pertanyaan kuis itu terkait keberhasilan Joko Widodo berkaitan dengan pembangunan di Tanah Air semisal tol trans Papua dan sertifikat tanah gratis bagi petani.
Anjar Januar, koordinator grup seni Dangiang Mitra Pasundan, mengaku tulisan spanduk "Stop Caci Maki, Jokowi Yes" memiliki pesan tersendiri.
"Itu bentuk keprihatinan kami sebagai rakyat atas ulah para elite politik yang menebar kebencian, saling menghina, caci maki, kami prihatin. Berilah contoh yang baik kepada rakyat," katanya.
Menurut Anjar, seharusnya para tokoh politik itu memberikan pendidikan politik yang cerdas, santun, dan bermoral bukan untuk membenci seseorang.
Baca: Gaet Janda Ahok, Pengusaha Sam Aliano Yakini Veronica Tan Bawa Hoki untuk Pilpres 2019
"Kalau gini caranya, bahaya untuk masa depan bangsa dan Negara, bisa-bisa parasea rakyat jeung rakyat (bertengkar rakyat dengan rakyat)," katanya.
Kurniawan dari Relawan Mahasiswa Untuk Indonesia (RMI) juga berpendapat serupa.
Menurutnya, ada potensi konflik horizontal akibat politik hate speech menjelang Pilpres 2019.
Baca: Kabar Terbaru, Michael Essien Isyaratkan Segera Pensiun, Apa Rencana Berikutnya?
"Saya jadi simpati ke Jokowi karena meskipun dicaci maki, beliau tetap melanjutkan pembangunan untuk rakyat. Semakin gencar dihina, semakin besar dukungan kami terhadap Pak Jokowi. Pokoknya Jokowi Yes, Jokowi Dua Periode, lanjutkan pembangunan," katanya.
Acara itu juga diikuti perwakilan dari Persatuan Sejahtera Petani Muda yang dikoordinatori Dzulkarnain, mahasiswa jurusan Agroteknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Ia pun sepakat dengan Anjar Januar dan Kurniawan. (*)