Cak Imin Sempat Incar Kursi Presiden, Tak Jadi Karena Takut Dua 'Kecelakaan' Ini Terjadi
Menurutnya, bila ia jadi dicalonkan sebagai Capres maka ada dua dampak yang ia sebut sebagai 'kecelakaan'.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
Tompi yang hadir sebagai pemandu acara menanyakan suatu hal.
"Mengapa bisa ada silent hope? Apakah karena dulu lebih keras dan sekarang demokrasi lebih terbuka?," tanya Tompi.
Muhaimin Iskandar mengiyakan hal tersebut.
"Betul. Awalnya kita tidak nyangka secepat ini. Kita mengira bulan Juni lah konstatasi akan terbuka," jawab Muhaimin Iskandar.
Bisa dikatakan deklarasi Muhaimin Iskandar ini lebih cepat di bandingkan calon-calon lainnya.
"Karena teman-teman di bawah ini bergairah kemudian memasang gambar."
Uniknya, setelah pemasangan baligo bergambar dirinya, banyak yang meminta berswafoto dengan Muhaimin Iskandar.
"Di mana-mana itu undangan tidak pernah berhenti, banyak yang minta selfie," ujarnya.
Mendengar hal tersebut, Tompi melontarkan kata-kata candaan.
Baca: Ada Harapan Tesembunyi yang Disematkan pada Muhaimin Iskandar, Awalnya Incar Kursi Presiden
Baca: Ini Cara Awet Muda yang Paling Hemat dan Aman, Ampuh Cegah Penuaan, Hasilnya Menakjubkan
"Kalau selfie jadi patokan. Saiful Jamil (bisa) maju Cawapres," ujar Tompi.
Muhaimin Iskandar mengatakan banyaknya orang yang mengajaknya berswafoto menunjukkan dari kalangan NU, kalangan pesantren deklarasi di mana-mana.
"Hampir setiap hari kita memenuhi pertemuan-pertemuan kiayi dan kalangan muda NU."
Ia mengatakan visinya sama seperti Nahdlatul Ulama, yaitu NKRI harga mati dan Pancasila adalah final.