Ada Harapan Tesembunyi yang Disematkan pada Muhaimin Iskandar, Awalnya Incar Kursi Presiden

"Karena rasa rendah hati, tidak mau ngomong, saya sebutnya ini silent hope," katanya.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
Tribun Jabar/Ferry Fadhlurrahman
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung, Senin (20/11/2017). 

Manuver politik seperti itu menurut Jokowi, kemungkinan kedua pihak mendapat keuntungan.

Kampanye tokoh politik tersebut kontras dengan geliat PDIP.

PDIP dinilai pergerakannya tidak begitu terciri seperti kampanye tokoh politik yang disebutkan sebelumnya.

"Mungkin belum saja, karena mungkin ada pertimbangan-pertimbangan dari PDIP," kata Jokowi.

Baca: Sindiran Pedas Persib Bandung untuk Persija Jakarta di Medsos #PersibSihEnjoy

Baca: Dirigen Viking: Pengunduran Jadwal Persib - Persija Akan Rugikan Banyak Pihak

"Politik itu kan kedaulatannya ada di masyarakat," imbuhnya.

Disinggung apakah politisi tersebut mendapat keuntungan dengan mengusung Jokowi sebagai presiden, Jokowi memberikan jawaban.

"Partai memiliki cara untuk menaikan elektabilitasnya dengan memakai pengaruh-pengaruh elektoral yang dipandang itu bisa mempengaruhi. Itu biasa dalam politik."

Jokowi mengatakan soal Cawapres, partainya akan berbicara terlebih dahulu.

Begitu juga dengan pembicaraan dengan partai pendukung dan relawan-relawan.

Baca: Anak Dititipkan Ibunya ke Sopir Taksi saat Berusia 6 Tahun, Ini yang Terjadi 22 Tahun Kemudian

"Ini bukan sesuatu yang gampang untuk negara," tuturnya.

Jokowi pun mengaku belum ada tim khusus yang dibentuk untuk memilih Cawapres.

Baik itu tim dari internal dan eksternal.

"Ini masih panjang dan masih berubah-ubah. Persiapan memang ada. Tapi kita ini masih berkonsentrasi pada pekerjaan-pekerjaan besar yang masih belum selesai."

Kemudian, Jokowi ditanya mengenai Jusuf Kalla (JK) yang masuk konsiderasi Cawapres.

"Ya mengapa tidak, kalau memang Undang Undang, konstitusi membolehkan mengapa tidak," ucapnya.

Baca: Tantang Sri Mulyani Debat, Rizal Ramli: Akan Ketahuan Siapa yang Manipulatif

"Dia termasuk yang terbaik, Pak JK," tambahnya.

Menurut Jokowi, Jusuf Kalla adalah yang terbaik.

Kemudian, Jokowi ditunjukkan foto-foto tokoh politik yang dinilai mengkampanyekan diri menjadi Cawapres.

Foto pertama adalah Muhaimin Iskandar.

Jokowi memberikan penilaiannya terhadap mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu.

"Bapak Muhaimin Iskandar termasuk yang terbaik. Pada saatnya nanti akan diputuskan," ujarnya.

Baca: Cerita Ayah Anak Kembar Siam Asal Subang, Ditolak RSUD Subang Sampai Diterima Baik di RSHS

Foto kedua yang ditunjukkan adalah M Romahurmuziy.

Jokowi menilai Ketua Umum PPP tersebut cocok sebagai Cawapres.

"Muda, santri, dan intelektual. Saya kira cocok untuk jadi Cawapres."

Foto selanjutnya yang ditunjukkan adalah Gatot Nurmantyo.

"Dari militer mengapa tidak. Saya kira semua opsi masih terbuka," komentarnya terkait Gatot Nurmantyo jika diusung menjadi Cawapresnya.

Foto anak dari mantan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga terselip di antara foto-foto lainnya.

Jokowi menilai Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) cocok sebagai Cawapres.

Baca: Kisah Hery Coet, 8 Kali Masuk Penjara, Kini Jadi Pengusaha dengan 100 Karyawan, Semua Mantan Napi

"Muda, pintar, ya cocok-cocok saja."

Dan yang terakhir adalah foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Jawaban Jokowi maih sama seperti sebelumnya.

Ia mengatakan Anies Baswedan adalah sosok muda yang pintar dan intelektual.

"Kita tidak pernah yang namanya tertutup. Untuk negara tidak tertutup."

Baca: Kisah Cinta yang Tragis, Wanita Ini Bunuh Diri Usai Membunuh Selingkuhan Suaminya

Baca: Rahandini Beberkan Isi Chat WA, Lihat Balasan Menohok Daus Mini saat Sang Istri Minta Cerai

Baca: Pertama Kali, Roy Kiyoshi Menjerit, Robby Purba Deg-degan, Inilah Penyebabnya

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved