Jelang Ramadan, Harga Jengkol dan Bawang Merah Melonjak Tajam di Purwakarta
Dirinya yang telah berjualan lebih dari tiga tahun itu mengatakan, faktor cuaca yang tidak menentu menjadi salah satu faktor naiknya harga.
Penulis: Haryanto | Editor: Yudha Maulana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Haryanto
TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Sebulan menjelang bulan Ramadhan, sembako maupun bumbu masakan telah mengalami kenaikan harga.
Namun, kenaikan harga tersebut dirasa belum terlalu signifikan atau dianggap masih wajar.
Seorang pedagang sayur di Pasar Rebo Simpang, Sindangkasih, Purwakarta, Zaelani Karim (42) mengatakan kenaikan harga sayur yang dijualnya masih normal.
"Jengkol, bawang merah dan kol putih, yang mengalami kenaikan cukup tinggi dibandingkan yang lain," katanya saat ditemui Tribun Jabar, Sabtu (28/4/2018).
Dirinya menjelaskan, jengkol mengalami kenaikan sekitar Rp 10 ribu dari sekitar 24 ribu menjadi 36 ribu perkilogram.
Baca: VIDEO HEADLINE: Edisi Sabtu 28 April 2018, Antusias Ingin Nonton Karnaval Konferensi Asia Afrika
Bawang merah yang memiliki kualitas bagus, di kiosnya dijual seharga Rp 32 ribu dari harga sebelumnya Rp 24 ribu perkilogram.
Serta kol putih, dirinya menjual Rp 5ribu, namun kini harganya mencapai Rp 8ribu.
Sayur dan bumbu dapur lainnya, Zaelani menyebut hanya mengalami kenaikan sekitar lima sampai 10 persen saja.
"Malah kalau cabe, mengalami turun harga dari bulan sebelumnya. Tapi masih diatas harga biasanya," ucap Zaelani.
Dirinya yang telah berjualan lebih dari tiga tahun itu mengatakan, faktor cuaca yang tidak menentu menjadi salah satu faktor naiknya harga.
Baca: The Jak Beri Kritikan Keras untuk Manajemen Persija, Gara-gara Gagal Jamu Persib?
Namun, kenaikan harga sembako maupun sayur mayur menjelang bulan Ramadhan dianggap telah menjadi tradisi.
Hamoir setiap tahun, beberapa bulan menjelang bulan suci, harga berbagai kebutuhan masyarakat akan merangkak naik.
Oleh karena itu, kenaikan harga pun dikeluhkan oleh sebagian warga, khususnya masyarakat Purwakarta.
Seperti halnya yang dikatakan oleh Tika rochmatika (27). Dirinya mengaku keberatan jika harga sembako mengalami kenaikan.
Baca: Dr Ir Budi Brahmantyo Dikenal Sebagai Sosok Panutan di Mata Keluarga dan Mahasiswanya
"Ya, ngeberatin, sih. Tapi mau gimana lagi, kebutuhan mah, harus dibeli," kata Tika, usai membeli bawang di salah satu kios di pasar Rebo.
Ia pun berharap, agar harga bisa kembali stabil dan tidak memberatkan masyarakat kecil. Terutama saat menjelang bulan suci Ramadhan, keinginan tidak ada harga sembako maupun kebutuhan lainnya yang naik.