Jejak Soekarno

Pernah jadi Penjual Es hingga Kondektur, Inikah Anak Soekarno yang 'Terlupakan'? Simak Pengakuannya

Menguak rahasia anak Soekarno yang dirahasiakan selama 40 tahun. Ternyata ia alami kehidupan yang memilukan.

Penulis: Indan Kurnia Efendi | Editor: Indan Kurnia Efendi
Gempar Soekarno Putra 

TRIBUNJABAR.ID - Presiden pertama Indonesia Ir Soekarno disebut-sebut pernah memperistri seorang wanita bernama Jetje Langelo. Keduanya dikabarkan menikah di Manado pada tahun 1957.

Dari pernikahan dengan Bung Karno, Jetje melahirkan seorang anak laki-laki yang diberinama Charles Christofel.

Charles tidak diberitahu sang ibu bahwa ia adalah anak Sang Proklamator.

Masa kecilnya penuh kepiluan. Ia dititipkan di rumah sanak saudara Jetje.

Menurut pengakuan Charles, saat itu ia bak seorang pembantu.

Perlakuan keluarga di rumah tersebut begitu menyakiti hatii.

Bahkan untuk mendapat uang, Charles harus berjualan es.

Beranjak dewasa, saat usia belasan, Charles harus menyambung hidup dengan menjadi kondektur bemo.

Untung saja, semangat menempuh pendidikan tidak pernah pudar dari benaknya.

Charles lulus SMA pada tahun 1977 dengan prestasi yang cukup membanggakan, masuk lima besar.

Ia kemudian hijrah ke Jakarta dan tinggal di rumah keluarga sang ibu.

Tetap saja, ia mendapat perlakuan kasar sehingga membuatnya harus terusir dan berpindah-pindah tempat tinggal.

Jalan hidupnya mulai terasa 'terang' setelah bekerja menjadi tukang ketik di kantor notaris Fredrik Alexander Tumbuan.

Di tengah kondisi jauh dari orang tua, Charles masih mampu berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Ketika politik Indonesia sedang memanas tahun 1998, Charles termasuk satu mahasiswa yang berdemo menuntut Soeharto menanggalkan jabatan sebagai presiden.

Saat itulah, Charles diminta ibunya untuk pulang ke Manado.

Setahun kemudian, ia benar-benar pulang dan tak pernah menyangka apa yang akan diucapkan sang ibu.

"Kamu adalah anak Soekarno." Begitu kata-kata Jetje yang terasa bagai petir di telinga Charles.

Rahasia yang selama ini disimpan rapat-rapat pun akhirnya diutarakan Jetje kepada anaknya.

Jetje menjelaskan bahwa identitas Charles sebagai anak dari Soekarno sengaja disembunyikan.

Itu semua karena amanat Soekarno sendiri yang ingin anaknya diamankan bila sewaktu-waktu kekuasaannya jatuh.

Jetje pun memperlihat sejumlah dokumen dan barang yang selama ini disembunyikan.

Ada foto, surat-surat, tongkat komando, keris, serta amanat yang ditulis oleh tangan Soekarno sendiri.

  Jejte bersama Bung Karno
Jejte bersama Bung Karno ()

Dalam amanat tertulis permintaan agar anak yang lahir pada 13 Januari 1958 itu, kelak pada saatnya ia sudah dewasa berpolitik, dinamai: Muhammad Fatahillah Gempar Soekarno Putra.

"Kutitipkan bangsa dan negara kepadanya!"

Teringat di benak Charles yang kemudian mengganti namanya menjadi Gempar Soekarno Putra. Saat SMP, ia pernah membuka koper besi yang disembunyikan ibunya di prafon rumah.

"Malah ada tongkat komando yang pernah saya pakai untuk menggali-gali tanah," kata Gempar.

Segala cerita tentang Soekarno itu dididapat Gempar dari Jetje sebelum ibunya itu meninggal pada tahun 2004.

Terungkap lah bagaimana awal pertemuan Soekarno dan Jetje.

Gempar menceritakan, Jetje mengenal Bung Karno pada tahun 1952, saat sang Proklamator berkunjung ke Manado.

Keduanya menjalin hubungan lewat surat atau telegram.

Sayangnya, orang tua Jetje tak merestui hubungan itu.

Maka begitu lulus dari sekolah SGA Roma Katolik Manado, Jetje dinikahkan dengan Leo Nico Christofel, anggota TNI berpangkat Letnan Satu.

Meski sudah dikarunia dua anak, akhir 1955, Jetje dan Leo bercerai. Hubungan dengan Soekarno berlanjut kembali hingga akhirnya keduanya menikah secara Islam tahun 1957 di Manado.

Menurut Gempar, ada beberapa pejabat era Soekarno yang mengetahui pernikahan kedua ibunya itu.

Mayor Sugandi (ajudan Presiden), Henk Ngantung (Gubernur Jakarta), Ibnu Sutowo (kemudian menjadi Dirut Pertamina), atau Ali Sadikin.

Dalam ingatannya, ia pernah beberapa kali menemani ibunya menemui bebe-rapa pejabat itu di Jakarta.

Belakangan setelah jati dirinya dibuka, Gempar juga sempat bertemu Ali Sadikin. "Pak Ali masih ingat dan menanyakan kabar ibu saya," katanya.

Ketika Soekarno masih berkuasa, Jetje sempat menikmati kehidupan yang layak dengan diberi rumah di Jln. Tikala, sebuah kawasan elite khusus pejabat di Manado.

Gempar di usia balita juga mendapat kiriman mainan yang bagus dan mahal dari Jakarta.

"Waktu sekolah saya juga sering dibilang teman, 'Siap, Bung Karno', karena katanya mirip Bung Karno kalau memakai peci," kata Gempar yang awalnya menganggap itu sebagai sekadar olok-olok, tapi belakangan diterimanya sebagai semacam petunjuk bahwa dirinya anak Soekarno.

Siring berjalannya waktu, Gempar pun mulai mempunyai niat untuk mengenal siapa Soekarno.

Ia mengawali langkahnya dengan menyambangi makam Soekarno di Blitar.

Kehidupannya perlahan mulai berubah. Ia memutuskan memeluk agama Islam.

Sosok Gempar begitu disoroti pada tahun 2000-an.

Saat itu, Majalah Kartini membuat serial kehidupan Gempar.

Kepada Intisari, Gempar membenarkan segala kisah itu.

Ketika sedang ramai-ramainya pemberitaan soal anak Soekarno yang 'terlupakan' itu, Gempar mengaku dihubungi pengacara Guruh Soekarno Putra untuk tes DNA.

Gempar tak menolak, namun ia mengajukan syarat.

Gempar meminta tes bukan atas permintaan darinya dan dilakukan secara terbuka.

Sampel darahnya harus diambil dan dikawal oleh tim kedokteran Fakultas Kedokteran UI.

Permintaan itu tidak ada kabarnya sampai sekarang.

Gempar menduga, lantaran dalam uji DNA, tim dokter harus mengambil sampel darah pembanding. Artinya sampel darah anak-anak Soekarno lain harus juga ikut diambil.

Bila suatu waktu permintaan tes DNA kembali ada, Gempar akan tetap bersikukuh dengan syaratnya.

"Biar jelas kalau bukan saya yang mencari popularitas. Kalau pun hasilnya benar, ya alhamdulillah. Kalau tidak, berarti ibu saya pembohong," kata Gempar.

(Sumber: Intisari)

Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved