Lima Objek Bangunan Bakal Direkomendasikan Jadi Ikon Bandung, Gedung Sate Salah Satunya

Pertama kata Reiza ikon tersebut merupakan representasi tinggalan sejarah. Kedua, unik. Ketiga memiliki spirit perjuangan

Penulis: Machmud Mubarok | Editor: Machmud Mubarok
Dok Humas Pemprov Jabar
Gedung Sate 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Lima bangunan bersejarah dan unik di Kota Bandung akan diajukan untuk masuk dalam rekomendasi menjadi ikon Kota Bandung. Kelima bangunan itu adalah Gedung Sate, Gedung Merdeka, Jalan Layang Pasupati, Monumen Bandung Lautan Api, dan Bandung Creative Hub. Usulan itu merupakan kesimpulan dari diskusi kelompok terpumpun Ikon Kota Bandung yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, di Bandung Creative Hub, Rabu (18/4).

Tampil sebagai narasumber dalam diskusi kelompok terpumpun itu Guru Besar Sejarah Unpad, Prof Dr Reiza D Dienaputra, dosen desain komunikasi visual ITB Dr Intan Rizky Mutiaz MDs, dosen FIB Unpad Dr Susi Yuliawati, dosen Fikom Unpad Ade Kadarisman MIkom, dan wartawan Tribun Jabar Machmud Mubarok.

Kabid Pengkajian Kebudayaan Disbudpar Kota Bandung Tjep Dahyat mengatakan ikon-ikon di Kota Bandung itu sesungguhnya sudah ada dan tinggal memilih saja. Proses memilih ini, kata Dahyat, yang membutuhkan kematangan dan argumentasi yang kuat.

"Ini kegiatan kedua. Saat FGD pertama, muncul 8 atau 9 usulan untuk ikon Kota Bandung. Ada Gedung Sate, Gedung Merdeka, jalan Braga, Monumen Bandung Lautan Api, bunga Patrakomala, dan sebagainya. Diharapkan dari diskusi ini akan lebih mengerucut sehingga bisa menjadi ajuan untuk rekomendasi," kata Dahyat.

Prof Reiza mengatakan setidaknya ada empat kriteria yang harus dipenuhi agar sesuatu bisa jadi ikon. Pertama kata Reiza ikon tersebut merupakan representasi tinggalan sejarah. Kedua, unik. Ketiga memiliki spirit perjuangan dan terakhir adanya kebanggaan lintas generasi. Reiza mengajukan tiga bangunan sebagai ikon, yaitu Gedung Sate, Gedung Merdeka, dan jalan layang Pasupati.

"Ikon itu sesungguhnya tidak melulu terpaku pada bangunan secara fisik. Ia juga bisa berupa flora, fauna, bahkan kuliner. Hanya memang rata-rata di kota besar dunia, lebih banyak bentuk bangunan. Nah hasil diskusi ini akan kita rekomendasikan mana yang paling memenuhi kriteria dan persyaratan menjadi ikon Kota Bandung," jelas Reiza.

Ade Kadarisman menyampaikan bahwa ikon sebuah kota itu merupakan bagian dari pesan informasi yang sampai ke publik dan itu perlu terlihat secara fisik dan kontekstual. Ikon juga lanjutnya, harus memiliki dampak kehormatan, kebanggaan, bahkan dampak ekonomi sosial dan budaya. "Sebetulnya nama Persib itu paling kuat untuk jadi ikon. Menyebut Persib pasti Bandung, enggak mungkin Jawa Barat. Tapi tentu harus dikaji lagi lebih matang," ujar Ade.

Dari sisi kajian lingustik dan media analitik, Susi Yuliawati mengajukan Gedung Sate sebagai bangunan yang paling diingat dan paling banyak diperbincangkan. Menurut Susi, indikator itu bisa dipakai untuk menetapkan suatu objek menjadi sebuah ikon kota. "Yang pasti ikon itu harus dikenal umum, tidak hanya warga kota Bandung," katanya.

Sementara Machmud Mubarok menyatakan Gedung Sate memang indah dari sisi arsitektural, kokoh kuat konstruksinya. Namun gedung itu murni buatan kolonial. "Kalau kita mau konsisten dengan nasionalisme kita, ambil saja yang benar-benar lokal, seperti Monumen BLA. Selain itu, kalau Gedung Sate jadi ikon Kota Bandung, bagaimana jika suatu saat Pemprov Jabar menjadikannya ikon juga? Kan jadi ribet dan berabe," katanya.

Dari diskusi terbatas ini, akhirnya disepakati untuk memunculkan lima nama untuk diajukan sebagai rekomendasi, yaitu Gedung Sate, Gedung Merdeka, jalan layang Pasupati, Monumen BLA, dan gedung Bandung Creative Hub. (mac)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved