Ketika Mantan Teroris dan Korban Teror Bom Duduk Bersama dalam Satu Forum

Apa jadinya jika mantan teroris dan korban teror bom duduk berdampingan dalam satu kesempatan?

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Isal Mawardi
Tribun Jabar/ Yongky Yulius
Dari kiri ke kanan: korban tak langsung aksi teror Bom Bali 12 Oktober 2002 R Supriyo Laksono atau akrab disapa Sony, mantan teroris Kurnia Widodo yang pernah bergabung dengan kelompok As Sunnah Cileunyi, Bandung, dan Direktur Eksekutif AIDA, Hasibullah Satrawi, di sebuah kampus di Jalan Setiabudhi, Kota Bandung, Kamis (5/4/2018) pagi. 

Uniknya, Sony dan Kurnia sama-sama berbicara di hadapan ratusan mahasiswa mengenai pengalamannya.

Kurnia berbicara terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan Sony.


Tak ada raut muka yang menunjukkan amarah di antara keduanya.

Bahkan, di akhir seminar, keduanya sempat bersalaman dan berpelukkan.

Sontak saja, saat mereka berpelukkan, ratusan mahasiswa yang menjadi peserta langsung bersorak dan tertawa bahagia.

Beberapa mahasiswa bahkan mengabadikan momen keakraban keduanya itu menggunakan kamera dan ponsel.

Hasibullah, mengatakan, dengan segala keterbatasan yang ada, AIDA mencoba untuk menyapa semua kalangan, termasuk mahasiswa dan akademisi, untuk menghadirkan solusi bagi radikalisme.

"Semua kita punya peranan penting untuk bisa melakukan sesuatu agar Indonesia ini menjadi lebih damai. Mahasiswa punya peranan. Dosen punya peranan. Tokoh agama punya peranan. Kampus punya peranan. Pemerintah juga punya peranan."

"AIDA dengan keterbatasan yang ada, mencoba untuk menyapa semua, agar berperan sebagai solusi bagi masalah ini. Radikalisme masalah kompleks. Kalau enggak bijak di dalamnya, khawatirnya menimbulkan masalah," kata pria yang akrab disapa Hasib ini kepada Tribun Jabar selesai acara seminar.

Baca: Selain Faktor Agama, Aksi Terorisme Didasari oleh Faktor Kemiskinan dan Pendidikan

Lebih lanjut, pria lulusan Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, ini mengatakan, perdamaian tercipta jika tidak ada pelaku dan korban terorisme.

"Mantan pelaku adalah cermin dari seorang teroris. Mantan korban adalah cermin dari sadisme terorisme. Korban dan pelaku bisa bekerjasama, demi sebuah cita-cita yang sama agar tidak ada pelaku dan korban. Kalau tidak ada pelaku dan korban, itulah perdamaian," ujar Hasibullah.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved