Ketika Mantan Teroris dan Korban Teror Bom Duduk Bersama dalam Satu Forum
Apa jadinya jika mantan teroris dan korban teror bom duduk berdampingan dalam satu kesempatan?
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Isal Mawardi
Uniknya, Sony dan Kurnia sama-sama berbicara di hadapan ratusan mahasiswa mengenai pengalamannya.
Kurnia berbicara terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan Sony.
Kartun 'Masa Kecil' Terlahir Kembali, Berikut 4 Fakta Seputar Kartun Captain Tsubasa 2018 https://t.co/fmjGZKByQ8 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) April 5, 2018
Tak ada raut muka yang menunjukkan amarah di antara keduanya.
Bahkan, di akhir seminar, keduanya sempat bersalaman dan berpelukkan.
Sontak saja, saat mereka berpelukkan, ratusan mahasiswa yang menjadi peserta langsung bersorak dan tertawa bahagia.
Beberapa mahasiswa bahkan mengabadikan momen keakraban keduanya itu menggunakan kamera dan ponsel.
Hasibullah, mengatakan, dengan segala keterbatasan yang ada, AIDA mencoba untuk menyapa semua kalangan, termasuk mahasiswa dan akademisi, untuk menghadirkan solusi bagi radikalisme.
"Semua kita punya peranan penting untuk bisa melakukan sesuatu agar Indonesia ini menjadi lebih damai. Mahasiswa punya peranan. Dosen punya peranan. Tokoh agama punya peranan. Kampus punya peranan. Pemerintah juga punya peranan."
"AIDA dengan keterbatasan yang ada, mencoba untuk menyapa semua, agar berperan sebagai solusi bagi masalah ini. Radikalisme masalah kompleks. Kalau enggak bijak di dalamnya, khawatirnya menimbulkan masalah," kata pria yang akrab disapa Hasib ini kepada Tribun Jabar selesai acara seminar.
Baca: Selain Faktor Agama, Aksi Terorisme Didasari oleh Faktor Kemiskinan dan Pendidikan
Lebih lanjut, pria lulusan Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, ini mengatakan, perdamaian tercipta jika tidak ada pelaku dan korban terorisme.
"Mantan pelaku adalah cermin dari seorang teroris. Mantan korban adalah cermin dari sadisme terorisme. Korban dan pelaku bisa bekerjasama, demi sebuah cita-cita yang sama agar tidak ada pelaku dan korban. Kalau tidak ada pelaku dan korban, itulah perdamaian," ujar Hasibullah.