Story of Women
Di Balik Paras Indah Bak Surga Dunia, 4 Mojang Bandung Ini 'Tak Pasrah dengan Keadaan'
Selain keindahan wajah bak surga dunia, para perempuan di kota Bandung memiliki kisah-kisah inspiratif dalam menjalani kehidupan.
Penulis: Isal Mawardi | Editor: Isal Mawardi
TRIBUNJABAR.ID - Kota Bandung terkenal dengan keindahan paras penduduk-penduduknya, terutama para perempuan.
Tak ayal membuat Kota Bandung dijuluki Kota Kembang.
Selain keindahan wajah bak surga dunia, para perempuan di kota Bandung memiliki kisah-kisah inspiratif dalam menjalani kehidupan.
Berikut Tribun Jabar akan rangkum perempuan-perempuan cantik nan inspiratif yang berkarir di Kota Bandung.
1. Olivia Saputri (21)
Olivia Saputri (21), perempuan yang tinggal di sekitar Cikutra ini, bekerja menjadi satpam di sebuah bank di kawasan Kecamatan Sumurbandung, Kota Bandung sejak 1 April 2017.
Mengenakan kerudung berwarna biru tua dan seragam khas security berwarna putih, Olivia tampak ramah melayani nasabah.
Senyum terlihat tersimpul di wajahnya saat dia berbicara dengan siapapun yang ingin dibantu saat melakukan transaksi.
Mulai dari membukakan pintu, menjawab semua pertanyaan, sampai menuntun langkah-langkah yang harus dilakukan nasabah, dilakukan secara sigap oleh perempuan asal Jakarta Selatan ini.
"Pekerjaan apapun aku jalanin. Yang penting ada feedback bagus buat keluarga, buat aku. Aku anggak milih-milih pekerjaan. Selain itu, aku juga harus bantu biaya sekolah ketiga adik-adik aku. Yang paling gede sudah mau masuk kuliah," kata anak pertama dari empat bersaudara ini.
Alasan kuat lain Olivia memilih bekerja menjadi satpam adalah, karena dia yakin, pengalaman adalah guru terbaik.
Baca: Pengalaman Berharga Banyak Didapatkan Olivia Saputri Selama Menjadi Satpam di Bank
"Aku prinsipnya nyari pengalaman dulu mumpung masih muda. Nanti kan pengalaman itu bisa diceritain ke anak cucu. Selain itu, prinsip aku, pekerjaan apapun, yang penting ke depannya bisa lebih maju. Terus, apapun pekerkaannya, jangan sampai aku buka kerudung. Dan, bisa kepakai orang tua, diri aku, dan keluarga," katanya.
Setelah menjalani karir sebagai seorang satpam, Olivia juga mengaku banyak komentar yang didengarnya.
"Banyak yang komentar juga dari teman-teman. Mereka mengiranya aku bukan satpam di bank. Karena di bank itu kan satpamnya beda, harus bisa melayani nasabah juga. Temen aku juga ada yang bilang sambil bercanda, 'enggak akan ditemenin, ilfeel kamu jadi security'," kata Olivia seraya tertawa.
Tapi, lanjutnya, tak sedikit pula ada yang memberinya semangat.
2. Ismi Aisyah (25)
Penggerebekan pelaku teror di Kelurahan Arjuna, Kota Bandung, beberapa waktu lalu meninggalkan kisah menarik.
Di balik ketegangan yang ada kala itu, ada satu sosok yang nampaknya membuat hati beberapa orang dalam kondisi kalut ini menjadi tenang.
Sosok yang membuat hati adem itu tak lain dan tak bukan adalah wanita polisi bernama Ismi Aisyah.
Usut punya usut, wanita polisi berstatus Bripda ini juga ikut serta dalam penyergapan ini.
Bripda Ismi Aisyah, staf Sekretaris Pribadi Pimpinan (Sisprimpi) Polda Jawa Barat, ikut bersama Kepala Polda Jawa Barat Irjen Anton Charliyan saat aksi pelumpuhan terduga teroris di Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Senin (27/2/2017).
Baca: Polwan Cantik Bripda Ismi Ungkap Soal Makna Warna dalam Nuansa Resepsinya
Lalu, apa saja yang dilakukan Ismi di lokasi baku tembak?
"Secara umum kita tadi melakukan negosiasi kepada pelaku agar menyerahkan diri," ujar Ismi saat dihubungi Kompas.com melalui ponselnya, Senin malam.
Dia juga ikut membantu polisi lain untuk mengamankan masyarakat agar mundur dan keluar dari area steril di belakang garis polisi untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan.
Pada saat proses mengamankan warga, netizen mengambil gambar Ismi dan menyebarkannya di media sosial hingga ramai diperbincangkan.
"Saya tadi ikut mengamankan masyarakat," ungkapnya.
Saking sibuknya, Ismi bahkan sempat terpisah dari Kapolda Jawa Barat yang seharusnya ditemani olehnya ke mana pun mengingat tugasnya sebagai sekretaris pribadi.
"Bapak (Kapolda) gerakannya cepat, jadi saya terpisah. Warga juga ramai saat itu," tuturnya.
3. Irma Aulia (24)
Perempuan pekerja keras, itulah sebutan yang pantas disematkan kepada seorang perempuan asal Antapani Bandung, Irma Aulia (23).
Irma adalah pengemudi ojek online yang biasa beroperasi di Kota Bandung.
Tribun Jabar, pada Senin (16/10/2017) siang, menemui Irma di kawasan Taman Gasibu saat aksi demonstrasi ribuan pengemudi transportasi online di depan Gedung Sate, Bandung, tengah berlangsung.
Ia pun membeberkan alasannya, mengapa ia mau bergabung menjadi pengemudi ojek online.
Baca: 4 Fakta Lain Seputar Irma Aulia, Perempuan Pengemudi Ojek Online Asal Bandung
"Awalnya sih sering lihat ibu-ibu di daerah Dipatiukur sering pakai jasa ojek online. Awalnya terinspirasi dari situ," kata Irma.
Ia mengaku, ingin memanfaatkan sepeda motor dan Surat Izin Mengemudi (SIM) yang telah dimilikinya agar bisa berguna.
"Soalnya ngerasa kebutuhan hidup kurang terus. Terus Ima pikir Ima punya motor punya SIM ya udah dimanfaatin aja gitu. Cari tahu sendiri langsung ke kantor gojek nya. Mulai bergabung Februari 2017," ujar Irma.
Biasanya, lanjut Irma, ia menjadi pengemudi ojek online pada pukul 06.00 WIB sampai pukul 07.00 WIB, lalu dilanjutkan mulai pukul 18.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB.
Di luar jam itu, siang dan sore harinya, Irma mengaku bekerja sebagai pramuniaga pada sebuah swalayan di kawasan Dago.
Untuk mengantisipasi terjadinya kriminalitas, Irma pun tidak berani bekerja sebagai pengemudi ojek online di atas pukul 21.00 WIB.
Dalam sehari, Irma mengaku bisa mendapatkan Rp 100 ribu jika sedang ramai penumpang.
Sebagai seorang perempuan yang kerap kali berdandan, Irma pun mengaku tidak takut kepanasan dan kehujanan saat bekerja sebagai pengemudi ojek online.
"Kalau takut kehujanan dan kepanasan mah ya mending diem di rumah saja," ujar Irma.
Irma pun mengaku, saat bekerja menjadi pengemudi ojek online, ia kerap kali mengenakan riasan make-up tipis.
"Ya kalau tidak buru-buru saya biasa pakai make-up," kata Irma.
Perempuan berkulit putih ini saat ditemui Tribun Jabar sedang beristirahat di dekat perpustakaan Taman Gasibu.
Ia mengenakan jaket perusahaan penyedia aplikasi berwarna hijau, celana berwarna hitam, dan sepatu berwarna biru tua.
Rambut panjangnya tergerai dan di wajahnya masih terdapat riasan make-up terpoles tipis.
4. Indrie Melanie (39)
Indrie Melani (39) mengaku memilih berkarier di bank karena rasa penasaran.
Sebelumnya diberitakan, Indrie adalah seorang perempuan yang saat ini berkarier sebagai pimpinan cabang pembantu sebuah bank syariah di kawasan Braga, Kota Bandung sejak 2016.
Perjalanan dia sampai berada di posisi itu cukup panjang. Mulai 2001-2016 Indrie bekerja di empat bank berbeda dengan posisi sebagai customer service sampai manajer bisnis, hingga sekarang jadi pimpinan cabang pembantu.
"Kenapa di bank? Saat sebagai mahasiswi saya melihat orang-orang bank itu rapi. Seger lihatnya, asik lah lihatnya. Enggak berantakan."
Baca: Kisah Indrie Melani, Perempuan Inspiratif Pimpinan Cabang Bank di Bandung
"Saya juga ingin tahu bank itu seperti apa. Awalnya penasaran. Di balik kerapian orang-orang di bank itu ada apa?" ujar Indrie saat ditemui Tribun Jabar di kawasan Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Rabu (28/3/2018).
Akhirnya, setelah lulus kuliah dari Universitas Padjadjaran Bandung pada tahun 2000, Indrie bekerja sebagai customer service di sebuah bank swasta di Bandung pada tahun 2001.
"Kenapa saya memilih posisi sebagai CS? Karena saya senang ketemu banyak orang. Senang banyak ketemu orang orang yang sukses. Intinya bisa bertukar pikiran dan diskusi," ujarnya.
Indrie pun membagikan rahasianya bagaimana karirnya bisa terus naik hingga sekarang bisa menjadi pimpinan cabang pembantu.
Menurutnya, dalam bekerja, kita harus memiliki pikiran terbuka.
"Resepnya harus open mind (berpikiran terbuka), jangan terkungkung. Harus berani menerima tantangan dan mau jalaninnya. Jalanin dan libatkan Tuhan dalam setiap usaha," ujar Indrie.
Selain itu, lanjutnya, tantangan yang ada di tiap jenjang karir harus dihadapi.
"Bertahan bertahun-tahun karena ada challenge atau tantangan. Tiap jenjang karir ada jabatannya. Belajar ilmu baru," kata Indrie.
Karena ketekunannya, ibu satu anak yang tinggal di kawasan Parongpong, Bandung Barat ini, menjadi pimpinan kantor cabang pembantu bank syariah di kawasan Braga, Kota Bandung.
Sama seperti hari kerja biasanya, Indrie, pada pagi hari harus sudah berada di kantornya.
Mengenakan pakaian formal, dia langsung melakukan doa pagi yang juga dihadiri semua pegawai di kantornya.
Doa pagi yang dipimpin langsung olehnya, adalah kebijakan wajib yang harus dilakukan setiap hari di bank tempat dia bekerja
Setelah melakukan doa pagi, barulah Indrie memimpin morning briefing atau arahan pagi hari.
Kepada tujuh pegawai yang berada di bawah pengawasannya, dia langsung memberikan pengarahan apa yang harus dikerjakan khusus untuk hari kerja itu.
Akhirnya, setelah melaksanakan morning briefing, Indrie langsung masuk ke ruangannya.
Di ruangannya, dia memeriksa surat elektronik (email) yang berhubungan dengan pekerjaan yang masuk ke akunnya.
Tak ketinggalan, dia juga harus menanda tangani beberapa dokumen penting.
Lalu, jika hari itu dia ada janji bertemu seseorang untuk urusan pekerjaan, dia pun akan segera pergi keluar menepati janji itu.
