Komunitas Tanpa Batas Bandung, Ajari Anak Jalanan Tanpa Pamrih

Ya, pemandangan di trotoar itu merupakan kegiatan pengajaran anak jalanan yang dilakukan oleh Komunitas Tanpa Batas Bandung.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Yudha Maulana
istimewa
Komunitas Tanpa Batas Bandung saat mengajar anak jalanan. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Belasan anak kecil terlihat sedang berkumpul di trotoar.

Bukan sedang berjualan atau mengamen, mereka terlihat sedang fokus membaca sebuah buku.

Sesekali, mereka menuliskan sesuatu di buku-buku itu.

Kemudian, jika mereka kebingungan, mereka langsung bertanya kepada beberapa pemuda-pemudi yang sedari tadi berada di sekitar mereka.

Anak-anak itu bertanya mengenai apa yang tertulis di dalam buku.

Baca: Petugas Bandara Terang-terangan Mencium Koper Penumpang, Aku Mencintaimu Bagasi

Dengan sigap, pemuda itu langsung menghampiri anak yang mengalami kebingungan.

Dia terlihat mengajari anak yang kebingungan secara ramah.

Tak hanya membaca dan menulis di buku, anak-anak itu sesekali juga tampak tertawa riang.

Mereka tertawa riang karena terlihat bermain sekaligus bercanda dengan pemuda-pemudi yang berada di sekitarnya.

Ya, pemandangan di trotoar itu merupakan kegiatan pengajaran anak jalanan yang dilakukan oleh Komunitas Tanpa Batas Bandung.

Baca: Yuk, Ikuti Lomba Desain Rotan, Hadiahnya Bikin Ngiler, Lho!

Ketua Komunitas Tanpa Batas Bandung, Erwin Santosa (24), mengatakan, mereka memang selalu mengadakan kegiatan mengajar anak jalanan secara rutin di akhir pekan sebanyak 2-3 kali.

Biasanya, mereka mengajar anak jalanan di trotoar atau halaman kosong di sekitar simpang empat Jalan RE Martadinata, Bandung dekat Rumah Sakit Sariningsih atau dekat Samsat di simpang empat Kiaracondong-Soekarno Hatta, Bandung.

"Komunitas kami secara resmi berganti nama sejak April 2017. Tapi, sejak awal 2017 kami juga sudah berkegiatan, tapi namanya bukan komunitas ini. Kami memang komunitas yang peduli akan pendidikan, khususnya pendidikan anak jalanan dan kaum marjinal. Jadi, kami itu ya memberikan edukasi ke mereka tentang pelajaran dasar matematika, baca-tulis-hitung (calistung), dan pelajaran agama."

Baca: Panjat Tembok Bobol Plafon, Tujuh Minimarket Dibobol, Namun Komplotan Ini Akhirnya Digulung Polisi

"Kami memberikan apa yang mereka butuhkan yang biasanya didapatkan anak-anak lain yang beruntung di sekolah. Kami juga ingin mengubah sikap dan kepribadian mereka (menjadi lebih baik). Karena di jalan, identiknya mereka kurang sopan santun," kata Erwin saat ditemui Tribun Jabar di halaman sebuah mal di kawasan Jalan Gatot Subroto, Bandung, Sabtu (24/3/2018).

Mereka rupanya tak main-main dalam mengajarkan anak jalanan yang kesehariannya berjualan tisu, cobek, dan makanan ringan itu.

Mulai dari menyusun kurikulum, hingga memberikan buah tangan berupa makanan ringan kepada anak-anak yang mau datang belajar, mereka jalani itu sejak setahun yang lalu.

Baca: Persib Bandung Belum Sembuh dari Penyakit Kebobolan di Menit-menit Akhir

"Kami ada kurikulum. Kurikulum itu juga disusun oleh kami. Sesuai kurikulum, kami ajarkan mereka calistung, bikin karya, membuat kerajinan, pengajaran agama, sampai gerakan kesehatan. Semuanya pelajaran dasar."

"Data di kami ada sekitar 60-an anak jalanan, tapi yang rutin belajar cuma belasan. Ya itu, anak jalanan di sekitaran situ saja (lokasi mengajar). Tiap belajar anak-anak juga dikasih snack. Satu orang dapat satu. Pengajarnya juga dari kakak-kakak (anggota komunitas). Mahasiswa, pelajar, dari karyawan. Tapi, kebanyakan mahasiswa. Kami ada belasan anggota yang aktif mengajar, tapi anggota yang terdaftar sampai puluhan," kata Erwin.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved