Tepat Hari Ini 72 Tahun yang Lalu, Api Membakar Bandung, Ledakan Dinamit dari Waktu ke Waktu
Eksodus pengungsi pun tak terelakan setelah pengumuman tersebut menyebar.
Penulis: Mega Nugraha | Editor: Isal Mawardi
Laporan Wartawan Tribun Jabar Mega Nugraha Sukarna
TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG - Bagi warga Bandung, tanggal 24 Maret kerap diperingati sebagai hari bersejarah karena berkaitan dengan kisah heroik yang terjadi pada 72 tahun lalu, saat pemuda di Bandung saat itu, membumi hanguskan Bandung daripada mengikuti perintah pemerintah kolonial.
Peristiwa itu dikenal dengan Bandung Lautan Api. Hari ini, Sabtu (24/3/2018), warga Bandung memperingati peristiwa itu.
Tepat hari ini pada 72 tahun yang lalu, momen genting terjadi. Perdana Menteri Syahrir mengikuti ultimatum pemerintah kolonial yang meminta warga Bandung khususnya pasukan bersenjata meninggalkan Bandung selatan paling lambat 24 Maret 1946 pukul 24.00.
Komandan Divisi, Nasution kembali bernegosiasi dengan Jenderal Hawtorn, Komandan Divisi Hindia ke-23. Ia meminta agar memundurkan batas waktu namun tidak digubris Jenderal Hawtorn.
Buku Bandung Awal Revolusi, 1945-1946 (Bandung In The Early Revolution, 1945-1946, NY Cornell Modern Indonesia Project, Southeast Asia Programme, 1964), karya John RW Smail, akademisi lulusan Harvard University bidang Sejarah Inggris mengulas kejadian tersebut dengan mengutip sejumlah dokumen sejarah termasuk koran Merdeka, yang terbit pada momen itu.
Baca: FOTO: 5000 Peserta Pawai Obor Meriahkan Peringatan Bandung Lautan Api
John menulis, keputusan soal membumi hanguskan Bandung dibuat oleh Sutoko, Kepala Seksi Militer MP3 dan Omon Abdurahman, Komanan Resimen ke-8 Kota pada siang hari, 24 Maret 1946. Belakangan, Nasution sebagai pejabat militer yang berwenang, belakangan turut menyetujuinya.
"Perintah disampaikan lewat unit militer MP3 kepada para pemuda yang siap beraksi. Dinamit disalurkan dan tanggung jawab dibagi. Dan pada malam harinya, rencana menghancurkan kota telah siap dijalankan," tulis John.
24 Maret 1946 pukul 14.30, Walikota Bandung memberitahu masyarakat lewat siaran radio mengenai keputusan pemerintah pusat dan mengumumkan pemerintahan kota akan tetap bertahan di Bandung. Namun, sekitar pukul 16.00, pesan diterma dari Komandan Divisi Ketiga bahwa pemerintahan kota (juga) harus meninggalkan Bandung sebelum pukul 20.00 karena seluruh kota akan dibakar dan dihancurkan.
Kabar itu telah tersebar di seluruh kota pada petang harinya dan setelah hujan lebat reda menjadi gerimis sekitar pukul 19.00, penduduk yang masih tinggal di kota mulai bergerak ke luar kota di sepanjang tiga jalan utama ke arah barat daya, selatan dan tenggarara.
Eksodus pengungsi pun tak terelakan setelah pengumuman tersebut menyebar.
Baca: Sejarah Bandung Lautan Api : Ini yang Terjadi Sehari Sebelum Bandung Dibakar
"Di belakang para pengungsi, suara ledakan dinamit terdengar dari waktu ke waktu dan api yang disulut para pemuda menyebar ke seluruh sisi kota sebelah selatan rel kereta api. Suasana malam hari dalam kondisi revolusi menyebabkan api terlihat lebih menakutkan daripada sebenarnya. Bandung seolah menjadi lautan api dan gambaran melekat kuat dalam benak mereka yang berada di dalam kota pada 24 Maret 1946," ujarnya.
Koran Merdeka terbitan 25 Maret menulis,